Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Dokter Spesialis Kandungan, DR dr. Liva Wijaya, SpOG, menegaskan bahwa parasetamol atau asetaminofen aman dikonsumsi ibu hamil. Ia menepis isu yang mengaitkan penggunaan obat tersebut dengan risiko autisme pada anak.
“Parasetamol aman digunakan pada ibu hamil. Tidak ada hubungannya dengan autisme,” kata dr. Liva kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/9).
Ia menjelaskan dosis yang dianjurkan adalah 3 x 500 miligram atau 15 mg/kg berat badan, maksimal 1 gram per kali konsumsi, dan sehari tidak lebih dari 4.000 miligram yang dibagi dalam empat kali pemberian. Jika dosis lebih kecil sudah efektif, maka tidak perlu ditingkatkan.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya keresahan publik setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam konferensi pers Gedung Putih, menyebut penggunaan parasetamol selama kehamilan dapat meningkatkan risiko autisme. Ia juga sempat mengaitkannya dengan vaksin anak, sebuah klaim yang langsung menuai kritik luas dari komunitas medis.
Sejumlah ahli menegaskan bahwa bukti ilmiah saat ini tidak mendukung klaim hubungan sebab-akibat antara parasetamol maupun vaksin dengan autisme. Organisasi internasional seperti Autism Science Foundation bahkan menyebut asosiasi yang dilaporkan masih terbatas, tidak konsisten, dan belum cukup kuat untuk menarik kesimpulan.
Menanggapi isu yang mencuat, Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM) mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka menegaskan, “SMFM tetap pada rekomendasinya bahwa penggunaan asetaminofen selama kehamilan tidak terbukti menyebabkan atau meningkatkan risiko autisme maupun masalah neuroperilaku lainnya pada anak. Asetaminofen tetap merupakan obat yang sesuai untuk mengatasi rasa sakit dan demam selama kehamilan.”
SMFM juga menyampaikan bahwa meskipun ada penelitian yang menyarankan potensi kaitan antara penggunaan asetaminofen selama kehamilan dengan autisme atau ADHD, belum ditemukan hubungan sebab-akibat yang pasti.
Mereka mendukung penelitian lanjutan yang melibatkan pasien hamil untuk memahami penyebab potensial dari disabilitas perkembangan saraf pada anak.
Dr. Liva menekankan, demam yang tidak ditangani pada ibu hamil justru dapat membahayakan janin. Oleh karena itu, penggunaan parasetamol sesuai dosis tetap lebih aman dibanding membiarkan kondisi ibu tidak tertangani. “Kami pastikan, bila digunakan dengan benar, parasetamol tetap aman,” tegasnya.
Dengan adanya penjelasan dari dokter kandungan dan SMFM, diharapkan para ibu hamil dapat lebih tenang menggunakan parasetamol bila diperlukan, tentunya di bawah pengawasan tenaga medis, dan tidak terpengaruh informasi keliru yang beredar di publik.***