Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWs.COM, AUCKCLAND- Baby X adalah bayi digital hiper-realistis yang dikembangkan oleh Dr. Mark Sagar, pakar dalam bidang virtual humans dari University of Auckland dan CEO Soul Machines. Baby X diciptakan sebagai simulasi komputer yang sangat mirip dengan bayi manusia, baik dari segi penampilan, perilaku, maupun cara belajar dan berinteraksi.

Baby X adalah bayi digital yang sepenuhnya virtual dan tidak berbentuk fisik atau robot. Ia adalah prototipe AI yang dikembangkan oleh Soul Machines sebagai eksperimen digital dengan model fisiologi, kognisi, dan emosi yang terinspirasi secara biologis, dipadukan dengan CGI canggih untuk menciptakan tampilan dan perilaku bayi yang sangat realistis.
Baby X hanya ada di dunia digital dan berinteraksi melalui teknologi komputer, bukan sebagai robot fisik yang dapat disentuh atau dilihat secara nyata. Bayi ini belajar dan berinteraksi secara virtual, dan keberadaannya ditujukan untuk penelitian dan pengembangan AI, bukan sebagai robot fisik
Proyek ini menggabungkan aspek seni, sains, dan teknologi bioengineering, dan digunakan untuk penelitian psikologi perkembangan serta pengembangan teknologi avatar digital yang mampu berinteraksi secara emosional dengan manusia
Baby X adalah bayi digital hiper-realistis yang diciptakan oleh Dr. Mark Sagar, menggunakan kecerdasan buatan dan model neurobiologis untuk mensimulasikan otak dan perilaku bayi manusia secara real-time,
Bayi ini bukan sistem AI yang langsung mahir, melainkan belajar dan berkembang dari nol melalui interaksi dengan lingkungan, mirip dengan proses belajar bayi manusia asli. Bayi virtual ini dapat melihat, mendengar, dan merespons rangsangan sosial seperti suara dan ekspresi wajah, serta menunjukkan emosi seperti tersenyum, tertawa, atau frustrasi melalui ekspresi wajah yang sangat realistis.
Baby X dilengkapi dengan otak virtual yang dirancang menyerupai otak manusia, menggunakan model neurobiologis dan sistem kecerdasan buatan (AI). Sistem ini memungkinkan Baby X untuk merespons rangsangan dari lingkungan, seperti suara, ekspresi wajah, dan gerakan, secara real-time. Baby X bisa tersenyum, tertawa, menangis, bahkan menunjukkan frustrasi, layaknya bayi sungguhan.
Bayi ini dapat “melihat” melalui kamera dan “mendengar” melalui mikrofon komputer. Ia memproses masukan ini dengan algoritma AI yang meniru proses belajar bayi manusia, seperti mengenali objek, membaca kata, dan memahami situasi sosial. Ekspresi wajah Baby X dihasilkan dari simulasi otot wajah yang sangat detail, sehingga reaksi emosinya tampak alami.
Ia irancang untuk belajar dari interaksi dengan manusia, sama seperti bayi asli yang belajar dari lingkungannya. Ia tidak dibekali pengetahuan bawaan, sehingga semua perilaku, bahasa, dan pemahaman dikembangkan melalui pengalaman dan interaksi langsung dengan pengguna.
Digunakan dalam penelitian psikologi untuk memahami bagaimana interaksi antara bayi dan pengasuh terbentuk dan berkembang. Dengan bayi digital ini, peneliti dapat memanipulasi perilaku bayi secara spesifik untuk melihat dampaknya terhadap respons pengasuh—hal yang tidak mungkin dilakukan pada bayi manusia.
Teknologi di balik Baby X menjadi dasar pengembangan avatar digital lain yang lebih dewasa, seperti asisten virtual yang bisa berinteraksi secara emosional dengan manusia, digunakan di berbagai bidang seperti layanan pelanggan, pendidikan, dan hiburan.
Tidak sekadar animasi, Baby X menggabungkan model biologis otak dan sistem saraf virtual, sehingga perilakunya bukan hasil skrip, melainkan respons emergen dari simulasi otak digital.
Baby X dapat membangun hubungan emosional dengan pengguna, menunjukkan respons yang berbeda tergantung pada perlakuan yang diterima, misalnya merasa senang saat diajak bermain atau sedih jika diabaikan.
Kemiripan Baby X dengan manusia kadang memunculkan perasaan tidak nyaman pada sebagian orang.
Ada kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan data interaksi pengguna dengan bayi digital ini.
Manfaat
Manfaat Baby X bagi Umat Manusia
Baby X, sebagai bayi digital ciptaan Dr. Mark Sagar, menawarkan sejumlah manfaat potensial yang dapat berdampak luas bagi umat manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang:
1. Inovasi dalam Penelitian AI dan Psikologi
-
Baby X menjadi platform unik untuk mengeksplorasi bagaimana manusia dan mesin dapat bekerja sama, serta menjadi dasar pengembangan makhluk digital otonom yang meniru perilaku manusia1.
-
Dengan model fisiologi, kognisi, dan emosi yang canggih, Baby X memungkinkan peneliti memahami proses belajar, perkembangan emosi, dan interaksi sosial secara lebih mendalam tanpa harus melakukan eksperimen langsung pada manusia.
2. Solusi Alternatif dalam Menghadapi Overpopulasi
-
Anak digital seperti Baby X dipandang sebagai solusi masa depan untuk mengurangi tekanan akibat kelebihan populasi. Di masa depan, masyarakat mungkin akan merangkul anak-anak virtual sebagai bagian dari kehidupan, sehingga kebutuhan akan sumber daya fisik untuk membesarkan anak dapat ditekan1.
-
Anak digital hanya eksis di dunia virtual (metaverse), sehingga tidak membutuhkan sumber daya nyata seperti makanan, tempat tinggal, atau pendidikan fisik, yang pada akhirnya dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan dan sumber daya bumi1.
3. Penerimaan dan Adaptasi Teknologi AI
-
Baby X membantu memanusiakan AI, sehingga masyarakat lebih mudah menerima kehadiran kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan interaksi yang menyerupai manusia, AI menjadi lebih mudah dipahami dan diterima secara emosional oleh pengguna1.
-
Proyek ini juga menjadi fondasi bagi pengembangan avatar digital yang dapat digunakan di berbagai bidang, seperti layanan pelanggan, pendidikan, dan terapi psikologis.
4. Pengembangan Teknologi Pendidikan dan Terapi Digital
-
Anak digital seperti Baby X dapat digunakan untuk simulasi pendidikan dan terapi, misalnya dalam pelatihan pengasuhan, pendidikan anak usia dini, atau terapi perilaku bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, tanpa risiko terhadap manusia nyata.
5. Eksplorasi Etika dan Kesadaran Digital
-
Baby X membuka ruang diskusi baru tentang etika, kesadaran digital, dan batas antara manusia dan mesin. Ini penting untuk membangun regulasi dan standar yang tepat dalam pengembangan teknologi AI di masa depan.
Singkatnya, Baby X bukan hanya alat penelitian, tetapi juga membuka peluang baru untuk solusi sosial, pendidikan, hingga lingkungan, sekaligus menyiapkan masyarakat menghadapi era di mana manusia dan makhluk digital hidup berdampingan. **