Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Rajyalaxmi Chitrakar, istri bekas Perdana Menteri Nepal, Jhalanath Khanal, meninggal pada hari Selasa, 9 September 2025. Dilansir dari NDTV, Chitrakar dibakar hidup-hidup oleh pengunjuk rasa yang mengepung dan membumihanguskan rumahnya.
Dia mengalami luka bakar parah dan dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur dan berada dalam kondisi kritis.
Chitrakar meninggal pada hari Selasa, kata laporan media. Peristiwa itu terjadi di rumah mereka di daerah Dallu di ibu kota negara bagian Kathmandu. Chitrakar dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur tetapi meninggal selama perawatan.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli, yang rumahnya juga dibakar, mengundurkan diri pada hari Selasa. Protes membara setelah pemerintah memblokir media sosial. Kerusuhan meluas hingga menjadi kritik yang tajam terhadap pemerintah serta tuduhan korupsi di kalangan elite politik negara Himalaya itu.
Demonstrasi yang dipimpin oleh kaum muda yang marah terhadap pemblokiran beberapa situs media sosial mencengkeram ibu kota negara itu sehari sebelumnya, dan polisi melepaskan tembakan ke arah kerumunan.
Pemblokiran media sosial itu dicabut Senin malam, tetapi protes terus berlanjut. Para demonstran membakar rumah beberapa pemimpin tertinggi Nepal dan gedung parlemen. Bandara di ibu kota Katmandu ditutup, dan helikopter militer mengangkut beberapa menteri ke tempat yang aman.
Saat protes semakin intensif, Perdana Menteri Khadga Prasad Oli mengatakan ia akan segera mengundurkan diri.
Militer Nepal mulai mengerahkan pasukan pada Selasa malam di Kathmandu setelah sehari penuh para pengunjuk rasa mengamuk dan menyerang elite politik negara Asia Selatan itu baik di kantor-kantor pemerintahan maupun di rumah-rumah mereka.
Sehari setelah pasukan pemerintah menembaki para pengunjuk rasa, menewaskan sedikitnya 19 orang, asap mengepul dari kebakaran yang terjadi di Gedung Parlemen dan Mahkamah Agung di ibu kota, Kathmandu, serta dari rumah-rumah anggota parlemen terdahulu dan yang sekarang. Istri seorang mantan pejabat mengalami luka bakar yang parah. Hotel dan bandara juga diserang.
Pengamat internasional akan mengawasi Nepal dengan saksama pada hari Rabu untuk setiap penggunaan kekuatan tambahan oleh pasukan keamanan dalam negeri, dua hari setelah mereka mulai menembaki pengunjuk rasa antipemerintah, yang menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Mayoritas korban tewas pada hari Senin, setelah pasukan keamanan menembakkan peluru tajam, peluru karet, dan meriam air ke kerumunan demonstran muda.***