Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, NEW YORK- Mulai 1 Oktober 2025, pemerintah Amerika Serikat resmi mengalami shutdown, yaitu penghentian sebagian besar operasional pemerintahan federal.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai menutup (shutdown) sebagian besar operasinya pada hari Rabu, karena perpecahan partisan yang mendalam sehingga menghalangi Kongres dan Gedung Putih mencapai kesepakatan pendanaan.
Dilansir dari laman Reuters Rabu, 1 Oktober 2025, hal ini memicu kebuntuan yang panjang dan melelahkan dan dapat menyebabkan hilangnya ribuan pekerjaan federal.
Wakil Presiden JD Vance mengeluarkan peringatan yang tidak biasa tentang keselamatan udara, dengan mencatat bahwa pengatur lalu lintas udara dan personel Administrasi Keamanan Transportasi (staf penting yang bekerja selama penutupan pemerintahan) khawatir tentang keterlambatan gaji.
Shutdown terjadi karena Kongres gagal menyetujui RUU pendanaan tepat waktu akibat kebuntuan negosiasi antara Partai Demokrat dan Republik.
Shutdown ini menyebabkan sekitar 750.000 pegawai pemerintah federal yang pekerjaannya tidak esensial dirumahkan tanpa digaji. N
amun, pegawai di sektor penting seperti pengatur lalu lintas udara, penegak hukum federal, militer, serta layanan seperti jaminan sosial, Medicare, dan Medicaid tetap bekerja meski tanpa bayaran sampai ada kesepakatan anggaran.
Operasional yang dimatikan meliputi sebagian besar layanan administratif dan beberapa layanan publik non-esensial.
Contohnya adalah penutupan taman nasional, penundaan pemeliharaan lahan, dan potensi gangguan pada transportasi udara karena kekurangan staf.
Shutdown ini juga berdampak pada tidak dibayarnya gaji pegawai federal yang tidak esensial dan menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan pelayanan publik.
-
Dampak pada pegawai pemerintah:
-
Sekitar 750.000 hingga 900.000 pegawai federal yang dianggap non-esensial dirumahkan tanpa menerima gaji selama shutdown berlangsung.
-
Sekitar 2 juta personel militer dan Garda Nasional tetap bekerja tanpa dibayar sementara.
-
Ada ancaman pemutusan hubungan kerja massal (reductions in force), yang sebelumnya jarang terjadi saat shutdown, sehingga banyak keluarga pegawai pemerintah berisiko kesulitan finansial.
-
-
Dampak pada layanan publik:
-
Banyak layanan non-esensial dihentikan termasuk penutupan taman nasional, museum, penjagaan keamanan pangan, dan program bantuan sosial seperti bantuan pangan dan prasekolah.
-
Layanan publik penting seperti pengendalian lalu lintas udara tetap berjalan, tapi petugasnya bekerja tanpa gaji. Pengalaman shutdown 2018-2019 menunjukkan adanya peningkatan cuti tak resmi yang menyebabkan gangguan pelayanan.
-
Layanan paspor dan imigrasi melambat, berdampak pada mobilitas warga.
-
-
Dampak ekonomi:
-
Setiap minggu shutdown diperkirakan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,1 hingga 0,2 poin persentase.
-
Kerugian ekonomi permanen dapat terjadi, seperti saat shutdown sebelumnya tahun 2018-2019 yang menyebabkan kerugian sekitar 3 miliar dolar AS yang tidak pulih.
-
Penundaan rilis data ekonomi resmi mengganggu pelaku usaha dan investor dalam mengambil keputusan.
-
-
Dampak sosial dan kehidupan sehari-hari:
-
Ketidakpastian finansial pegawai pemerintah meningkatkan tekanan psikologis dan sosial.
-
Gangguan layanan publik mempengaruhi berbagai sektor mulai dari pariwisata hingga layanan kesehatan administrasi.
-
Secara keseluruhan, shutdown ini menimbulkan risiko signifikan yang memengaruhi stabilitas ekonomi, pelayanan publik, dan kesejahteraan jutaan warga serta pegawai federal Amerika Serikat. **