Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, JAKARTA– Pereli internasional asal Indonesia, Rifat Helmy Sungkar, mengingatkan masyarakat agar tidak menggunakan ban serep secara terus-menerus. Melalui unggahan video di media sosialnya pada 9 Mei 2025, Rifat menjelaskan bahwa penggunaan ban serep memiliki batasan dan risiko tersendiri.

Menurut Rifat, ada tiga jenis kondisi terkait ban serep. Pertama adalah mobil yang tidak memiliki ban serep sama sekali. Umumnya, mobil jenis ini menggunakan ban RFT (Run Flat Tire). “Ban RFT itu dindingnya keras, jadi walau kempis, mobil masih bisa jalan sampai titik tertentu,” jelas Rifat. Meski begitu, pengguna tetap disarankan segera mengganti ban tersebut setelah menempuh jarak tertentu. Biasanya, mobil dengan ban RFT dilengkapi dengan repair kit, sehingga pemilik mobil perlu memahami cara penggunaannya.
Jenis kedua adalah ban serep berukuran kecil. Ban ini, menurut Rifat, hanya diperuntukkan untuk penggunaan sementara. “Biasanya ada batas kecepatan pada bannya, bisa 40, 50, atau 60 km/jam tergantung jenisnya,” ujarnya. Ban jenis ini sebaiknya hanya digunakan hingga pengemudi mencapai bengkel atau lokasi tujuan.
Jenis ketiga, yang kerap menimbulkan kesalahan persepsi, adalah ban serep yang memiliki ukuran dan bentuk sama seperti ban utama. Rifat menegaskan bahwa walaupun tampak identik, ban serep yang lama tidak digunakan bisa mengalami penurunan kualitas. “Selama nganggur, ban itu kena panas, dingin, oksidasi. Jadi walaupun kelihatannya baru, strukturnya bisa saja tidak sempurna,” katanya.
Ia menyarankan agar pengemudi segera memeriksa kondisi ban serep ke toko ban setelah digunakan, termasuk tekanan angin dan struktur bannya. “Kalau enggak, ban ini justru bisa menimbulkan potensi bahaya di waktu mendatang,” tegasnya.
Rifat mengajak masyarakat untuk memahami jenis dan fungsi ban serep masing-masing, demi keselamatan di jalan.