Penulis : Jayadi | Editor : Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM-PEKALONGAN: Seorang wanita asal Kota Pekalongan menjadi viral setelah curhat kepada petugas pemadam kebakaran (damkar) karena laporannya sebagai korban penipuan ditolak oleh polisi. Wanita tersebut menjadi korban penipuan saat hendak mengambil sepeda listrik yang dibelinya dari sebuah toko di Pemalang.

Korban bernama Putri (23), warga Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Saat ditemui oleh detikJateng di Kantor Damkar dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Pekalongan pada Jumat (14/3) malam, Putri terlihat sedang menangis.
Putri mengaku bingung harus kemana lagi setelah laporannya ke kantor polisi di Pemalang ditolak. Akhirnya, dia memutuskan untuk curhat ke petugas damkar.
“Awalnya melihat iklan sepeda listrik di Facebook, ada di market place, terus kepencut (tergiur) harga murah, bekas nggak apa-apa. Lha dari sana bilangnya 1,65 juta itu baru,” kata Putri.
Putri membutuhkan sepeda listrik tersebut untuk menunjang usahanya sebagai pembuat kue nastar. Dia kemudian melakukan transfer sebagai tanda jadi sebanyak dua kali, masing-masing Rp 150 ribu dan Rp 300 ribu, sehingga totalnya Rp 450 ribu.
“Alasannya untuk membuat nota. Saya juga setelah transfer langsung dikirimi faktur pembelian sepeda listrik,” ungkapnya.
Baca juga
RUU TNI: Draf yang Beredar di Publik Tidak Sama, Ragukan Transparansi, Draf dari Intelijen?
SBY Ingatkan: Jangan Sampai TNI-Polri Mengulangi Sejarah yang Telah Terkoreksi
Pelaku kemudian menghubungi Putri dan memintanya mengambil sepeda listrik di alamat toko yang tertera di faktur yang dikirim melalui WhatsApp. Namun, saat Putri tiba di toko tersebut, faktur yang dibawanya tidak diakui oleh karyawan toko.
“Tidak ada solusi apapun. Malah katanya tidak saya saja, ada lima warga lainnya yang mengalami seperti ini,” ungkapnya.
Pemilik toko menyarankan Putri untuk melaporkan kejadian tersebut ke polsek atau Polres Pemalang. Namun, saat sampai di polres, laporannya ditolak dan malah ditawari untuk membeli kue nastar buatan anak salah satu anggota polisi. Bingung, Putri pun memutuskan untuk pergi.
“Tidak ada solusi, saya bingung. Terus saya telepon Damkar Kota Pekalongan, saya bilang, boleh nggak saya curhat,” ucapnya.
Putri akhirnya datang ke Damkar Kota Pekalongan sebelum waktu berbuka puasa. “Saya akhirnya curhat ke Damkar, gratis,” katanya.
Dalam curhatnya, Putri mengungkapkan bahwa uang Rp 450 ribu sangat berarti baginya karena bisa digunakan untuk modal usaha kue nastar, terutama menjelang Lebaran saat pesanan meningkat. Uang tersebut dikumpulkannya sedikit demi sedikit dari hasil berjualan nastar.
“Tadi curhat, biar plong. Ini sudah sedikit plong, karena ditanggapi petugas damkar,” jelasnya.
Saat ditanya mengapa memilih curhat ke damkar, Putri mengaku tidak tahu. Yang terlintas di pikirannya saat itu hanyalah pergi ke damkar.
“Saya terima kasih pada petugas Damkar yang mau mendengarkan curhatan dari saya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu petugas damkar Kota Pekalongan, Yudha Wijaya, menceritakan bahwa telepon kantornya berbunyi pukul 17.30 WIB. Saat itu, mereka mengira ada laporan kebakaran, ternyata ada seorang wanita yang ingin curhat. “Kami persilakan untuk datang,” ungkap Yudha, dikutip dari detik.
Saat berbuka puasa, Putri datang sambil menangis dan menceritakan semua yang dialaminya. “Ya kami mendengarkan cerita demi cerita, sembari kita hibur,” katanya.
Yudha menambahkan bahwa ini bukan pertama kalinya damkar menjadi tempat warga meluapkan isi hati. Beberapa kali petugas damkar juga pernah menjadi tempat curhat warga.***