Penulis: Mayang Kresnaya Mahadhika | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, BANDUNG- Hanya selisih dua hari kasus keracunan makanan MBG kembali terjadi di jabupaten Bandung, Jawa Barat. Rabu, 24 September, sebanyak 220 siswa dilaporkan mengalami keracunan di SMKN 1 Cihampelas dan sekolah lain di wilayah Cihampelas.
Sebelumnya pasca kercaunan di SMA Cipongkor, Selasa, 23 September 2025, Bupati Bandung, Jeje Richie Ismail menetapkan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus keracunan MBG di Bandung Barat. Penetapan KLB ini dilakukan agar penanganan korban bisa dilakukan lebih cepat dan menyeluruh.
Kasus keracunan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Cipongkor, Bandung Barat. Insiden ini menimpa siswa SMK Karya Perjuangan, SMP Ciparai, dan TK Nurul Saadah. Tercatat 411 siswa jatuh sakit pada 22 September dan 220 siswa pada 24 September 2025.
Jeje Ritchie Ismail mengumumkan saat mengunjungi posko penanganan siswa korban keracunan di Kecamatan Cipongkor. Selain itu, Pemkab Bandung Barat juga melakukan investigasi dan menutup sementara dapur penyedia makanan MBG di wilayah tersebut untuk pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut.
Jumlah total korban di kawasan Bandung Barat sudah mencapai ratusan, dengan lebih dari 400 pelajar di Cipongkor dan sekitar 50-100 pelajar di Cihampelas yang terindikasi keracunan akibat makanan MBG dari dapur SPPG yang berbeda.
Korban keracunan juga meliputi anak PAUD hingga siswa SMA/SMK, yang membuat pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk percepatan penanganan.
Korban mulai merasakan keluhan dua jam setelah mengonsumsi paket MBG yang terdiri dari kentang, lotek, telur, dan pisang yang disuplai dari dapur SPPG Mekarmukti.
Puluhan ambulans hilir mudik menjemput siswa yang tumbang di sekolah. Korban yang mengalami kejang, muntah, dan pusing diberi pertolongan dan dirujuk ke Puskesmas Cihampelas serta rumah sakit setempat.
Total korban keracunan di wilayah ini telah mencapai ratusan siswa dalam beberapa hari, dan program MBG dihentikan sementara untuk evaluasi oleh pemerintah daerah dan pusat.
Jumlah ambulans yang dikerahkan untuk menangani korban keracunan MBG di SMKN 1 Cihampelas dan wilayah sekitar mencapai sekitar 24 ambulans yang siap siaga untuk evakuasi siswa ke puskesmas dan rumah sakit.
Namun, untuk seluruh kasus keracunan massal di wilayah Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, jumlah ambulans yang disiagakan bahkan mencapai ratusan, termasuk bantuan ambulans dari rumah sakit umum daerah di Bandung Raya jika korban terus bertambah.
Kondisi ini menyebabkan mobil ambulans hilir mudik antar lokasi untuk mengangkut pasien, mengingat tiap satu ambulans bisa membawa beberapa pasien sekaligus. BPBD Bandung Barat juga mendirikan tenda darurat untuk penanganan pasien di lokasi evakuasi.
Kapolsek Cililin, AKP DMS Andriani Sapin menejlaskan jumlah korban sementara serta gejala yang dialami para siswa. Juga menjelaskan asal paket MBG dari Dapur SPPG Mekarmukti dan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Barat, Ade Zakir, yang menyatakan jumlah korban keracunan dan mengatakan bahwa jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah. Ia juga menjelaskan langkah penanganan medis yang dilakukan oleh Pemda.
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, memberikan informasi terkait jumlah korban dan kondisi penanganan medis yang sedang dilakukan, termasuk kebutuhan obat dan alat medis. **