Menu

Mode Gelap

Headline

Cabut dari Danantara, Ray Dalio Terbitkan Buku Bahas Soal Negara Bangkrut

badge-check


					Ahli ekonomi analis investasi Ray Dalio, telah menyatakan diri mundur sebagai penasihat Danantara, ternyata dia telah menyiapkan penerbitan buku terbarunya: How Countries Gi Broke, the Big Cycle. Instagram@raydalio Perbesar

Ahli ekonomi analis investasi Ray Dalio, telah menyatakan diri mundur sebagai penasihat Danantara, ternyata dia telah menyiapkan penerbitan buku terbarunya: How Countries Gi Broke, the Big Cycle. Instagram@raydalio

Penulis: Yusran Hakim  |    Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, JAKARTA- Ray Dalio diumumkan secara resmi sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh Pemerintah Indonesia sekitar akhir Maret 2025. Namun, hanya dalam waktu sekitar dua bulan setelah pengumuman tersebut, pada akhir Mei 2025, Dalio memilih untuk tidak melanjutkan keterlibatannya dan batal menjadi penasihat Danantara.

Sabtu, 31 Mei 2025, ia mengunggah di laman akun instagram@raydalio, membuat sebuah pesan: “Masalah utang pemerintah kita mungkin adalah masalah terbesar kita. Saya menulis Bagaimana Negara Bangkrut: Siklus Besar untuk menyampaikan mekanisme dan indikator-indikatornya, untuk memperjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, dan untuk memberi tahu orang-orang apa yang harus mereka lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri dari hal tersebut.”

“Buku pertama yang telah selesai baru saja tiba dari percetakan, dan saya sangat senang bahwa buku ini akan tersedia di toko-toko buku pada tanggal 3 Juni. Bagi Anda yang tertarik untuk mempelajari hal-hal ini, buku ini sudah tersedia untuk pre-order di tautan di bio saya.”

Penyataan itu disampaikan setelah dia menerbitkan buku terbarunya berjudl: How Countries Go Broke, The Big Cycle”

Ray Dalio dikenal sebagai ahli dalam bidang investasi dan manajemen portofolio, khususnya sebagai pendiri Bridgewater Associates, hedge fund terbesar di dunia. Ia ahli dalam strategi investasi makro global dan manajemen risiko, serta dikenal karena pendekatannya yang berbasis data dan prinsip transparansi radikal dalam pengambilan keputusan investasi.

Dalio juga dikenal sebagai inovator strategi investasi seperti “All Weather Portfolio” yang dirancang untuk bertahan dalam berbagai kondisi pasar, serta konsep “Economic Machine” yang menjelaskan siklus ekonomi secara mendalam.

Selain itu, ia menekankan pentingnya diversifikasi dan alokasi aset strategis untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan jangka panjang.

Sebagai penulis buku terkenal Principles: Life & Work, Dalio juga ahli dalam filosofi manajemen dan kepemimpinan yang mendukung kesuksesan investasi dan pengelolaan perusahaan.

Keahliannya meliputi analisis fundamental, pengelolaan risiko, dan pengembangan prinsip-prinsip investasi yang abadi dan dapat diterapkan di berbagai kondisi ekonomi.

Singkatnya, Ray Dalio dikenal sebagai ahli investasi makro global, manajemen portofolio, strategi diversifikasi, dan pengelolaan risiko dengan pendekatan berbasis prinsip dan transparansi radikal

Seajuh ini belum pernah mendengar alasan pasti, mengapa Ray Dalio mengundurkan diri sebagai penasihat Danantara. Dia hanya menyebutkan sebagai alasan pribadi tanpa penjelasan rinci.

Meskipun demikian, CEO Danantara dan beberapa pejabat terkait sempat membantah rumor pengunduran dirinya dan menyatakan masih berkomunikasi aktif dengan Dalio, namun laporan media dan sumber Bloomberg menyatakan Dalio memang memutuskan untuk tidak bergabung.

Singkatnya, Ray Dalio masuk sebagai penasihat Danantara sekitar Maret 2025 dan batal atau mundur dari posisi tersebut sekitar Mei 2025, dengan alasan pribadi yang tidak dipublikasikan secara detail.

Ray Dalio adalah seorang miliarder Amerika dan manajer hedge fund yang terkenal sebagai pendiri Bridgewater Associates, hedge fund terbesar di dunia yang didirikannya pada tahun 1975 di New York. Ia juga dikenal sebagai investor makro global dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dan telah menjadi co-chief investment officer Bridgewater sejak 1985.

Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di New York City dan menempuh pendidikan di C.W. Post College (sekarang bagian dari Long Island University) dengan gelar sarjana di bidang keuangan, serta meraih gelar MBA dari Harvard Business School pada tahun 1973. Ia mulai berinvestasi sejak usia 12 tahun dan memulai kariernya di Wall Street sebelum mendirikan Bridgewater Associates.

