Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, SIDOARJO- Sidoarjo, Jawa Timur, terkenal dengan hasil produksi kerupuk dan petis udang, akan tetapi punya tradisi gerebek (berebut) gunungan tempe ritual tahunan yang diselenggarakan di desa penghasil tempe Sedenganmijen, kecamatan Krian.

Pada tahun ini acara gerebek gunungan tempe diselenggarakan Minggu, 16 Februari 2025, di lapangan desa. Disitu disajikan gunungan (mirip tumpeng) raksasa terbuat dari tempe setinggi 10 meter, karya 30 perajin tempe dengan bahan 2,5 kuintal kedelai, kurang lebih sekitar 1.200 bungkus tempe.
Sejak pagi hari, ratusan warga dari berbagai usia berkumpul di lapangan desa untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam acara ini. Kemeriahan mulai terasa saat panitia membuka acara dan memperkenalkan gunungan tempe.
Setelah gunungan tempe diperlihatkan, warga mulai berebut untuk mendapatkan bagian dari tempe tersebut. Suasana menjadi sangat meriah dan penuh semangat saat warga berusaha mengambil bagian dari gunungan yang disusun dalam bentuk menara kerucut.
Upacara gerebek tempe dipimpin oleh kepala desa Sedenganmijen, Kepala Desa Sedenganmijen, Muhammad Hasanuddin, menyatakan bahwa ritual ini dilakukan setiap tahun sebagai ungkapan syukur dan harapan akan rezeki yang melimpah bagi para perajin tempe di desa tersebut.
Setelah pembukaan, gunungan tempe yang biasanya setinggi 10 meter mulai diperebutkan. Warga berdesakan dan berusaha mengambil bagian dari gunungan tersebut, yang juga berisi hasil bumi lainnya seperti sayur dan buah.
Dalam suasana yang riuh dan penuh antusiasme, warga berusaha merebut tempe yang dilempar-lempar oleh panitia. Hal ini seringkali menyebabkan kerumunan menjadi sangat padat, situasi ini dimanfaatkan oleh para copet untuk beraksi.
Diciderai Copet
Acara begitu meriah massa berbondong-bondong ke lokasi acara, secara beramai-ramai memperebutkan tempe, sayuran, buah=buahan yang ada di gubungan. Suasana meriah itu ternyata dicederai dan dimanfaatkan oleh kaum pencopet.
Tidak tanggung-tanggunjg ada 40 warga yang melapor jadi korban pencoetan di arena gerebek gunungan tempe itu. Polisi Setelah perebutan selesai, biasanya acara ditutup dengan ucapan terima kasih kepada semua peserta dan harapan untuk tahun depan dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
Hasanuddin, mengaku kecolongan dengan banyaknya laporan aksi pencopetan. “Saya kira, kalau ada acara besar seperti ini di tempat lain pun, kejadian seperti ini di luar skenario yang kita harapkan,” imbuhnya.
Polisi masih mendalami kasus ini dan mengumpulkan laporan dari para korban. Hingga saat ini, lebih dari 40 warga telah melapor ke Polsek Krian atas kehilangan barang berharga mereka.
“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian ini. Kami juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada dalam keramaian,” ujar seorang petugas kepolisian di lokasi. **