Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, SHENZHEN- Lebih dua dekade China kena boikot dari Amerika, khususnya untuk technologi, tetapi diam-diam negara Tirai Bambau itu telah secara diam-diam mengembangkan prototipe awal sistem litografi ultraviolet ekstrem (EUV), Yaitu, teknologi untuk memroduksi chip semikonduktor paling canggih di dunia.
Reuters melaporkan bahwa para ilmuwan yang bekerja di fasilitas keamanan tinggi di Shenzhen menyelesaikan prototipe tersebut pada awal 2025. Upaya ini dilaporkan melibatkan mantan insinyur ASML (Semiconductor Materials Lithograf) dan jaringan terkoordinasi dari institut penelitian dan pemasok China.
Mesin ini mampu menghasilkan cahaya EUV, langkah kritis menuju manufaktur chip canggih. Namun, mesin ini masih dalam tahap pengujian dan belum menghasilkan chip fungsional. Sumber mengatakan bahwa jadwal realistis untuk chip fungsional diperkirakan antara 2028 dan 2030.
Tantangan teknik yang signifikan masih ada, terutama dalam optik presisi, keandalan, dan kontrol sistem. Ini adalah area di mana ASML menghabiskan puluhan tahun untuk menyempurnakan platform EUV komersialnya.
Saat ini, ASML tetap menjadi satu-satunya perusahaan yang memasok alat EUV untuk produksi massal. Setiap sistem berharga sekitar $250 juta dan esensial untuk chip canggih yang dirancang oleh perusahaan seperti NVIDIA dan AMD, serta diproduksi oleh TSMC, Intel, dan Samsung.
ASML, perusahaan Belanda yang berbasis di Veldhoven, memegang posisi dominan global dalam teknologi litografi semikonduktor, khususnya mesin EUV (Extreme Ultraviolet), yang tidak tertandingi oleh negara lain saat ini. Belanda sering disebut sebagai pemimpin utama berkat monopoli ASML ini, menjadikannya “kekuatan super rahasia Eropa” dalam industri chip.
ASML menyediakan mesin krusial untuk produksi chip AI oleh perusahaan seperti Nvidia, TSMC, dan Intel, dengan valuasi mencapai $419 miliar pada Desember 2025, menjadikannya perusahaan teknologi terbesar di Eropa. Tidak ada pesaing yang mampu mereplikasi presisi EUV ini, meskipun China berupaya melalui reverse engineering tapi masih tertinggal bertahun-tahun.
Pemerintah Belanda memberlakukan pembatasan ekspor ke China atas tekanan AS, menurunkan penjualan ASML ke sana menjadi 20% dari total pendapatan pada 2024, memperkuat posisi strategis Belanda. Proyeksi pendapatan ASML mencapai 44-60 miliar euro pada 2030 didorong permintaan AI. **







