Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, CHINA- Zhou Qunfei adalah contoh nyata dari kisah sukses seorang wanita yang mengawali perjalanan hidupnya dari kesulitan ekonomi hingga menjadi salah satu wanita terkaya di dunia.
Zhou Qunfei, pendiri Lens Technology dan wanita terkaya di Tiongkok, memiliki kekayaan bersih sekitar 10 hingga 13,3 miliar dolar AS (setara sekitar 167 hingga 221 triliun rupiah) pada tahun 2025.
Kekayaan ini berasal dari perusahaannya yang memproduksi layar sentuh untuk berbagai produk elektronik ternama seperti Apple, Samsung, Tesla, dan lainnya.
Lens Technology yang ia dirikan telah menjadi pemasok utama layar sentuh di dunia, dengan puluhan ribu karyawan dan banyak pabrik.
Lahir pada tahun 1970 di provinsi Hunan, China, Zhou berasal dari keluarga miskin dan terpaksa berhenti sekolah pada usia 16 tahun. Ia pindah ke Shenzhen dan bekerja sebagai buruh pabrik dengan upah sangat minim, hanya sekitar 1 dolar per hari.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Zhou tidak patah semangat. Pada tahun 1993, dengan modal tabungan sekitar 3.000 dolar AS, ia memulai usaha kecil di bidang pembuatan lensa untuk jam tangan.
Usahanya berkembang pesat setelah memenangkan kontrak dari perusahaan ponsel besar TCL, kemudian Motorola yang membutuhkan layar kaca untuk model Razr V3 pada 2003.
Kesuksesan berlanjut dengan kerjasama dengan perusahaan global seperti HTC, Nokia, Samsung, hingga Apple, menjadikan Lens Technology sebagai pemasok utama layar sentuh dan kaca untuk banyak produk elektronik ternama dunia.
Kini, Lens Technology mengelola puluhan pabrik dengan puluhan ribu karyawan dan menghasilkan produk berteknologi tinggi yang dipakai secara global.
Setelah Lens Technology go public di Bursa Efek Shenzhen pada 2015, kekayaan Zhou sempat melampaui 10 miliar dolar AS, menjadikannya wanita terkaya di China dan dunia yang meraih kekayaannya secara mandiri.
Kisah hidup Zhou Qunfei adalah inspirasi tentang kerja keras, ketekunan, dan keberanian mengambil risiko yang membuahkan hasil luar biasa meskipun berasal dari latar belakang sederhana.
Ia membuktikan bahwa pendidikan formal bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan besar..**