Menu

Mode Gelap

Headline

Aksi Demo Besar di Sampang, Massa Tuntut Pilkades Dilaksanakan Tahun 2026

badge-check


					Terjadi aksi demonstrasi besar di alun-alun Sampang, Madura, berteapatan dengan [eringatan hari Sumpang Pemuda. Para demonstran menuntut agar Buapti Sampang segera menggelar Pilades pada tahun 2026. Foto: Instagram@sampangkreatif Perbesar

Terjadi aksi demonstrasi besar di alun-alun Sampang, Madura, berteapatan dengan [eringatan hari Sumpang Pemuda. Para demonstran menuntut agar Buapti Sampang segera menggelar Pilades pada tahun 2026. Foto: Instagram@sampangkreatif

Penulis: Saifudin    |     Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, SAMPANG- Bertepatan hari peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2025,  terjadi aksi demonstrasi besar diikuti ribuan warga dari berbagai desa di Sampang, Madura.

Mereka menggelar aksi menuntut agar Pemerintah Kabupaten Sampang segera menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada tahun 2026, menolak kabar penundaan Pilkades hingga 2028.

Penundaan sepihak oleh Buapti Sampang, dianggap tidak berpihak kepada masyarakat desa dan berpotensi menyebabkan kekosongan kepemimpinan di tingkat desa.

Aksi yang awalnya damai berujung ricuh karena massa yang bertahan dan memanas mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan.

Polisi sempat melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa yang mencoba menerobos barikade petugas.

Massa juga melakukan perusakan fasilitas di Alun-Alun Trunojoyo dan pagar depan Gedung DPRD Sampang. Akibat insiden tersebut, 4 polisi dan 3 pendemo mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Koordinator aksi menyampaikan bahwa sejak 2021 sebanyak 143 desa di Sampang dipimpin oleh Penjabat Kepala Desa, yang dianggap tidak memberikan perubahan baik dalam pemerintahan desa.

Mereka menuntut agar Pilkades digelar pada 2026 dan DPR menyiapkan anggaran pelaksanaannya dalam APBD 2026.

Koordinator aksi massa warga Pamekasan yang menuntut pelaksanaan pilkades serentak 2026 adalah Abdul Basit.

Ia menyatakan komunikasi pemerintahan di Kabupaten Pamekasan sudah mandek dan menegaskan tuntutan massa agar pejabat pemerintah, terutama Bupati, merespons aksi tersebut dengan serius.

Abdul Basit menyatakan bahwa aksi penggembokan akses pemerintahan tersebut dilakukan untuk memaksa pejabat daerah agar membuka komunikasi dan merespons tuntutan pilkades serentak tersebut

Segel kantor Bupati dan Dewan

Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pamekasan Menggugat bahkan melakukan penyegelan dan pengkepungan Kantor Bupati Pamekasan sebagai bentuk protes karena tuntutan mereka belum mendapat jawaban resmi dari Pemkab Pamekasan.

Mereka menuntut agar pelaksanaan pilkades serentak sesuai jadwal tidak ditunda lagi serta meminta Pemkab dan DPRD segera menetapkan anggaran pelaksanaan pilkades 2026.

Sebelumnya, ada aksi serupa di wilayah Madura lainnya seperti Kabupaten Sampang, di mana masyarakat juga menolak penundaan pilkades yang dapat mengganggu stabilitas desa dan pelayanan publik.

Massa menuntut transparansi penundaan dan penetapan jadwal pelaksanaan pilkades serentak tanpa penundaan.

Kesimpulannya, aksi massa warga Pamekasan pada tahun 2025 ini menuntut pelaksanaan pilkades serentak yang dijadwalkan tahun 2026 segera dilaksanakan tanpa penundaan dengan alasan pentingnya stabilitas pemerintahan desa dan pengelolaan dana desa agar tidak terganggu.

Aksi termasuk penyegelan Kantor Bupati Pamekasan menjadi bentuk tekanan warga agar pemerintah daerah merespons tuntutan ini secara serius dan transparan.​

Reaksi Bupati

Dalam aksi Oktober 2025 ini, Wakil Bupati Ahmad Mahfudz mewakili Bupati menemui massa aksi. Ia menyatakan dukungan terhadap tuntutan massa aksi demo pada 28 Oktober 2025 yang menuntut agar Pilkades digelar pada tahun 2026 tanpa penundaan.

Dalam pertemuan dengan massa aksi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Sampang, Ahmad Mahfudz meyakini bahwa kehadiran massa untuk menuntut Pilkades ini bertujuan demi kebaikan Kabupaten Sampang.

Eksekutif dan legislatif mendengarkan aspirasi mereka, dan berkomitmen menindaklanjuti tuntutan agar Pilkades segera digelar pada tahun 2026 tanpa penundaan.