Selain kesuksesannya di dunia investasi, Dalio juga dikenal sebagai penulis buku-buku berpengaruh, termasuk Principles: Life & Work (2017) yang membahas filosofi manajemen dan investasi, serta buku terbarunya How Countries Go Broke: The Big Cycle yang membahas siklus kebangkrutan negara akibat utang besar dan dinamika ekonomi struktural.

Dalam buku terbarunya, Dalio mengkritik penumpukan utang pemerintah sebagai masalah serius dunia saat ini dan memberikan peringatan tentang risiko kebangkrutan negara. Ia juga mengkritik pemerintahan Donald Trump yang menurutnya menunjukkan kecenderungan otoriter seperti pemimpin era 1930-an.

Dalio juga aktif sebagai penasihat, termasuk sebagai anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Danantara (Daya Anagatara Nusantara) di Indonesia, meskipun sempat muncul rumor pengunduran dirinya yang kemudian dibantah oleh CEO Danantara.

Secara pribadi, Dalio telah menikah dengan istrinya Barbara selama lebih dari 40 tahun dan memiliki tiga anak serta lima cucu. Ia juga aktif dalam kegiatan filantropi, dengan fokus pada eksplorasi laut dan upaya mengatasi ketidaksetaraan dalam pendidikan, kesehatan, dan keuangan.

Singkatnya, Ray Dalio adalah tokoh penting di dunia keuangan global yang dikenal karena keberhasilan investasi, pemikiran makroekonomi, serta kontribusinya dalam literatur manajemen dan ekonomi global.

Rp 15.447 Triliun
Danantara, singkatan dari Daya Anagata Nusantara, adalah Badan Pengelola Investasi pemerintah Indonesia yang dibentuk untuk mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi strategis guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Badan ini berfungsi mengelola aset dan dividen dari BUMN besar Indonesia serta menginvestasikan modal yang berasal dari sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek berkelanjutan dengan fokus pada investasi non-APBN.

Danantara dibentuk pada Oktober 2024 dan resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 dengan Rosan Roeslani sebagai CEO.

Badan ini mengelola aset dari tujuh BUMN besar seperti Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID, dengan total aset yang dikelola diperkirakan mencapai sekitar USD 982 miliar (Rp 15.547 triliun).

Fungsi utama Danantara meliputi:

  • Mengelola investasi negara dan mengoptimalkan aset negara untuk meningkatkan penerimaan negara
  • Menarik investasi asing dan bekerja sama dengan investor global
  • Menjadi sumber pendanaan utama untuk proyek infrastruktur dan sektor strategis lainnya
  • Meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara yang kurang produktif.

Struktur Danantara terdiri dari Dewan Pengawas yang dipimpin oleh Menteri BUMN dan Badan Pelaksana yang dipimpin oleh Kepala Badan Pelaksana dengan beberapa direktur eksekutif. Dewan Pengawas mengawasi kinerja badan pelaksana dan memiliki masa jabatan lima tahun yang dapat diperpanjang satu kali.

Secara umum, Danantara diharapkan menjadi lembaga investasi nasional yang mampu mengelola kekayaan negara secara lebih efisien dan strategis, mirip dengan model sovereign wealth fund seperti Temasek Holdings di Singapura, sehingga dapat memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

BBM Etanol 10 Persen, Harga Harus Lebih Murah, Namun Tetap Saja Rugi

14 Oktober 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lantik Pengurus Baznas: Jalankan Penuh Ikhlas dan Bertanggung Jawab

14 Oktober 2025 - 15:08 WIB

Petrokimia Perkenalkan Pemupukan Petro Spring, Gunakan Drone 8 Jam Rp 6 Juta

14 Oktober 2025 - 14:23 WIB

Kepsek Tampar Siswa Ketahuan Merokok, Orang Tua Lapor Polisi 630 Pelajar Demo

14 Oktober 2025 - 12:39 WIB

Hasil Autopsi: Penyebab Kematian Tersangka Curwan di Lumajang Asam Lambung

14 Oktober 2025 - 12:24 WIB

Prabowo Hapus PIK 2 dari Daftar Proyek Strategis Nasional, Saham Langsung Anjlok!

14 Oktober 2025 - 11:51 WIB

Ian Douglas Martin Penulis Buku Politik Jatah Preman: Isinya Bikin Merinding

14 Oktober 2025 - 10:58 WIB

Nvidia DGX Spark Superkomputer AI Operasi 1.000 Triliun/Detik, Harga Rp 67 Juta

14 Oktober 2025 - 10:03 WIB

Warganet Sambat, Siang Malam Kini Terasa Panas, Ini Kata BMKG

14 Oktober 2025 - 07:16 WIB

Trending di Nasional