Menu

Mode Gelap

News

Makan Bergizi Rp 10.000, Megawati: Mas Prabowo, Mbok Dihitung Ulang

badge-check


					Megawati Soekarnoputri, Presiden VI RI . instagram@presidenmegawati Perbesar

Megawati Soekarnoputri, Presiden VI RI . instagram@presidenmegawati

KREDONEWS.COM, JAKARTA-  Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mendukung program makan bergizi gratis yang bakal dilaksanakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun, Megawati menyoroti anggaran program makan bergizi gratis yang disiapkan pemerintah, yakni Rp 10.000 per porsi.

“Katanya mau kasih makanan gratis, setuju saya, beneran. Tapi apa? Saya hitung, lah saya juga tukang masak kok,” ujar Megawati dalam acara peluncuran buku Pilpres 2024 oleh Todung Mulya Lubis, di Jakarta, 12 Desember 2024.

Menurut Megawati, anggaran Rp 10.000 per porsi tersebut tidak masuk akal bagi dirinya yang mengerti memasak.

Dalam sebuah acara baru-baru ini di Jakarta, ia menyerukan agar anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 10.000 per porsi dikaji ulang, dengan alasan bahwa anggaran tersebut tidak mencukupi mengingat meningkatnya biaya makanan dan biaya hidup di Indonesia.

Megawati menyatakan keraguannya mengenai kelayakan menyediakan makanan bergizi hanya dengan Rp 10.000 per porsi, dengan menyatakan, “Saya hitung, lho saya juga tukang masak kok” (Saya hitung, saya juga bisa masak) dan mempertanyakan apa yang bisa diberikan dengan jumlah sebesar itu secara realistis dalam hal gizi.

Ia menekankan bahwa jumlah tersebut tidak memadai, terutama karena harga bahan makanan pokok terus meningkat.

Terlepas dari kritiknya, Megawati menegaskan dukungannya terhadap inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan gizi di antara populasi yang rentan, termasuk anak-anak dan ibu hamil. Ia mendesak Presiden Prabowo untuk memastikan bahwa program ini efektif dan realistis dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Menanggapi kritik tersebut, para pejabat pemerintah mengklarifikasi bahwa angka Rp 10.000 merupakan biaya produksi rata-rata dan bukan biaya konsumsi tetap.

Mereka menyatakan bahwa sumber bahan baku lokal akan membantu menekan biaya, tetapi mengakui bahwa penyesuaian mungkin diperlukan tergantung pada variasi harga di tingkat regional.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas dengan proyeksi anggaran sebesar Rp 71 triliun yang bertujuan untuk menjangkau sekitar 82 juta penerima manfaat pada tahun 2029.

Rencana ambisius ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mengatasi malnutrisi di Indonesia, namun menimbulkan pertanyaan mengenai implementasi praktisnya mengingat kondisi ekonomi saat ini. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kasus Tewasnya Brigader Nurhadi, Polda Tahan Misri Puspita Anak Yatim Tulang Punggung Keluarga

9 Juli 2025 - 22:29 WIB

Hadiri HUT ke 45 Dekranas di Balikpapan, Yuliati Nugrahani: Perajin Napas Kami, Satu Bergerak untuk Semua

9 Juli 2025 - 20:08 WIB

Arya Daru Diplomat Muda Ditemukan Tewas dengan Seluruh Kepala Dibungkus Plastik dan Lakban

9 Juli 2025 - 17:39 WIB

Mensesneg: Presiden Tak Pernah Perintahkan Gibran Berkantor di Papua

9 Juli 2025 - 17:11 WIB

7-Juli 2025, Lewotobi Laki-laki Erupsi 6 Kali Semburkan Awan 18.000 M

9 Juli 2025 - 16:59 WIB

Kesamben Punya 994 Ha Sawah, 6 Brigade Pangan dan 15 Pemuda Milenial untuk Program Oplah

9 Juli 2025 - 12:29 WIB

Tuduhan Ijazah Jokowi Buatan Pasar Pramuka, Beathor Suryadi Minta Maaf kepada Prof Paiman Raharjo

9 Juli 2025 - 09:35 WIB

The Velvet Sundown yang Tiba-tiba Populer di Spotify, Buatan AI

9 Juli 2025 - 08:09 WIB

Kasus Sambo Terulang di NTB, Birgadir M Nurhadi Dihabisi di Kolam Gili Trawangan

8 Juli 2025 - 22:32 WIB

Trending di Headline