Wakil Bupati menyampaikan bahwa pemerintah daerah memahami kekhawatiran warga terkait kekosongan kepemimpinan di desa akibat penundaan Pilkades, dan memastikan akan mencari solusi terbaik berdasarkan aspirasi yang disampaikan demi menjaga keamanan dan stabilitas pemerintahan desa.

Setelah dialog dan penandatanganan pernyataan tuntutan oleh Wakil Bupati dan anggota DPRD, situasi demo berangsur kondusif.

Secara ringkas, Bupati Slamet Junaidi dan Wakil Bupati Ahmad Mahfudz menunjukkan keseriusan untuk menindaklanjuti tuntutan masyarakat terkait Pilkades Sampang 2026 melalui komunikasi dan pertemuan resmi yang diwakilkan oleh Wakil Bupati dan instansi terkait dalam rangka menjaga kondusifitas daerah dan merespons aspirasi warga.​ **

 

 

 

Alun-Alun Trunojoyo, Sampang, dikenal sebagai ikon Madura dengan tiga pasang patung Karapan Sapi, saat ini mengalami tindakan perusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, diduga oleh pendemo pada tanggal 28 Oktober 2025.

Ini merupakan kejadian yang mengkhawatirkan karena Alun-Alun Trunojoyo adalah tempat yang megah dan penting bagi masyarakat Madura, menjadi simbol budaya dan landmark utama.

Dinas Lingkungan Hidup dan Perkim Sampang telah menganggarkan dana sebesar Rp 60 juta untuk perbaikan fasilitas yang mengalami kerusakan, termasuk payung elektrik di kawasan tersebut.

Alun-Alun Trunojoyo, yang dikenal sebagai ikon Madura dengan 3 pasang patung Karapan Sapi, saat ini mengalami tindakan perusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, diduga oleh pendemo pada tanggal 28 Oktober 2025.

Ini merupakan kejadian yang mengkhawatirkan karena Alun-Alun Trunojoyo adalah tempat yang megah dan penting bagi masyarakat Madura, menjadi simbol budaya dan landmark utama. Dinas Lingkungan Hidup dan Perkim Sampang telah menganggarkan dana sebesar Rp 60 juta untuk perbaikan fasilitas yang mengalami kerusakan, termasuk payung elektrik di kawasan tersebut.

Kejadian ini mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat dan masyarakat, mengingat pentingnya menjaga ikon budaya dan fasilitas publik agar tetap terawat dan menjadi kebanggaan daerah serta tempat rekreasi yang aman dan nyaman bagi warga.​

Alun-Alun Trunojoyo sendiri dibangun dengan anggaran besar sekitar Rp 19 miliar, termasuk patung-patung Karapan Sapi yang berharga sekitar Rp 3,3 miliar, yang dirancang oleh seniman asal Bali.

Tempat ini tidak hanya sebagai ikon, tapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi di Madura dan sekitarnya. Namun, kerusakan akibat ulah oknum ini mencoreng fungsi dan citra Alun-Alun sebagai pusat sosial dan budaya yang harusnya dilindungi semua pihak.​

Secara singkat, saat ini Alun-Alun Trunojoyo mengalami kerusakan fisik yang diakibatkan oleh oknum pendemo tidak bertanggung jawab pada 28 Oktober 2025, dan pemerintah daerah telah mempersiapkan perbaikan agar ikon Madura ini tetap terjaga dengan baik.

Seblumnya aksi protes dan demo pembangunan alun-alun telah terjadi 10 Oktober 2025, l

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hujan Lebat Saat Bupati Jombang Warsubi Angkat 4.101 Non-ASN Jadi PPPK

28 Oktober 2025 - 21:27 WIB

Jumlah Motor Mogok di Jatim Makin Meluas, Pertamina Buka Posko Laporan

28 Oktober 2025 - 20:48 WIB

Sumpah Pemuda di Jombang: Dulu Pakai Bambu Runcing Kini Ilmu dan Kerja Keras!

28 Oktober 2025 - 20:29 WIB

Marak Laporan BBM Pertalite Sebabkab Motor Mbrebet, Pertamina Buka 15 Posko Layanan Konsumen di Jatim

28 Oktober 2025 - 20:21 WIB

​​Para Perempuan Sambut Gembira Penangkapan Pimpinan Lembaga Amal yang Teridentifikasi dalam Investigasi BBC soal Bantuan Berimbalan Seks

28 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara serta Denda 1 milyar kasus Pemerasan

28 Oktober 2025 - 15:30 WIB

Lagu Prabowo for Global Peace Bikin Geger Netizen, Buatan AI?

28 Oktober 2025 - 15:04 WIB

Sandra Dewi Mendadak Cabut Gugatan Penyitaan Aset, Ada Apa?

28 Oktober 2025 - 14:36 WIB

Viral KDM Tanya Soal Lele Picu Gagal Ginjal, Dokter Hewan Menjawab, Peternak Lele Bacalah

28 Oktober 2025 - 10:28 WIB

Trending di Headline