Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, SHENZHEN– Insiden di pesawat Shenzhen Airlines pada 1 April 2025 mengejutkan banyak orang setelah seorang pramugari digigit saat melerai pertengkaran antara dua penumpang wanita. Pertengkaran ini dipicu oleh keluhan salah satu penumpang mengenai bau badan penumpang di sebelahnya, yang kemudian dibalas dengan keluhan tentang aroma parfum yang terlalu menyengat.

Awalnya, situasi hanya berupa adu mulut, tetapi segera meningkat menjadi konfrontasi fisik. Ketika pramugari berusaha melerai, penumpang yang terlibat malah menggigit lengan pramugari, menyebabkan luka ringan dan memerlukan perawatan medis. Akibat insiden ini, penerbangan mengalami penundaan selama dua jam dan semua penumpang diminta turun dari pesawat.
Pihak berwenang mengamankan kedua penumpang yang terlibat dalam perkelahian, tetapi belum ada informasi mengenai sanksi yang akan diberikan kepada mereka.
Insiden ini memicu reaksi luas di media sosial, dengan banyak warganet mengecam tindakan penumpang dan menyarankan agar mereka dimasukkan dalam daftar hitam untuk transportasi umum. Beberapa juga menunjukkan empati terhadap pramugari dan menyarankan agar dia mendapatkan vaksinasi untuk mencegah risiko kesehatan akibat gigitan tersebut.
Baca juga:Baterai Nuklir Sebesar Koin, BV100, Sekali Dicas Bertahan 50 Tahun
Insiden di pesawat bukan hanya soal konflik antarpenumpang, tetapi juga menyoroti pentingnya pemahaman soal bau badan dan toleransi sosial di ruang publik.
Edukasi mengenai kebersihan pribadi dan penanganan bau badan bisa membantu mencegah kejadian serupa, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan saling menghargai.
Mengapa Bau Badan Bisa Menjadi Masalah Serius di Ruang Tertutup?
Kejadian ini membuka diskusi lebih luas tentang penyebab bau badan dan bagaimana hal itu bisa menjadi isu sensitif, terutama di ruang tertutup seperti kabin pesawat. Dalam situasi seperti itu, bau tubuh atau aroma parfum yang terlalu tajam dapat dengan mudah memicu ketidaknyamanan bahkan konflik, sebagaimana terjadi pada penerbangan Shenzhen Airlines.
Menurut Stephanie Watson dari Harvard Women’s Health Watch, bau badan umumnya disebabkan oleh bakteri yang bercampur dengan keringat dari kelenjar apokrin, terutama di area seperti ketiak dan selangkangan. Meskipun sering kali bukan masalah medis serius, bau badan dapat menjadi persoalan jika intensitasnya berlebihan atau menunjukkan kondisi seperti hiperhidrosis atau gangguan metabolisme.
Beberapa faktor penyebab bau badan antara lain:
+ Hiperhidrosis, yakni produksi keringat berlebih yang bisa bersifat primer (tanpa sebab jelas) atau sekunder (karena kondisi medis).
– Pola makan, seperti konsumsi bawang atau makanan laut, yang dapat memunculkan bau menyengat.
– Kebersihan, yang berperan penting dalam mengontrol bakteri penyebab bau.
Untuk mengatasi bau badan, disarankan:
1. Mandi secara teratur, terutama setelah berkeringat.
2. Menggunakan antiperspirant atau deodoran antiperspirant
3. Memilih pakaian berbahan menyerap keringat seperti katun atau poliester.
4. Mencukur rambut ketiak untuk mengurangi penumpukan keringat.
Jika bau badan tak tertangani dengan perubahan gaya hidup, bantuan medis seperti penggunaan botox atau obat resep bisa menjadi solusi.