Menu

Mode Gelap

Headline

Mahfud MD: Penyebab Demo Adalah Akumulasi Kekecewaan kepada Pemerintah

badge-check


					Mahfud MD, Sumber IG pribadi Perbesar

Mahfud MD, Sumber IG pribadi

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, JAKARTA- Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menyampaikan pernyataan terbuka melalui akun Instagram pribadinya pada (30/8/2025) pukul 00.01 WIB.

Ia menegaskan bahwa aksi protes rakyat adalah hal yang sah, namun menyoroti eskalasi kekerasan yang menurutnya sudah melewati batas.

“Pertama, memang situasi sekarang ini mencekam karena peristiwa demo di DPR yang menimbulkan banyak korban dan kerusuhan yang meluas di seluruh tanah air. Sehingga harus segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang dan berwajib,” ujar Mahfud.

Ia menekankan dukungan penuh terhadap hak masyarakat menyampaikan protes. saat ini sudah terlaku jauh. “Kita tentu mendukung demo dan protes-protes itu 100% mendukung.”

Namun gelombang demo saat ini sudah terlalu jauh dan banyak menimbulkan korban, “Tetapi yang terjadi sekarang mungkin sudah terlalu jauh.”

Mahfud lalu merinci berbagai peristiwa tragis yang muncul dalam gelombang unjuk rasa yang mana baik aparat maupun rakyat sama sama menjadi korban :

“Tewasnya saudara Afan yang di DPR itu. di Makassar juga diberitakan hari ini tiga orang tewas ketika gedung DPRD itu diserbu oleh massa dan dibakar, di Bandung, polisi itu dikejar-kejar oleh massa. Sampai lari berhamburan, ditangkap, ditendang, Itu sudah tidak sehat.”

Ia juga menyinggung aksi kekerasan di Jakarta. “Ada video beredar, sekelompok Brimob menangkap seseorang yang sedang demo. Lalu dibawa ke flyover. Dia sendirian dikeroyok, ditendang, dan dipukul ramai-ramau. Banyak juga polisi yang berbaring di rumah sakit dalam keadaan luka parah. Bahkan ada polisi yang diculik dari Brimob yang wajahnya luka luar biasa, bahkan badannya juga dipaku.” imbuhnya.

Melihat kondisi yang semakin memanas, Mahfud menyerukan agar semua pihak menahan diri. “Oleh sebab itu, saudara, mari kita sadari bahwa ini tidak bagus. Harus kita selesaikan. Saya tetap mendukung, tapi mari terukur juga agar negara ini selamat.”

Ia juga menekankan pentingnya profesionalisme aparat. “Kepada petugas lapangan juga supaya tidak sewenang-wenang. Saya paham petugas lapangan itu terjepit. Di satu sisi, dia harus bertugas mengamankan situasi. Tapi juga dia di lapangan menghadapi massa yang sudah mulai sangat marah. Nah, oleh sebab itu, ini yang harus bertanggung jawab adalah atasan. Dalam memberi komando itu supaya cermat dari waktu ke waktu. Jangan sampai terjadi korban di kalangan aparat dan rakyat.”

Menurut Mahfud, kerusuhan ini merupakan akumulasi dari kekecewaan masyarakat. “Masalah utama yang kita lihat itu adalah akumulasi kekecewaan memang. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang banyak sekali menimbulkan protes. Protes-protes itu muncul, tetapi penyelesaiannya tidak jelas.” terangnya.

 

“Kemudian banyak politisi yang arogan, tidak punya empati terhadap kehidupan masyarakat, sehingga menimbulkan reaksi yang kemudian memanas. Lalu saya melihat juga tak menentunya proses penegakan hukum.” imbuhnya.

Ia menyoroti lemahnya penanganan kasus hukum hingga dugaan korupsi pejabat yang tetap berkuasa. “Ada pejabat-pejabat yang oleh masyarakat diyakini atau punya indikasi catatan korupsi tapi berkeliaran terus memerintah dan membuat kebijakan dan sebagainya. Nah ini supaya diselesaikan, agar tidak semakin rumit.”

Mahfud pun menutup pernyataannya dengan seruan moral. “Negara ini adalah milik kita bersama. Wahai seluruh rakyat, aparat itu bukan musuh Anda. Wahai aparat, rakyat itu bukan musuh Anda. Anda harus menanggung akibat karena kebijakan-kebijakan dan para pejabat dan pemimpin yang korup sebenarnya. Dan penyelesaiannya harus di sini.” pungkasnya.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tolak Kenaikan Pajak di Jombang, Posko FRJ Dapat 1.000 Lebih Tanda Tangan Dukungan dari Warga

31 Agustus 2025 - 19:46 WIB

Detik-detik Pos Polisi Waru, 10 Polisi Bertameng tak Mampu Menahan Aksi Massa

31 Agustus 2025 - 14:49 WIB

Didampingi Pangdam Mayjen Rudy Saladin Temui Massa, Khofifah Minta Polisi Bebaskan 41 Orang Pendemo

31 Agustus 2025 - 11:59 WIB

Pakar Cyber Bagikan Cara Agar Live TikTok Tidak ke Banned, Gunakan VPN Ini

31 Agustus 2025 - 11:36 WIB

Bella Shofie Ajukan Mundur dari DPRD Buru, Nasdem Belum Tanggapi

31 Agustus 2025 - 11:36 WIB

Pemprov Jatim Keluarkan SE: ASN Masuk Kerja tanpa Seragam dan Tidak Bawa Mobil Dinas

31 Agustus 2025 - 10:50 WIB

Massa Mendobrak dan Menjarah Rumah Nafa Urbach, Sehari setelah Meminta Maaf ke Masyarakat

31 Agustus 2025 - 10:16 WIB

KPK Menahan Hendarto Bos BJU dalam Kasus Dugaan Kredit LPEI Rp 1,7 Triliun

31 Agustus 2025 - 09:03 WIB

Massa Bakar Gedung Grahadi, Khofifah Minta Polisi Bebaskan Demonstran yang Ditangkap

31 Agustus 2025 - 07:50 WIB

Trending di Headline