Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS..COM, JAKARTA-
Mengawali April 2025, peringkat dan jumlah total kekayaan para konglomerat di Indonesia terus mengalami perubahan. Kekayaan mereka berasal dari berbagai bisnis dengan angka yang fantastis nilainya, berasal dari komoditas, perbankan, teknologi, sampai dengan manufaktur.
Otto Toto Sugiri misalnya, pendiri sekaligus Direktur Utama DCI Indonesia yang kekayaannya mencapai US$6,8 miliar (sama dengan Rp114 triliun) membuatnya hadir sebagai status pendatang baru di deretan orang-orang terkaya Indonesia dalam daftar Bloomberg Billionaires April 2025.
Berikut Daftarnya:
1. Low Tuck Kwong
Sampai dengan data terbaru, Low Tuck Kwong berhasil menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya Indonesia. Ia juga berhasil meraih peringkat ke-67 sebagai orang terkaya di dunia.
Low Tuck Kwong sampai dengan tertanggal 10 April 2025, berdasarkan data Bloomberg, berhasil mengantongi jumlah kekayaan mencapai US$26,5 miliar (Rp444,86 triliun).
Seiringan dengan keberhasilan bertengger di nomor 1 orang terkaya di Indonesia, harta Low Tuck Kwong sejak 1 Januari menguap 4,9% dengan catatan US$1,4 miliar (Rp23,5 triliun).
Kekayaan amat besar Low Tuck Kwong berasal dari kepemilikan bisnisnya di salah satu Perusahaan batu bara terbesar di Indonesia, Bayan Resources (BYAN).
Berdasarkan data Bloomberg, sumber kekayaan Low Tuck Kwong berasal dari Perusahaan di bidang energi baru terbarukan yang bermarkas di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Manhattan Resources.
Melalui berbagai Perusahaan ternama, Low Tuck Kwong menggenggam penuh 40,18% saham Bayan Resources (BYAN) langsung. Kekayaannya juga berasal dari Perusahaan penyedia jasa penambangan, Samindo Resources (MYOH) dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 14,18% atas namanya langsung.
2. Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto secara mengejutkan berada di peringkat ke-2 orang terkaya di Indonesia, sekaligus menjadi orang terkaya ke-96 di dunia. Ia merupakan pendiri Royal Golden Eagle, sebuah konglomerat manufaktur yang memiliki aset lebih dari US$35 miliar.
Grup yang berfundamental di Singapura ini memiliki perkebunan kelapa sawit dan kayu, fasilitas gas alam, dan pabrik tekstil. Kantor keluarga Tanoto, Pacific Eagle, juga memiliki properti di London, Singapura, Shanghai, sampai dengan Munich.
Dengan berbagai aset dan sumber kekayaan tersebut, Sukanto berhasil mencatatkan angka kekayaan mencapai US$19,5 miliar (Rp327,35 triliun).
Adapun sejak awal tahun kekayaan Sukanto Tanoto menyusut 4,3% atau senilai US$871,5 juta (Rp14,6 triliun).
Di samping itu, sumber kekayaan Sukanto Tanoto juga berasal dari berbagai Perusahaan, seperti Apical, yang bergerak di perdagangan minyak sawit, dan Sateri, Perusahaan yang memproduksi serat viscose.
Sumber kekayaannya juga bersumber dari Pacific Eagle—bagian dari grup perusahaan Royal Golden Eagle di pasar real estat. Bisnisnya juga mencakup Pacific Energy, dengan Pacific Oil and Gas hingga berhasil menempati urutan ke-2 orang terkaya Indonesia.
3. Budi Hartono
Di posisi selanjutnya Budi Hartono berada di peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia, dengan menyabet orang terkaya ke-103 di dunia. Dengan jumlah kekayaannya yang mencapai US$18,4 miliar (Rp308,88 triliun).
Kekayaan Budi Hartono utamanya berasal dari Grup Djarum, yang selanjutnya juga berasal dari bisnis yang dipimpin melalui Perusahaan induk Dwimuria Investama Andalan.
Budi Hartono (Rumahinovasi.net/diolah)
Berdasarkan data Bloomberg, melalui Perusahaan induk tersebut Budi Hartono menggenggam 29% saham Bank Central Asia (Saham BBCA). Kekayaannya juga berasal dari operator menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara (TOWR) melalui Sapta Adhikari Investama yang menggenggam 31% saham.
