Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEW.COM, JAKARTA- Begitu Kejaksaan Agung meringkus tujuh tersangka (sekarang jadi sembilan tersangka) kasus korupsi hingga Rp 193 triliun/tahun, yang terjadi muncul dua influenser medsos Permadi Arya alias Abu Janda dan RoyShakti bertanya: Kemana Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, kok diam saja? Kebanyakan orang menganggap bahwa Ahok adalah orang yang bisa bicara lurus dan jujur terkait korupsi Pertamina yang angkanya bisa mendekati Rp 1 kuadraliun.

Kasus korupsi di Pertamina, menurut Kejaksaan Agung terjadi terjadi dalam periode 2018-2023, sedangkan Basuki Tjahya Purnama menjabat Komisaris Utama Pertamina 2019-2024. Dia sangat faham terhadap jerohan BUMN yang selama ini menjadi objek kelompok maling-maling migas.
Apakah dia tidak mengetahui persoalan begitu besar? Di bawah ini kutipan wawancara di Youtube.com antara pewawancara Narasinewsroom dengan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahoh, yang diunggah Jumat 28 Februari 2025, sebagai berikut:
Tanya: Publik menanti apa yang menjadi suara Pak Ahok soal korupsi di tubuh Pertamina, khusunya soal Pertalite menjadi Pertamax?
Ahok: Ini yang terjadi masyarakat. Seolah-olah digambarkan beli Pertamax antre, Pertalite tidak antre. Seolah-olah, seluruh SPBU Pertamina menjual Pertalite ditempel ke Pertamax. Saya kira ini bahaya lho! Saya khawatir, ada pihak asing atau siapapun yang ingin menguasai pasar retailing SPBU. Ada merk-merk tertentu, milik pejabat juga. Rakyat menjadi tidak percaya dengan SPBU Pertamina ni! Padahal SPBU Pertamina itu milik swasta juga lho.
Kalau kamu jualan ya, pasti kamu nggak berani jualan Pertamax pakai Pertalite. Karena yayasan konusmen atau rakyat bisa mabil rutin ESDM bisa ambil turin untuk ngetes. Kalau kamu taruh Pertalite ke tangki Pertamax, kamu masuk penjara. Juga nilainya nggak seberapa! Paling SPBU cuma berapa ribu liter sehari. Kamu nggak amu gtempuh risiko itu. Jual Pertamax saja sudah untung.
Kedua, produsen mobil baru mewah terima nggak kalau bensinnya diubah. Kan ada itu: Mobil ini harus pakai Pertamax. Tidak bisa pakai Pertalite, kalau kamu pakai Pertalite kalau ada kerusakan klaim auransi, itu nggak bisa dihitung. jadi menurut saya, kemungkinan Pertamax diganti Pertalite itu, kemungkinan pertama adalah ada penumpang gelap yang ingin menjatuhkan soal ini. Sekarang orang-orang pada ngantre di perusahaan asing.
Saya ketemu orang cuma ada SPBU Pertamina, terus mau ngisi bensin kemana? Jika motormu kamu isi Pertamax. Mesinnya nglitik nggak? Jika nggak nglitik itu, berrarti isu. (Tidak terjadi oplosan atau penggatian dari Pertalite ke Pertamax).
Tapi jika disebutkan bahwa oplosan itu adalah (saya baca berita ini) Pertamina Niaga membeli RON 90 dengan harga RON 92, Nah itu biar aparat yang memutuskan! Sama saja dengan orang mark up, sebagai contoh jembatan Semanggi. Kau pakai hitungan PU waktu itu sekitar Rp 700 miliar. Tetapi ketika saya kerja menggunakan sistem apraisal, lalu dihitung dan dinilai, harganya Rp 300 miliar. Tapi bisa jadi bukan mark-up saat dilelang waktu itu. Karena peserta lima orang, tiga ngatur dia yang menang. Tapi buat saya, jika proyek Rp 300 miliar dikerjakan dengan harga Rp 700 miliar itu, lu mark up…lu maling!
Jadi jika persoalannya itu di Pertamina, maka saaya sebagai komut (komisaris utama) tidak bisa meng-handle sampai ke pengadaan. Karena pada saat proses pengadaan ada itu proses tender, BPK audit BPKP audit, ada ESDM. Ini nggak gampang! Makanya saya usul waktu itu, sebagai komisaris utama saya hanya bisa menutupi celah! Saya tanya kepada direktur-direkturnya: Kenapa kita harus impor BBM? Jawabannya sederhana kilang kita tidak cukup. Benar tidak cukup….
