Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Cerita Hari Ini: Ngideri Buwono Siasat Paku Buwono X Melawan Belanda, Lahirkan Tokoh Nasional dan Cendekiawan

badge-check


					PB X dan dua permaisurinya Perbesar

PB X dan dua permaisurinya

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-Paku Buwono atau PB X, raja yang berkuasa dari 1893 hingga 1939. Jasanya sangat besar dalam pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia.

Berkat jasanya pula lahir banyak tokoh cendekiawan terkemuka dalam sejarah Indonesia. Sri Susuhunan Paku Buwono X lahir pada 29 November 1866 dengan nama Raden Mas Gusti Sayidin Malikul Kusna.

Dikutip dari jurnal Paku Buwono X: Politik Oportunisme Raja Jawa, terbitan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), kecemerlangan PB X juga dibentuk oleh PB IX. Sejak usia tujuh tahun, PB X kerap kerap diajak PB IX ke beberapa pertemuan dengan residen Hindia Belanda di Keraton Kesultanan Surakarta Hadiningrat.

PB X naik tahta pada 30 Maret 1893 setelah PB IX mangkat pada 16 Maret 1893. Proses pengangkatan menjadi Paku Buwono X pun dilakukan dengan sangat meriah.

Pada masa pemerintahannya, daerah Surakarta yang merupakan vorstenlanden buatan pemerintah Belanda berkembang pesat dengan pembangunan berbagai macam fasilitas umum dan tempat budaya.

Hal itu juga dibarengi dengan adanya stabilitas politik di Pulau Jawa, sehingga pahlawan dari Solo itu dapat memusatkan masa pemerintahannya terhadap pembangunan. Beberapa bangunan atau tempat budaya yang dibangun PB X masih dapat dinikmati hingga sekarang.

Di antaranya ada Stasiun Solo Jebres, Taman Sriwedari, Tempat Potong Hewan, dan Pasar Gede. Pada masa PB X juga terjadi renovasi besar pada Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Menjelang pergantian abad ke-20 di negeri Belanda terjadi perubahan politik terhadap Indonesia yaitu menjadi politik etis berdasarkan pikiran bahwa negara Belanda mempunyai utang budi kepada Indonesia. Sebagai perlunasan utang itu Belanda mendirikan banyak sekolah di Indonesia.

PB X dapat melihat perubahan dan perkembangan-perkembangan baru itu dan juga sadar generasi muda harus menjadi orang-orang pintar agar dapat mengimbangi kepintaran orang Belanda hingga suatu saat lepas dari penjajahan Belanda.

Perhatian pada Dunia Pendidikan
Oleh sebab itu di kampung dan desa di dalam wilayah Kasunanan Surakarta didirikan sekolah-sekolah rakyat dan bagi para sentana didirikan sekolah Kasatrian, semacam Hollands Inlandesche School (sekolah bagi orang Indonesia asli yang diberi bahasa Belanda).

Selain mendirikan sekolah-sekolah umum, pahlawan dari Solo itu juga mendirikan sekolah khusus untuk mempelajari agama Islam yang di kalangan rakyat dikenal dengan nama “Mamba’ul Ulum”.

Dalam buku Peran Paku Buwono X Dalam Pergerakan Nasional, terbitan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tahun 2010, pada awal abad ke-20 terjadi perubahan sosial politik yang sangat besar di seluruh dunia.

Tidak terkecuali bangsa Indonesia yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan swasta dan organisasi-organiasasi, seperti Budi Oetomo dan Syarikat Islam (SI) yang menjadi titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan Budi Oetomo dan Sarekat Islam ini mendapat apresiasi cukup besar dari PB X.

Para pangeran dan bangsawan keraton didorong untuk membantu gerakan politik, pendidikan dan kebudayaan modern. PB X secara terbuka dan diam-diam memberi sokongan kepada perkumpulan-perkumpulan politik itu.