Selain itu, Budi Hartono juga menggenggam 37% saham Global Digital Niaga (BELI) sebagai bagian dari Grup Djarum, yang mengelola platform e-commerce Blibli.
Adapun aset kekayaan Budi Hartono saat ini terbagi kepada sejumlah saham, yaitu saham BBCA mencapai US$17,7 miliar, saham BELI senilai US$1,2 miliar, dan juga pada saham TOWR sejumlah US$478 juta.
Sejak tahun baru 2025, kekayaan Budi Hartono menguap hingga 18,5% atau kehilangan di atas kertas senilai US$4,2 miliar (Rp70,5 triliun).
4. Michael Hartono
Posisi orang terkaya ke-4 di Indonesia diduduki oleh saudara Budi, yaitu Michael Hartono yang juga pemilik Grup Djarum. Kekayaannya menyentuh US$17 miliar (Rp285,4 triliun) menempatkan Michael di urutan 114 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index data April 2025.
Bersama dengan saudaranya, kekayaan Michael juga berasal dari bisnis yang disetir melalui Perusahaan induk di Indonesia melalui Dwimuria Investama Andalan.
Melalui Perusahaan induk itu, Michael menggenggam 28% saham Bank BCA, yang merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dengan nilai total aset mencapai Rp1.449 triliun. Selain itu, Michael juga merupakan pemilik atas operator menara telekomunikasi TOWR melalui Sapta Adhikari Investama, dengan menggenggam 29% saham.
Adapun sejak awal tahun, harta Michael berkurang US$4 miliar (Rp67,14 triliun) atau turun 19% menjadi US$17 miliar (Rp285,4 triliun).
Dengan nilai itu, kekayaan Michael amat solid dan unggul dari jumlah harta kekayaan konglomerat Prajogo Pangestu, Anthoni Salim, juga Sri Prakash Lohia, dan juga Otto Toto Sugiri sang pendatang baru.
5. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu harus berpuas diri ada di peringkat ke-5 orang terkaya di Indonesia, sekaligus menjadi orang terkaya ke-120 di dunia. Jumlah kekayaannya terbilang US$16,5 miliar (Rp276,99 triliun).
Kekayaannya menyusut turun amat signifikan di sepanjang tahun 2025 mencapai US$13,2 miliar (Rp221,59 triliun), yang sama dengan kehilangan setengah harta kekayaannya, 44,4% point-to-point hingga ada di angka kekayaan US$16,5 miliar (Rp276,99 triliun) imbas ketidakpastian global, termasuk tarif Trump.
Prajogo Pangestu merupakan pemilik dan bos dari grup Barito Pacific, yang merupakan Perusahaan petrokimia dan energi panas bumi, jadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini juga menguasai pembangkit tenaga listrik unggulan.
Berdasarkan data Bloomberg, kekayaannya juga berasal dari grup yang mencakup perusahaan terpandang lainnya, seperti Chandra Asri Petrochemical (Saham TPIA) dan Barito Renewables Energy (Saham BREN).
Prajogo Pangestu menggenggam 71,36% saham BRPT secara langsung. Dia juga memiliki 5,03% saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA), yang tercatat langsung atas namanya.
Selain itu, Prajogo menguasai 84,97% saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang berjaya usai melangsungkan IPO kala itu. Ia juga menguasai langsung dan tidak langsung saham Barito Renewables Energy (BREN) yang listing pada Oktober 2023.
Sejalan dengan hilangnya kekayaan di atas kertas tersebut, pamor orang terkaya juga tergeser posisinya menjadi peringkat ke-5 berdasarkan data terbaru Bloomberg Billionaires (Rich) Index April 2025.
6. Anthoni Salim
Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim bertengger pada urutan ke-6 orang terkaya di Indonesia, dan merupakan pemilik urutan 186 orang terkaya di dunia.
Kekayaannya mencapai sebesar US$12 miliar (Rp201,44 triliun). Adapun sepanjang tahun berjalan, nilai kekayaannya menguap di atas kertas senilai US$864,8 juta (Rp14,51 triliun) atau sama dengan kehilangan 6,7% ytd.
