Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Kabar buruk buat para pencinta cheeseburger dan kentang goreng: otakmu bisa terkena dampak yang lebih mengerikan dari sekadar timbangan yang terus naik. Studi terbaru menunjukkan bahwa hanya empat hari konsumsi junk food sudah cukup untuk memicu perubahan signifikan di pusat kendali otak.
Peringatan ini datang dari penelitian terbaru tim ilmuwan di University of North Carolina (UNC) School of Medicine. Mereka menemukan bahwa pola makan tinggi lemak dapat “mengubah neuron” di bagian otak yang berfungsi sebagai pusat memori, yaitu hippocampus.
Perubahan ini meningkatkan risiko gangguan kognitif jangka panjang seperti demensia dan Alzheimer.
Tim riset yang dipimpin oleh profesor farmakologi Juan Song, PhD, bersama Taylor Landry, PhD sebagai penulis pertama, melakukan uji coba terhadap tikus percobaan diberi pola makan tinggi lemak yang meniru pola makan junk food, sebelum kemudian menjalani serangkaian tes perilaku.
Hasilnya, hanya dalam empat hari menjalani diet tersebut, para peneliti menemukan bahwa sekelompok neuron tertentu yang disebut CCK interneurons di pusat memori otak (hippocampus) menjadi luar biasa aktif setelah terpapar pola makan tinggi lemak (high-fat diet atau HFD).
Peningkatan aktivitas ini terjadi karena otak kehilangan kemampuan untuk menyerap glukosa (gula) dengan baik. Bahkan setelah hanya beberapa hari menjalani pola makan khas Barat, seperti cheeseburger dan kentang goreng, proses memori di hippocampus sudah terganggu.
Studi ini juga menyoroti peran penting protein PKM2, yang mengatur bagaimana sel otak menggunakan energi, dalam memicu efek berbahaya tersebut.
“Kami sudah tahu bahwa pola makan dan metabolisme bisa memengaruhi kesehatan otak, tapi kami tidak menyangka akan menemukan kelompok sel otak yang begitu spesifik dan rentan, yaitu CCK interneurons di hippocampus, yang langsung terganggu hanya karena paparan diet tinggi lemak jangka pendek,” kata Song, yang juga anggota UNC Neuroscience Center.
“Hal yang paling mengejutkan bagi kami adalah seberapa cepat sel-sel ini berubah aktivitasnya saat suplai glukosa ke otak menurun, dan bagaimana perubahan itu saja sudah cukup untuk merusak daya ingat,” tambahnya.
Ilustrasi anak muda mengkonsumsi junk food seperti burger dan ketang goreng. (Foto: iStock/gmast3r)
Temuan ini menunjukkan bahwa makanan berlemak tinggi dapat mulai mengubah fungsi otak hampir seketika, jauh sebelum muncul tanda-tanda kenaikan berat badan atau diabetes.
Penelitian ini juga menekankan betapa sensitifnya sirkuit memori terhadap pengaruh makanan, dan menyoroti betapa pentingnya peran nutrisi dalam menjaga kesehatan otak.
Lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa intervensi melalui berbagai tipe diet, seperti puasa intermiten maupun diet tinggi lemak, cukup untuk menormalkan aktivitas CCK interneurons dan meningkatkan fungsi memori.
“Dalam jangka panjang, strategi seperti ini bisa membantu mengurangi beban kasus demensia dan Alzheimer yang terkait gangguan metabolik, sekaligus menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh untuk menjaga tubuh dan otak tetap sehat,” ujar Song.***