Penulis: Sanny | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, GRESIK — Kejadian menarik terjadi ketika ratusan warga Gresik berkumpul di halaman kantor Pemkab Gresik pada hari Senin, 29 September.
Mereka datang dengan menggunakan sepeda motor dan mobil, bahkan ada mobil pengantar yang membawa sistem suara. Awalnya, tujuan mereka adalah untuk berdemonstrasi.
Tapi, mereka sangat terkejut dan senang saat mengetahui bahwa orang yang seharusnya mereka protes sudah menunggu. Bupati Gresik, Fandi Ahmad Yani, menyambut mereka dengan duduk bersila di teras kantor, tanpa ada jarak.
Warga datang untuk menanyakan tentang terbatasnya peluang kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE yang ada di Kecamatan Manyar. Di sana, banyak perusahaan besar, termasuk Freeport.
Sutrisno, salah satu penduduk Kecamatan Manyar, menyampaikan keinginannya karena ia sering mendengar banyak pabrik baru dibangun di JIIPE.
“Tapi kenyataannya, banyak warga Gresik yang masih menganggur. Apakah kami benar-benar diprioritaskan? ,” tanyanya dengan penuh harapan.
Bupati yang akrab dipanggil Gus Yani menjawab bahwa Pemkab Gresik berusaha semaksimal mungkin agar warga Gresik bisa mendapatkan pekerjaan di JIIPE.
“Kami berkolaborasi dengan pemerintah desa dan menggunakan sistem online Gresik Kerja yang terhubung dengan Dinas Tenaga Kerja. Semua lowongan pekerjaan ada di sana dan bisa diakses oleh masyarakat,” jelasnya.
Namun, seorang warga lainnya, Nurhayati, memberikan tanggapan berbeda dan mengeluhkan sistem online yang berlaku.
“Kalau online, banyak dari kami yang kesulitan. Kadang malah merasa susah. Kami sudah melamar, tapi belum ada panggilan,” keluhnya.
Mendengar keluhan tersebut, Gus Yani menegaskan bahwa mereka tidak pernah membuat proses menjadi sulit. Jika ada yang mengatakan sulit, sebaiknya lihat terlebih dahulu kompetensi pelamar. Perusahaan pasti mencari pekerja yang sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan, jadi bukan salah JIIPE atau pemerintah semata.
“Kami ingin memastikan warga Gresik tetap menjadi prioritas, tapi mereka juga harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan oleh perusahaan,” jawabnya.
Menurut bupati, sebagian besar perekrutan di JIIPE saat ini memang sudah mengedepankan warga Gresik. Namun, ada dua kemungkinan jika seseorang belum diterima. Pertama, mungkin belum mendapat kesempatan. Kedua, keterampilan pelamar mungkin belum sesuai.
“Untuk masalah ini, pemerintah daerah lewat Dinas Tenaga Kerja akan mengundang pihak konstruksi, manajemen JIIPE, dan perwakilan warga. Kita akan berdiskusi untuk mencari solusi. Harapannya, warga yang belum mendapatkan pekerjaan dapat segera terpekerjakan,” tegasnya.
Dinas Tenaga Kerja Gresik sudah menjadwalkan pertemuan dengan pihak konstruksi dan manajemen JIIPE pada Rabu, 1 Oktober. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah nyata Pemkab untuk menangani keluhan warga.
“Intinya, kami tidak akan tinggal diam. Kami ingin memastikan bahwa warga Gresik mendapat prioritas,” tutup Gus Yani, dan warga pun memberi tepuk tangan. **