Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Sebuah pesawat Air India yang menuju London dengan 242 orang di dalamnya jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di India barat pada hari Kamis, kata maskapai penerbangan dan polisi, dan menteri kesehatan federal India mengatakan bahwa “banyak orang” tewas.

Updates terakhir diperkirakan 120 orang tewas.
Pesawat itu menuju Bandara Gatwick Inggris, kata Air India, sementara petugas polisi mengatakan pesawat itu jatuh di daerah sipil dekat bandara.
“Bangunan yang tertimpa pesawat adalah asrama dokter… Kami telah membersihkan hampir 70% hingga 80% area dan akan segera membersihkan sisanya,” kata seorang perwira polisi senior kepada wartawan.
Ke-242 orang tersebut terdiri dari 217 orang dewasa dan 11 anak-anak, kata seorang sumber kepada Reuters. Dari jumlah tersebut, 169 orang adalah warga negara India, 53 orang adalah warga negara Inggris, tujuh orang Portugis, dan satu orang Kanada, kata Air India.
Situs pelacakan penerbangan Flightradar24 mengatakan pesawat itu adalah Boeing 787-8 Dreamliner, salah satu pesawat penumpang paling modern yang beroperasi.
“Saat ini, kami sedang mencari tahu rinciannya dan akan membagikan informasi terbaru lebih lanjut,” kata Air India di X. “Korban luka-luka telah dibawa ke rumah sakit terdekat.”

Air India jatuh sesaat setelah mengudara
Kecelakaan itu terjadi tepat setelah pesawat lepas landas, demikian dilaporkan saluran televisi. Satu saluran memperlihatkan pesawat lepas landas di atas kawasan permukiman dan kemudian menghilang dari layar sebelum semburan api besar membubung ke angkasa dari balik permukiman.
Rekaman visual juga menunjukkan puing-puing terbakar, dengan asap hitam tebal mengepul ke langit dekat bandara.
Mereka juga menunjukkan orang-orang dipindahkan dengan tandu dan dibawa pergi dengan ambulans.
Menurut pengawas lalu lintas udara di Bandara Ahmedabad, pesawat lepas landas pukul 1.39 siang (0809 GMT) dari landasan pacu 23. Pesawat mengeluarkan panggilan “Mayday”, yang menandakan keadaan darurat, tetapi setelah itu tidak ada respons dari pesawat.
Peta yang menunjukkan jalur penerbangan pesawat dari bandara dan perkiraan lokasi kecelakaan berdasarkan gambar media sosial.
Flightradar24 juga mengatakan pihaknya menerima sinyal terakhir dari pesawat beberapa detik setelah lepas landas.
“Pesawat yang terlibat adalah Boeing 787-8 Dreamliner dengan registrasi VT-ANB,” katanya.
Inggris bekerja sama dengan pihak berwenang India untuk segera mengungkap fakta-fakta seputar kecelakaan itu dan memberikan dukungan kepada mereka yang terlibat, kata kantor luar negeri negara itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs webnya.
Kantor menteri penerbangan India mengatakan Perdana Menteri Narendra Modi telah memerintahkannya untuk memastikan semua dukungan diberikan untuk upaya penyelamatan segera.
Semua lembaga terkait berada dalam siaga tinggi dan upaya terkoordinasi sedang dilakukan, kantor menteri penerbangan menambahkan.
Ahmedabad adalah kota utama di negara bagian asal Modi, Gujarat.
Bandara Ahmedabad mengatakan telah menangguhkan semua operasi penerbangan dengan segera. Bandara tersebut dioperasikan oleh konglomerat India, Adani Group.
“Kami terkejut dan sangat sedih atas tragedi Penerbangan Air India 171,” tulis Gautam Adani, pendiri dan ketua grup tersebut, di X.
“Kami turut berduka cita kepada keluarga yang telah mengalami kehilangan yang tak terbayangkan. Kami bekerja sama dengan semua pihak berwenang dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan,” katanya.
Kecelakaan pesawat fatal terakhir di India terjadi pada tahun 2020 dan melibatkan Air India Express, anak perusahaan maskapai berbiaya rendah tersebut.
Pesawat Boeing-737 milik maskapai itu melewati landasan pacu “meja” di Bandara Internasional Kozhikode di India selatan. Pesawat itu tergelincir keluar landasan pacu, jatuh ke lembah, dan menghantam tanah dengan hidung terlebih dahulu.
Air India yang sebelumnya milik negara diambil alih oleh konglomerat India Tata Group pada tahun 2022, dan bergabung dengan Vistara – perusahaan patungan antara grup tersebut dan Singapore Airlines – pada tahun 2024.
Tata mengatakan pusat darurat telah diaktifkan dan tim dukungan dibentuk bagi keluarga yang mencari informasi.***