Kenapa kilang kita tidak cukup? Mengapa tidak bangun kilang? Sementara import minya mentah juga? Karena 30 tahun tidak ketemu cadangan besar juga. Oke, jadi kita sehari butuh berapa? Kita mungkin defisit 800.000 barel. Kalau begitu mengapa tendernya tiap tiga bulan? Jika tender panjang, ada pemain yang iri, cuma dikuasi satu orang. kalau begitu mudah caranya, taruk di e-katalog LKPP ( Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), seperti yang saya lakukan saat saya di Jakarta dulu. Di halaman LKPP, ada halaman khusus pemrpov DKI untuk pengadaan barang. Lha, saya bilang sama Pak Hendi: Setuju! Karena volume transaksi di LKPP langsung akan naik ratusan triliun. Kalau gitu kasih halaman khusus untuk Pertamina, Okey.
Tapi orang Pertamina ngeyel cara ngerjainya. Dia tanya darimana patokan harganya? Sederhana saja, saya bilang tiap bulan ESDM itu menerbitkan harga patokan minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price- ICP). Ini untuk menghitung bagian pemerintah yang dibeli dari KSO (Kerja Sama Operasi) atau Pertamina. Ya, sudah tinggal umumkan ke seluruh dunia. Siapa yang punya minyak mentah harganya tidak melebih harga ICP. Taruh di Indonesia, maka Pertamina langsung beli. Barang kita taruh di kawasan berikat, Anda boleh reekspor (diekpor kembali) tanpa kena pajak.
Waktu itu, saya bicara dengan Pak Heru, Sekjen yang urus keungannya. Tapi yang dilakukan, ternyata si Riva (Riva Siahaan Dirut PT Pertamina Niaga anak perusahaan PT Pertamina), cuma taruh di Pulau Mipa (Wilayah kepulauan Riau). Makanya gua marah-marah. Kalau aku jadi Dirut Pertamina, aku pecat kamu hari ini juga!
Kenapa mereka (Riva CS) tidak takut? Karena yang berhak memecat kan Dirut atau menteri BUMN. Bukan komisaris utama. Nah ini kan masalah. Komut, hanya bisa menyatakan keberatan.Tapi, saya tulis semua temuan-temuan itu dan saya laporkan kepada menteri BUMN. Saya masih simpan, suratnya bisa diperiksa. Makanya saya seneng kalau aparat mau turun, saya kasih satu disc saja, maka aparat mau bersihkan Pertamina, bisa tahu uangnya kemana…
Lalu apa lagi? Kilang kita bilang BBM, kilang kita ini kan sub-holding. Kilang Pertamina menjual prduknya ke PT Patra Niaga, ada harga. Ada tender nggak? Kan tidak pakai tender. Ya, sudah umumkan juga kepada seluruh dunia: taruh saja BBM dari seluruh dunia yang harganya tidak melebih harga dari kilang Pertamina. Termasuk elpiji segala macam, Langsung kami beli, siapa yang duluan stok kami akan beli. Siapa paling murah, siapa yang nawaring, langsung beauty contest, pokoknya paling murah. langsung nggak pakai tender, langsung buka amplop di tempat! Langsung di live pakai Youtube bila perlu. Jadi begitu cara pengadaannya, sederhana tho!
Persoalannya, kenapa kamu nggak mau lakukan? Saya curiga, ada sesuatu disitu…!
Apa itu? Tanya pewawancara
Berarti ada kickback komisi! Terakhir-terakhir saya dapat info bisa sampai 2 hingga 4 dolar/ barel. Bayangin jika 800.000 barel tiap hari kalikan saja 2 dolar diberikan penguasa ke republik ini adalah 1,6 juta dolar (sekitar Rp 26,19 miliar). Perhari!
Petral dibubarkan, tapi semua yang kerja di Petral jadi dirut dan direksi! Kita semua main-main disini. Sistemnya sama… Saya usul: kalu memang negeri ini mau bebaskan dari mafia migas dan anda juga pingin dapat stok BBM. Mau perang sama negara lain, stok solar cuma mau tiga hari. Di Singapura, stok mau setahun , maka siapkan 50 miliar dolar agar bisa dapat stok itu. Kita nggak punya uang itu.
Caranya gampang. Taruh di Tuban, kita punya tanah ratusan hektar. Lu kirim minyak lu disini. Kalau mau stok disini, maka kita bisa stok satu tahun atau dua tahun. Jika terjadi perang, Samudra Hindia tertutup pun yang punya barang nggak amu ngangkut barang itu. Wong keadaan perang kok. Seluruh logistik macet di seluruh Indonesia utara ini. (bersambung)