Penulis: Wibisono | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SIDOARJO-Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, bertambah menjadi empat santri.
Satu jenazah terbaru tiba di Ruang Dekontaminasi RSI Siti Hajar, Sidoarjo, sekitar pukul 14.55 WIB, Rabu (1/10/2025), menggunakan ambulans milik RSUD Notopuro. Sesuai prosedur, jenazah langsung dilakukan pemeriksaan atau visum untuk memastikan identitas dan kondisi korban.
Korban ditemukan setelah tiga hari tertimbun reruntuhan musala yang ambruk pada Senin (29/9/2025) siang. Proses evakuasi dilakukan tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, dan relawan menggunakan alat berat serta bantuan manual untuk mengangkat puing-puing bangunan.
Hingga kini, tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran di lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah reruntuhan.
Sementara itu, RSI Siti Hajar dan RSUD Notopuro menyiapkan puluhan kantong jenazah untuk korban meninggal dunia akibat ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Direktur RSUD Notopuro Sidoarjo, dr Atok Irawan membenarkan, kantong jenazah sudah disiapkan oleh pihaknya untuk korban meninggal tragedi Ponpes Al-Khoziny.
15 Korban Terperangkap
Tim SAR mendeteksi keberadaan 15 orang korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025).
Sektor A1 merupakan sisi depan mushola yang diduga menjadi lokasi tujuh santri terdeteksi masih atau masuk kategori merah. Sementara sektor A2 di sisi bagian belakang jadi lokasi delapan santri yang masuk kategori hitam atau tidak memberi respons.
Sedangkan sektor A3 adalah bangunan lantai atas mushola yang tinggal menyisakan puing-puing bangunan dan tidak terdeteksi keberadaan korban.
“Yang di top floor (sektor A3) sudah clear tinggal akses di dua. Lalu kemudian dari A2 dan A1 adalah yang paling depan yang kita masuk permukaan dari arah jalan masuk itu adalah akses di tempat terdekat untuk bisa masuk ke kolom sebelah,” katanya dalam konferensi pers di Posko Criris Centre Ponpes Al Khoziny.
“Penjuru paling jauh di belakang ini (sektor A2) sudah tidak kami diprioritaskan lagi karena penurunan tingkat kesadaran dari merah kemudian berubah menjadi hitam,” sambungnya.
Tim SAR bakal memprioritaskan evakuasi delapan korban kategori hitam itu apabila fase rescue sudah selesai. Sebab untuk mengevakuasinya harus mengangkat reruntuhan lebih dulu.
“Delapan belum bisa kami pindahkan, batang tubuhnya itu terhimpit di kolom. Sehinggaz kalau kami mau pindahkan ini kami harus angkat beban empat lantai ke atas,” katanya.
“Nah, sehingga fase yang hitam ini akan kami prioritaskan setelah fase rescue selesai. Artinya dengan pengurangan beban dari runtuhan ini akan memberikan celah. Karena posisinya di lantai dasar. Posisinya di lantai dasar dan mereka ada persis di tengah,” sambungnya.
Sementara itu Tim SAR terus memberikan suplai makan dan minum untuk tujuh korban berstatus merah. Suplai tersebut diharapkan bisa memperpanjang fase life time korban di tengah proses evakuasi yang terus berlangsung.
Emi menyatakan, Tim SAR saat ini tengah memaksimalkan fase golden time atau 72 jam pascakejadian untuk mengevakuasi korban yang terdeteksi hidup.
Apabila fase golden time sudah melewati batas, maka Tim SAR bakal melakukan asesmen ulang dengan melibatkan pihak keluarga untuk menjalankan metode evakuasi tahap selanjutnya, yakni pengangkatan reruntuhan.
“Apabila kondisi ini membuat status berubah dari responsif menjadi tidak responsif, tentu kami akan melaksanakan konsolidasi kembali melibatkan pihak keluarga, kita akan rubah metode pendekatan terhadap korban dengan menggunakan mungkin dengan menggunakan peralatan berat akan kita ambil satu persatu puing yang ada,” ungkapnya.
Emi Frizer Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas menjelaskan, pihaknya membagi tiga sektor di bangunan ambruk tersebut. Yakni A1, A2, dan A3.***