Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, SIDOARJO– Sebuah bangunan musala baru di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin sore, sekitar pukul 14.40-15.00 WIB, 29 September 2025.
Korban jiwa akibat ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, telah dikonfirmasi satu orang meninggal dunia. Korban meninggal bernama Ibrahim, 15 tahun, mengalami luka di dada akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Hingga saat ini proses evakuasi korban masih berlangsung dengan adanya dugaan masih banyak santri yang terjebak di dalam reruntuhan.
Tidak ada jumlah pasti korban luka atau tambahan korban jiwa yang diumumkan resmi saat ini, karena evakuasi dan pencarian korban masih dilakukan menggunakan alat berat dan didukung 15 ambulans di lokasi.
Jadi, yang sudah pasti sementara ini adalah 1 korban meninggal, dan pencarian korban lain masih berlangsung oleh tim penyelamat.
Musala tersebut berada di asrama putra dan masih dalam tahap pembangunan, tepatnya di lantai dua gedung tiga lantai. Saat kejadian, banyak santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di dalam musala dan sebagian tertimpa reruntuhan.
Proses evakuasi dilakukan oleh Tim SAR, TNI, Polri, dan petugas gabungan serta dibantu alat berat. Diperkirakan ada santri yang terjebak dan juga beberapa korban luka maupun meninggal dalam kejadian ini, meskipun jumlah pastinya masih didata. Sekitar 15-18 ambulans dikerahkan ke lokasi untuk evakuasi korban.
Kepala BPBD Jawa Timur dan Wakil Gubernur Emil Dardak serta pejabat terkait sudah menuju lokasi insiden. Bangunan yang ambruk ini berada dalam satu kompleks pondok pesantren di kawasan Buduran, Sidoarjo.
Informasi ini didapat dari beberapa laporan media dan saksi di lokasi kejadian yang menyampaikan suasana dan kronologi secara detail.
Kronologi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 14.40-15.00 WIB saat para santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai dua gedung tiga lantai yang masih dalam tahap pembangunan.
Menurut beberapa saksi dan ketua RT setempat, Munir, bangunan yang ambruk ini baru selesai dicor di bagian atas lantai dua dan ada suara gemuruh serta getaran terasa seperti gempa saat musala mulai bergoyang.
Getaran dirasakan sejak rakaat kedua salat Ashar dan kemudian murdap menjadi gemuruh sehingga bangunan runtuh menimpa para santri.
Ada sekitar 100 lebih santri yang berada di dalam musala mengikuti salat berjamaah saat terjadi ambruk. Beberapa santri berhasil keluar melarikan diri, namun ada yang tertimpa reruntuhan dan masih terjebak di dalam.
Evakuasi pun langsung dilakukan oleh Tim SAR, TNI, Polri, BPBD, dan relawan dengan melibatkan sekitar 15-18 ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit.
Proses evakuasi masih berlangsung, dengan sejumlah santri masih terjebak dan suara minta tolong terdengar dari reruntuhan. Korban luka maupun meninggal masih dalam pendataan oleh petugas di lokasi. **