Penulis: Mulawarman | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh jemaah haji untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Virus ini kembali ditemukan di Arab Saudi dan dinilai berbahaya, terutama karena gejalanya serupa dengan Covid-19.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo, menyatakan bahwa penerapan protokol kesehatan secara disiplin tetap menjadi kunci pencegahan penularan selama berada di Tanah Suci.
“Gejalanya mirip dengan Covid-19, sehingga penting bagi jemaah untuk terus menjaga kebersihan dan memakai masker. Jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan, terutama saat keluar dari hotel dan berada di keramaian,” kata Liliek, dikutip dari program Headline News, Metro TV, Rabu, 21 Mei 2025.
MERS-CoV merupakan penyakit pernapasan akibat virus korona, pertama kali teridentifikasi di Timur Tengah. Meski satu keluarga dengan virus Covid-19, MERS-CoV memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dan potensi penularan yang cepat.
Pemerintah Indonesia saat ini terus berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Arab Saudi untuk memantau perkembangan situasi. Di sisi lain, edukasi kesehatan juga digencarkan kepada jemaah guna mendorong langkah pencegahan yang tepat.
“Sering cuci tangan, pakai masker dengan benar, dan hindari kerumunan adalah kunci utama pencegahan. Kami terus mengimbau jemaah untuk tidak lengah dan selalu waspada selama berada di Tanah Suci,” tambah Liliek.
Dua Meninggal
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan sembilan kasus positif Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Dari kasus tersebut dua di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan laporan bahwa tujuh kasus tersebut telah terindentifikasi di Riyadh, termasuk enam petugas kesehatan dan perawatan yang tertular infeksi tersebut setelah merawat satu pasien yang terinfeksi.
Klaster tersebut diidentifikasi melalui pelacakan kontak dan pengujian selanjutnya terhadap semua kontak, dengan empat dari enam petugas kesehatan dan perawatan tidak menunjukkan gejala dan dua hanya menunjukkan gejala ringan dan tidak spesifik.
“Pemberitahuan kasus-kasus ini tidak mengubah penilaian risiko secara keseluruhan, yang tetap moderat baik di tingkat global maupun regional. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa virus tersebut terus menimbulkan ancaman di negara-negara tempat virus tersebut beredar di unta arab dan menyebar ke populasi manusia,” dilansir dari pernyataan WHO, dikutip Selasa (20/05).
Secara global, sampai dengan 21 April 2025, total 2.627 kasus infeksi MERS-CoV yang dikonfirmasi laboratorium telah dilaporkan ke WHO. Dari temuan tersebut ada 946 kasus kematian terkait.
Mayoritas kasus ini terjadi di negara-negara di Jazirah Arab, dengan 2.218 kasus (84,4%) dan 865 kematian terkait (CFR 39%) dilaporkan dari KSA (Kementerian Kesehatan Arab Saudi).***