Permasalahan penyakit kanker serviks dan kutil kelamin menjadi masalah kesehatan yang meningkat yang tidak diiringi dengan pemahaman terkait hal tersebut. Menjawab permasalahan tersebut, Institut Tekologi Sepuluh November (ITS) menggelar webinar bertajuk ITS Medics dengan tujuan memperkenalkan sejak dini serta mengatasi infeksi kanker serviks dan kutil kelamin.
Dr Sonny Fadli MIST MKedKlin SpOG, pemateri sekaligus dokter kandungan menjelaskan, bahwa kanker serviks merupakan penyakit pada kelamin yang disebabkan oleh virus Human papillomavirus (HPV). Infeksi virus yang menginfeksi epidermis dan membran mukosa manusia tersebut menjadikan sel-sel ganas terus berkembang secara tak terkendali. “Pertumbuhan sel tak terkendali tersebut merupakan penyebab terjadinya kanker serviks,” tegasnya.
Dilansir dalam its.ac.id, Sonny menuturkan bahwa pertumbuhan sel ganas pada serviks dapat diketahui melalui beberapa gejala, yakni pendarahan ekstrem saat menstruasi, keputihan berat, dan nyeri saat berhubungan seksual. Apabila seseorang mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera melakukan uji penyakit kanker serviks agar segera memperoleh perawatan yang tepat. Tes yang dapat dilakukan, yakni tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), tes HPV, atau tes pap smear.
Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan sel ganas tak terkendali, imbuhnya, seseorang harus menghindari beberapa perilaku, termasuk perilaku merokok, hubungan seksual dengan banyak pasangan, dan kontrasepsi oral. “Langkah pencegahan juga dapat dilakukan dengan pemberian vaksin Cervarix, Gardasil 4, dan Gardasil 9,” ucap Sonny.
Sementara itu, dr Desiana Widityaning Sari SpDV MKedKlin turut menyampaikan penjelasan terkait salah satu penyakit yang disebabkan HPV, yakni kutil kelamin. Kutil kelamin atau Condyloma acuminata merupakan lesi epitel jinak yang disebabkan oleh virus HPV 6 dan 11 di area anogenital pria maupun wanita. Letak kutil kelamin pada pria berada pada area penis, skrotum, dan anus. Sedangkan, kutil kelamin pada wanita terdapat pada area vulva, vagina, dan serviks.
Dokter spesialis kulit kelamin tersebut mengungkapkan, gejala yang dialami penderita kutil kelamin bervariasi, salah satunya rasa gatal pada area vital. Bukan hanya itu, penyakit ini juga menyebabkan perasaan tidak nyaman atau trauma saat aktivitas seksual. “Tetapi, ada juga penderita yang tidak mengalami gejala apapun,” ucapnya.
Sebagai upaya pencegahan, lanjutnya, penyakit ini dapat dihindari dengan menjauhi seks bebas, melakukan khitan, dan menggunakan alat kontrasepsi berupa jaswadi saat berhubungan badan. Apabila sudah terjangkit, pengobatan dapat dilakukan menggunakan aplikasi topikal dengan asam salisilat 80 hingga 90 persen dan vaksin HPV. “Pengobatan konsisten selama tiga bulan perlu ditambahkan vaksin HPV dengan tipe bivalen, kuadrivalen, dan nonavalen,” jelasnya.
Desiana berharap, kegiatan ini dapat menjadi upaya preventif untuk mencegah timbulnya infeksi kelamin akibat HPV. Bukan hanya itu, dirinya menyampaikan agar masyarakat harus turut andil dalam tidak memberikan stigma negatif dan diskriminasi pada penderita. “Tujuannya agar kesehatan psikologis penderita tidak ikut terdampak,” tutup Desiana penuh harap.