Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, SURABAYA- Di tengah gemerlap Exhibition Hall Grand City Surabaya, sebuah cerita ekonomi rakyat menggelora, Rabu malam 1 Oktober 2025.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa resmi membuka Jatim Fest 2025, sekaligus menjadi saksi bagaimana produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jombang merebut hati pasar.
Hingga 5 Oktober, panggung ini tak sekadar pamer, tapi ladang perjuangan kemandirian ekonomi bagi puluhan pelaku usaha lokal.
Bupati Jombang, Warsubi, tiba dengan langkah mantap. Didampingi sang istri, Yuliati Nugrahani Warsubi—yang juga Ketua Dekranasda Jombang—serta jajaran OPD, kehadiran mereka bukan sekadar seremonial. Ini deklarasi perang melawan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Kerajinan tangan UMKM Jombang memeriahkan ajang Jatim Fest 2025, yang akan berlangsung 1-5 Otober 2925. Foto: Diskominfo Pemkab Jombang
“Kami datang bukan untuk sekadar hadir, tapi memastikan UMKM Jombang naik kelas,” tegas Warsubi, seraya menunjuk stand-stand yang memamerkan kopi lokal beraroma tanah tinggi, batik bercerita sejarah, hingga sarung tenun goyor yang ditenun oleh tangan-tangan terampil perempuan desa.
Yuliati bergerak lincah di antara stan. Matanya berbinar saat menyentuh kain tenun, hidungnya berkerut mencium aroma kopi sangrai, dan jarannya menunjuk keripik pisang dengan varian rasa kekinian. Setiap produk yang dipegangnya adalah cerita perjuangan keluarga.
“Inilah karya anak bangsa! Dari manik-manik yang dirangkai ibu-ibu PKK, hingga corak kuningan yang ditempa pandai besi lokal,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia lalu mengajak pengunjung: “Beli produk UMKM Jombang artinya Anda menyelamatkan pendapatan rumah tangga, membiayai sekolah anak-anak mereka, dan menjaga keberlangsungan warisan budaya!”
“Ketika Anda memegang batik Jombang, Anda memegang sejarah. Ketika Anda minum kopi kami, Anda meneguhkan harapan. UMKM bukan sekadar bisnis—mereka pahlawan devisa tak terlihat.” tutur Yuliati Nugrahani Warsubi, Ketua Dekranasda Jombang.
Setiap helai batik terjual, setiap bungkus kopi ludes, dan setiap lembar tenun berpindah tangan, mencatat sejarah ekonomi baru bagi Jombang:
Kopi lokal: Dulu hanya dikonsumsi warga sekitar, kini menembus pasar hotel bintang 5 di Surabaya.
Tenun goyor: Dari harga Rp150.000/lembar kini dibanderol Rp450.000 setelah branding di Jatim Fest. Keripik inovasi: Varian rasa keju balado dan seaweed meningkatkan omzet 300% selama pameran.
“Transaksi hari ini bukan sekadar angka, tapi investasi untuk kemandirian ekonomi Jombang pasca-pandemi,” kata Yuliati, seraya menunjukkan catatan penjualan harian yang mencapai Rp75 juta di stan Jombang.
Jantung Ekonomi
Dalam pidatonya, Khofifah memukau hadirin dengan data yang mengejutkan: “Lebih dari 60% pertumbuhan ekonomi Jawa Timur disumbang UMKM dan koperasi, meski APBD provinsi hanya 1,13% dari PDRB!” Ia menambahkan capaian membanggakan:
- Investasi Jatim 2025 tembus Rp147,3 triliun—tertinggi dalam satu dekade
- Lima misi dagang antarprovinsi sukses raih transaksi di atas Rp1 triliun.
“Ini bukti ekonomi kerakyatan adalah tulang punggung kami,” tegas Khofifah, sebelum memborong batik dan sarung tenun di stan Jombang. Aksinya ini bukan sekadar belanja, tapi sikap politik membangun martabat UMKM.
Seni Bertemu Ekonomi
Di sudut stan, seorang perajin batik bernama Mbah Sarmi (68) menangis terharu. Batik motif Parang Gondosuli karyanya ludes terjual dalam 2 jam. “Selama 40 tahun saya menenun, baru kali ini produk saya dihargai setinggi ini,” ujarnya sambil menggenggam uang hasil penjualan—cukup untuk merenovasi rumah dan membiayai cucunya kuliah.
Sementara itu, Gubernur Khofifah menyerahkan Investment Award 2025 dan meluncurkan logo Hari Jadi ke-80 Jawa Timur. Simbolisnya tepat: penghargaan untuk investasi besar, dan semangat baru untuk ekonomi rakyat.
- Dampak Langsung: Setiap pembelian produk UMKM di Jatim Fest meningkatkan pendapatan rumah tangga pelaku hingga 40%.
- Perubahan Status: Produk tradisional naik kelas menjadi komoditas ekspor (contoh: tenun goyor kini diminati buyer dari Malaysia).
- Model Replicable: Kolaborasi Pemkab-Dekranasda-UMKM ini menjadi rujukan 38 kabupaten/kota lain di Jatim.
- Data Berbicara: Dari 120 UMKM Jombang yang ikut, 80% sudah dapat pesanan pasca-pameran.
Jatim Fest 2025 membuktikan bahwa di balik setiap produk UMKM ada mimpi, di balik transaksi ada kehidupan yang berubah, dan di balik panggung megah ada perjuangan ekonomi yang sesungguhnya. **