Penulis: Eko Winarto | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, GILIMANUK-Tragedi tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali menyisakan banyak kisah mengharukan. Salah satunya datang dari para nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang ternyata menjadi garda terdepan dalam upaya penyelamatan para korban di tengah laut.

Tiga nelayan setempat, yakni Santoso, Lukman, dan Saifuloh, menceritakan detik-detik dramatis saat mereka menemukan korban yang terombang-ambing di laut dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Kami sedang mencari ikan seperti biasa, tiba-tiba terdengar suara minta tolong. Saya langsung mencari arah suara itu. Tiga orang berhasil saya selamatkan, tapi satu korban sudah meninggal dunia. Karena ombak besar dan perahu tidak stabil, saya terpaksa melepaskan jenazahnya,” ujar Santoso saat ditemui di kediamannya, Sabtu (5/7/2025).
Sementara Saiful, yang berada di perahu terpisah, menemukan satu perahu karet (rubber boat) berisi 12 orang penumpang. Meski dihantam gelombang tinggi, ia memberanikan diri untuk tetap menarik perahu tersebut menuju Pantai Pebuahan.
“Kami tidak sempat banyak berpikir karena yang penting selamatkan mereka dahulu, walau ombak waktu itu besar sekali,” ujar Saiful.
Rubber boat yang ditemukan kini telah diamankan dan akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai barang bukti dalam penyelidikan lebih lanjut.
Ketiga nelayan ini akhirnya berhasil menyelamatkan para korban selamat ke daratan. Aksi heroik mereka tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memberikan harapan di tengah kepanikan para korban.
Data di lapangan menunjukkan seluruh korban yang berhasil dievakuasi ke Pantai Pebuahan ditemukan oleh para nelayan Banjar Pebuahan. Peran para nelayan menjadi bagian penting dalam proses penyelamatan pada hari-hari awal pencarian.
“Kami ini cuma nelayan biasa, tetapi kalau ada orang di laut minta tolong, kami tak mungkin tinggal diam,” tutup Santoso.
Sementara itu, Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, sempat mencatat 17 korban selamat dan menyerahkan data tersebut kepada anggota Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud).
Ia berharap para nelayan yang terlibat dalam evakuasi, termasuk delapan nelayan yang mengevakuasi 17 korban selamat dan empat korban meninggal dunia mendapat apresiasi tinggi dari pihak terkait.
29 Orang Belum Ketemu
Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari ketiga. Ada 29 korban yang masih dinyatakan hilang.
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno menyebut hingga saat ini, dari 65 orang korban yang terdata di manifest, 36 orang sudah ditemukan. Sebanyak 30 orang dinyatakan selamat dan 6 orang meninggal.
Jumlah korban selamat dalam peristiwa itu mengalami perubahan berdasarkan pembaruan data dari Basarnas. Sebelumnya tercatat 29 orang selamat, kini bertambah menjadi 30 orang.
Perubahan data itu setelah dilakukan klarifikasi ulang petugas di lapangan terhadap daftar nama korban yang ditemukan. Ada dua korban bernama M Tri Wahyudi dan Wahyudi yang diasumsikan oleh petugas di lapangan sebagai orang yang sama.
“Ternyata itu dua orang berbeda,” kata Eko.
M Tri Wahyudi adalah penumpang asal Banyuwangi. Sedangkan Wahyudi alias Sinyo adalah penumpang yang berasal dari Gilimanuk, Bali.
“Namun petugas kemudian melakukan konfirmasi ulang dengan mendatangi rumahnya dan valid, Tri Wahyudi dan Wahyudi adalah dua orang berbeda,” terangnya.***