KREDEONEWS.COM, JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan sejumlah negara maju melirik Giant Sea Wall (GSW), proyek tanggul laut raksasa yang direncanakan membentang dari Jakarta hingga Gresik, Jawa Timur.
Untuk menggandeng lebih banyak investor asing kelas kakap, pemerintah telah bertemu dengan beberapa otoritas di negara maju, dua di antaranya adalah China dan Jepang.

“Kemarin sudah dibahas dengan China, dengan Jepang dan juga dengan beberapa negara lain yang mereka cukup tertarik untuk pengembangan Giant Sea Wall,” ujar Airlangga saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024.
Dalam tahapannya, kajian soal pembangunan tanggul laut raksasa ini sebagiannya telah rampung dilakukan. Sehingga, arahan Presiden Prabowo Subianto bahwa proyek mulai dibangun di sisi barat atau dari Banten sampai ke Cirebon, Jawa Barat.
“Jadi satu mengenai Giant Sea Wall itu kita sedang melakukan studi-nya sebagian besar sudah selesai. Kemudian kita akan bahas lebih detail mengenai fasenya. Nah arahan Bapak Presiden fase pertama itu yang di sebelah barat,” kata dia.
Adapun skema investasi Giant Sea Wall ditempuh melalui public private partnership (PPP) atau kemitraan publik swasta (KPS). Artinya, bakal ada kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta untuk menyediakan dan membiayai proyek itu.
Airlangga menyebut, Indonesia berpengalaman mengembangkan proyek dengan skema public private partnership.
“Dan kita akan mengembangkan itu berdasarkan public private partnership. Kita kan sudah punya pengalaman dalam public private partnership. Dan dari pengalaman kita melihat bahwa beberapa negara yang melakukan itu antara lain Korea dan juga Belanda. Sehingga mereka juga dilibatkan dalam studi ini, sehingga tentu ini masih ke depan kita akan persiapkan,” ucap dia.**