Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM-JAKARTA: Myanmar baru saja dilanda dua gempa besar beruntun (doublet) dengan magnitudo M7,6 dan M7,2 yang terjadi hanya berselang 11 menit, 29 Maret 2025

Keduanya memiliki hiposenter dangkal,
di Jalur Patahan Sagaing dekat Mandalay, Myanmar memperparah dampak guncangan dan memicu kerusakan parah di sejumlah wilayah.
Getarannya begitu kuat hingga dirasakan hingga ke negara-negara tetangga. Beberapa kota besar yang dilintasi Sesar Sagaing —pemicu gempa ini— antara lain Mandalay, Sagaing, Naypyidaw, Bago, dan Yangon
Keberadaan sesar aktif ini meningkatkan risiko bencana bagi kawasan urban di sekitarnya, bahkan kerusakan terjadi di Bangkok yang mana berjarak hingga 1000 Km.
Baca juga
Viral, Gak Kaleng-kaleng, Kepala Desa Ini Minta Anggaran THR Rp165 Juta
Alasan Kedelai, Tempe Tahu Beserta Turunannya Berbahaya untuk
Mengapa Bangkok Ikut Terdampak?
Daryono, pakar gempa dari BMKG, menjelaskan bahwa kerusakan di Bangkok terjadi akibat “efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period)” di mana gelombang gempa dari sumber jauh direspons oleh tanah lunak. Akun media sosialnya menyebutkan:
“Fenomena ini disebut efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period) di mana gelombang gempa yang sumbernya jauh direspons tanah lunak.”
Bangkok memiliki lapisan tanah lunak tebal yang beresonansi dengan getaran gempa jauh, mengancam stabilitas gedung-gedung tinggi.
Kasus serupa pernah terjadi pada 1985, ketika gempa M8,1 di subduksi Cocos, Meksiko, merusak Mexico City meski berjarak 350 km dari episentrum.
Sebanyak 9.500 korban jiwa tercatat, sebagian besar akibat ambruknya bangunan di atas tanah bekas rawa yang direklamasi
Bahaya Tanah Reklamasi & Efek Direktivitas
Pertama: Penelitian menunjukkan bahwa reclaimed land (tanah reklamasi) terdiri dari unconsolidated material (material lepas tidak terikat) yang sangat rentan jika terjadi gempa kuat.
Kedua: Jerusakan di Bangkok juga mungkin dipicu oleh efek direktivitas, yaitu pemusatan energi gempa dalam satu arah. Semakin tinggi direktivitas, semakin besar potensi kerusakan pada area tertentu.
Ringkasan
– Gempa doublet Myanmar berdampak luas karena kedalaman dangkal dan lokasi di sesar aktif.
– Bangkok terdampak akibat resonansi tanah lunak dan efek direktivitas.
– Tanah reklamasi berisiko tinggi saat gempa karena sifat materialnya yang tidak stabil.***