Menu

Mode Gelap

Internasional

Tiongkok Kuasai Tanah Jarang, 17 Mineral yang Dapat Menyebabkan Gempa Bumi Tatanan Dunia

badge-check


					Ilustrasi rare earth Perbesar

Ilustrasi rare earth

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM.COM, SURABAYA-Agustus 2025, muncul kisah-kisah baru yang menjelaskan bagaimana Tiongkok berhasil membangun dominasi hampir total atas unsur tanah jarang, sekelompok 17 mineral yang penting bagi teknologi modern , mulai dari telepon pintar dan motor listrik hingga sistem militer dan energi terbarukan.

Perjalanan ini dimulai pada tahun 1978, dengan kunjungan rahasia para insinyur Tiongkok ke dua perusahaan kedirgantaraan di Amerika Serikat. Apa yang tampak seperti pertukaran teknis biasa ternyata menghasilkan gagasan yang, bersama dengan strategi mereka sendiri, akan mengubah industri global.

Pada tahun-tahun tersebut, Tiongkok sedang bangkit dari Revolusi Kebudayaan dan di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, Tiongkok sedang mengarahkan kembali pembangunannya ke arah sains dan inovasi. Fang Yi , yang saat itu menjabat sebagai ketua Komisi Sains dan Teknologi Negara, mengidentifikasi mineral langka sebagai sumber daya strategis untuk masa depan. Mereka segera berfokus pada Baotou di Mongolia Dalam, yang kaya akan deposit cerium, samarium, dan lantanum.

Revolusi sesungguhnya tidak datang dari apa yang dipelajari di AS, melainkan dari teknik penyulingan yang dirancang di negara tersebut: fasilitas berlapis plastik yang menggunakan asam klorida, alih-alih bahan dan asam mahal yang digunakan di Barat. Inovasi ini secara drastis mengurangi biaya dan, karena tunduk pada kontrol lingkungan yang lebih sedikit, memungkinkan produsen Tiongkok membanjiri pasar dengan harga yang menyebabkan penutupan banyak kilang asing.

Dalam waktu kurang dari 10 tahun, Tiongkok tidak hanya mengekstraksi, tetapi juga mendominasi penyulingan, fase paling kompleks dalam rantai pasokan. Seiring waktu, supremasi ini bertransformasi menjadi alat diplomatik. Pembatasan ekspor selektif ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan India telah menunjukkan strategi “penargetan presisi” yang mampu memengaruhi sektor-sektor utama tanpa memicu perang dagang.

Saat ini, ketergantungan dunia masih berlanjut: bahkan tambang di luar Tiongkok pun harus mengirimkan bijih ke kilangnya. Mematahkan hegemoni tersebut akan membutuhkan investasi besar dan upaya puluhan tahun, sementara Tiongkok mempertahankan keunggulannya melalui perencanaan, infrastruktur, dan pengendalian sumber daya.

Inilah 17 Mineral yang disebut rare earth

Kelompok yang disebut lantanida (serium, praseodimium, neodimium, prometium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, tulium, iterbium, lutetium, dan lantanum yang eponim) serta dua unsur skandium dan itrium disebut sebagai “tanah jarang.”

Istilah “tanah jarang” harus ditinjau secara historis. Logam-logam ini pertama kali ditemukan dalam mineral langka seperti serit atau gadolinit. Istilah ini tidak menggambarkan “tanah” sebagaimana yang kita pahami saat ini; melainkan merujuk pada istilah lama yang digunakan dalam bahasa Prancis dan Jerman untuk oksida, bentuk di mana unsur-unsur tersebut pertama kali diisolasi.

Oksida unsur tanah jarang biasanya berupa bubuk cokelat atau hitam, tetapi terkadang, seperti halnya neodimium, warnanya jauh lebih terang.

Secara tradisional, lantanida dibagi menjadi unsur tanah jarang ringan (nomor atom 57-63) dan berat (nomor atom 64-71).

Sementara itu, skandium (nomor atom 21) dimasukkan ke dalam unsur ringan dan itrium (nomor atom 39) ke dalam unsur berat dari kelompok bahan baku, karena memiliki sifat kimia yang sebanding. Pembagian ini tidak konsisten dalam literatur. Dalam beberapa kasus, kelompok ketiga, yaitu unsur tanah jarang sedang-berat, juga dapat ditemukan. Unsur tanah jarang berat secara signifikan lebih langka. Pengolahannya lebih kompleks daripada pengolahan tanah jarang ringan, dan harga pasarnya pun lebih tinggi.***

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ratusan Orang Tewas dan Hilang Akibat Banjir di Asia Tenggara

30 November 2025 - 11:36 WIB

12 Provinsi Thailand Juga Dilanda Banjir Bandang, Korban Jiwa 145 Orang di Provinsi Songk

29 November 2025 - 21:12 WIB

Prabowo Bertemu Keir Starmer: Pesan 1.000 Kapal Penangkap Ikan ke Inggeris Rp 87,4 T

25 November 2025 - 17:08 WIB

Nyaris Dikremasi, Perempuan Thailand Ditemukan Masih Hidup di Peti Matinya

25 November 2025 - 15:20 WIB

Kisah Viral Tao Jing, Perempuan Termuda yang Dihukum Mati, Terakhir Minta Alat KB Dilepas

25 November 2025 - 12:27 WIB

Jepang tak Pernah Ketinggalan: Kini Cetak Rekor Kecepatan Internet 1.020.000 Gigabit/Detik

24 November 2025 - 01:40 WIB

India Melakukan Total Investigasi Efek Jatuhnya Pesawat HAL Tejas di Dubai

23 November 2025 - 10:20 WIB

Bos Cloudflare Ungkap Biang Kerok Layanan Internet Tumbang Berjamaah

19 November 2025 - 08:19 WIB

Pemerintah AS Berikan Jutaan Dolar Kepada Kaum Ikhwanul Muslimin Malaysia

17 November 2025 - 07:25 WIB

Trending di Internasional