Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, LONDON-Sekelompok mahasiswa di Isaac Newton Academy di Essex, Inggris, telah menciptakan kondom “pintar” untuk mendeteksi infeksi menular seksual (IMS) pada pemakainya.
Disebut S.T.Eye, kondom lateks ini dilapisi antibodi yang akan bereaksi dengan bakteri penyebab IMS, memicu perubahan warna.
Perubahan warna ini akan terjadi di kedua sisi kondom. Jika terdapat IMS, warna kondom akan berubah menjadi hijau untuk klamidia, ungu untuk kutil kelamin, biru untuk sifilis, dan kuning untuk herpes.
Ide ini, yang masih dalam tahap konsep, merupakan gagasan Daanyaal Ali (14), Chirag Shah (14), dan Muaz Nawaz (13), yang memenangkan penghargaan TeenTech minggu ini atas proposal mereka.
Kompetisi ini mendorong remaja berusia 11-16 tahun untuk menciptakan “teknologi yang membuat hidup lebih baik, lebih sederhana, atau lebih mudah”, dan mencakup hadiah uang sebesar £1.571 (Rp35 juta, Kurs Rp22 ribu) dan perjalanan ke Istana Buckingham.
Para pemenang mengatakan kepada BBC Newsbeat bahwa mereka terinspirasi oleh metode tes HIV bernama Elisa yang menggunakan teknik perubahan warna.
“Setelah cairan tubuh bersentuhan dengan lateks (kondom) , jika orang tersebut menderita IMS, hal itu akan menyebabkan reaksi yang memicu reaksi antibodi yang menyebabkan perubahan warna,” jelas Ali.
Mereka ingin membuat pendeteksian IMS berbahaya menjadi lebih aman dan mudah, dalam kenyamanan rumah dan tanpa rasa malu pergi ke klinik.
“Kami menyadari betapa besarnya pasar kondom ada lebih dari 450.000 kasus IMS di Inggris pada tahun 2013 saja,” kata Ali.
Para mahasiswa muda tersebut telah dihubungi oleh sebuah perusahaan kondom yang tertarik untuk mengembangkan konsep ini lebih lanjut.
Mark Lawton, konsultan kesehatan seksual dan HIV di Royal Liverpool Hospital, kepada BBC. mengatakan bahwa teknologi untuk mengubah warna dengan adanya antigen memang terjadi.
Biasanya, proses ini membutuhkan beberapa bahan kimia tambahan, dan dengan kondom, Anda tentu perlu memastikan bahwa bahan kimia tersebut tidak berbahaya, beracun, atau menyebabkan iritasi.***