Grup Indofood merupakan Perusahaan pembuat mie instan terbesar di Indonesia. Anthoni juga memiliki saham di First Pacific, Gallant Venture, Bank Ina, dan jaringan bisnis ritel pada Indoritel Makmur.
Mayoritas kekayaan Anthoni berasal dari kepemilikannya di Amman Mineral Internasional (AMMN), Perusahaan pertambangan tembaga dan emas terkemuka di dunia, yang dipegangnya melalui Sumber Gemilang dan Pesona Sukses.
Mencermati lebih jauh, Anthoni memegang 24% saham Sumber Gemilang Persada, yang juga menggenggam 32% saham Amman. Dia juga memiliki 100% saham Persona Sukses, yang memegang 6,52% saham Amman Mineral.
7. Sri Prakash Lohia
Sepanjang tahun berjalan sampai dengan 10 April 2025, harta pemilik perusahaan grup Indorama ini menguap US$3 miliar (Rp50,4 triliun), turun 30,4% hingga menjadi US$6,8 miliar atau setara dengan Rp114,15 triliun.
Dengan harta sebesar itu, Sri Prakash Lohia masih berhasil menempati urutan ke-433 orang terkaya di dunia, dan ke-8 di Indonesia.
Grup Indorama merupakan perusahaan induk yang berbasis di Singapura, yang menjalankan bisnis pada segmen tekstil, polyester, sarung tangan medis dan benang, hingga sampai dengan bahan-bahan kimia industri, meliputi pupuk. Grup Indorama telah berhasil mengoperasikan manufaktur mencapai 35 negara.
Sri Prakash Lohia mempunyai 32% saham dari Indorama Ventures yang berdomisili di Bangkok melalui Perusahaan induk, mengutip laman resmi Perusahaan. Ia juga menggenggam 92% saham Perusahaan polyester Indorama Synthetics melalui Perusahaan induk–holding, menurut data pada Agustus 2024.
8. Otto Toto Sugiri
Otto Toto Sugiri merupakan salah satu pendiri sekaligus direktur utama DCI Indonesia (DCII), penyedia layanan pusat data terbesar di Indonesia.
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini melaporkan pendapatan mencapai Rp1,8 triliun pada tahun buku 2024 dengan 7 pusat data yang tersebar di tiga kota besar di Indonesia. Yang secara langsung dimilikinya 29,9% saham di Perusahaan tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, Otto Toto Sugiri juga merupakan salah satu pendiri IndoInternet (EDGE), penyedia layanan internet terintegrasi pertama di Indonesia. Namun Sugiri menjual 17% sahamnya di Indointernet senilai US$75 juta pada 2023 kepada Digital Edge, perusahaan sejenis yang berbasis di Singapura.
Dengan berbagai aset dan sumber kekayaan tersebut, Otto Toto Sugiri berhasil menempati peringkat ke-435 orang terkaya di seluruh dunia, dengan keberhasilan mencatat kekayaan yang melesat signifikan mencapai US$4,8 miliar (Rp80,58 triliun), bertambah 237,6% ptp hingga ada di angka kekayaan US$6,8 miliar (Rp114 triliun).***
No | Nama | Kekayaan | Kenaikan/Penurunan | % (Year-to-Date) |
1 | Low Tuck Kwong | Rp444,86 T | (Rp23,5 T) | (4,9%) |
2 | Sukanto Tanoto | Rp327,35 T | (Rp14,6 T) | (4,3%) |
3 | Budi Hartono | Rp308,88 T | (Rp70,5 T) | (18,5%) |
4 | Michael Hartono | Rp285,4 T | (Rp67,14 T) | (19%) |
5 | Prajogo Pangestu | Rp276,99 T | (Rp221,59 T) | (44,4%) |
6 | Anthoni Salim | Rp201,44 T | (Rp14,51 T) | (6,7%) |
7 | Sri Prakash Lohia | Rp114,15 T | (Rp50,4 T) | (30,4%) |
8 | Otto Toto Sugiri | Rp114 T | Rp80,58 T | 237,6% |
Sumber: Bloomberg, dengan Kurs acuan BI pada 10 April, yaitu Jisdor berada di posisi Rp16.779/US$