Contoh pemberian dukungan secara terbuka terjadi pada kongres Syarikat Islam tahun 1913 yang diselenggarakan di Taman Sriwedhari atas restu PB X.

Dengan perlindungan ini, SI aman dari pencekalan oleh pihak Belanda, di sebelah utara pasar Singosaren didirikan sebuah gedung pertemuan Habi Praya yang dapat digunakan untuk mengadakan rapat-rapat atau pertemuan oleh masyarakat Solo.

PB X dalam hal ini bukan hanya memfasilitasi, namun juga mendukung secara terbuka dari pergerakan-pergerakan politik yang ada di Indonesia terutama di Kota Solo. Selain fasilitas-fasilitas yang lain seperti Taman Sriwedari, Museum Radyapustaka hingga Jembatan Jurug A, pendidikan juga sangat diperhatikan oleh PB X.

Ia memberikan beasiswa dari kantong pribadinya bagi anak-anak pandai dari abdi dalem. Ada beberapa tokoh yang lahir dari beasiswa ini yakni Prof Dr Mr Soepomo (penyusun UUD 1945, Menteri Kehakiman).

Kemudian, Mr Soesanto Tirtoprodjo (Gubernur Nusa Tenggara di Bali, Menteri Kehakiman), Prof Dr Mr Wirjono Prodjodikoro (Ketua Mahkamah Agung, Menteri Koordinator Kompartimen Hukum dan Dalam Negeri).

Selain itu juga Prof Dr Mr Notonagoro (penjabar Pancasila dan Guru Besar Universitas Gajah Mada), Dr Radjiman Widiodiningrat (ketua BPUPKI) dan Domo Pranoto (Mayor Jendral Polisi, Anggota DPR).

Pahlawan nasional dari Solo itu juga punya strategi politik yakni Ngideri Buwono, yang berarti berkeliling untuk menyerap aspirasi dari rakyat dan mempengaruhi rakyat untuk melawan Belanda. Kebijakan ini dikritik pemeirntah Kolonial Belanda yang dianggap menghambur-hamburkan uang.

Selain itu kritikan tersebut juga disampaikan lantaran kekhawatiran akan efek politik dari pergerakan ini. Tetapi PB X tidak peduli dan mengukuhkan dirinya sebagai raja jawa saat itu.

PB X berkuasa selama 46 tahun, mulai 1893 hingga 1939, jasanya kemudian diabadikan dengan pemberian Bintang Mahaputra Adipradana pada Tahun 2009 dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.***

 

 

 

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerita Hari Ini: Goplem, Raksasa Gaib Pemimpin Para Danyang Penunggu Sitihinggil Keraton Solo

23 Juni 2025 - 11:13 WIB

Cerita Hari Ini: Meriam Legendaris Era Mataram Islam, Ada yang Berisyarat Cabul

22 Juni 2025 - 18:00 WIB

Beginilah Ujud Mother Ship, Drone Induk yang Mampu Angkut 100 Anak Drone

21 Juni 2025 - 20:00 WIB

Cerita Hari Ini: Gedung Sakral di Keraton Surakarta Ini Tempat Pertemuan Raja dan Ratu Kidul

21 Juni 2025 - 14:23 WIB

Cerita Gari Ini: Sri Sultan Hamengkubuwono IX PNS Pertama RI, Ini Penyebabnya

19 Juni 2025 - 14:04 WIB

Cerita Hari Ini: HB IX Pernah Tak Lulus Pelajaran Geometri dan Trigonometri

17 Juni 2025 - 11:37 WIB

Cerita Hari Ini: Saat PD II, HB IX Menolak Diajak Mengungsi ke Australia

16 Juni 2025 - 14:28 WIB

Cerita Hari Ini: Setelah Menerima Bisikan Gaib HB IX Terima Kontrak Politik dengan Belanda

15 Juni 2025 - 13:42 WIB

Cerita Hari Ini: Crazy Rich Era Kolonial Itu Bernama Pakubuwono X

14 Juni 2025 - 15:34 WIB

Trending di Uncategorized