Penulis: Tanasyafira Libas Tirani | Editor: Hadi S Purwanto
“Sekaya apapun seseorang, jika sakit, ia sedang menderita.”
DARI ungkapan itulah Khristina Kencana menyadari bahwa pekerjaan yang baru ia tekuni merupakan tantangan yang tidak enteng. Melayani orang sakit!
Khristina –begitu ia biasa disapa—juga sadar bahwa pekerjaan barunya ini sama sekali berbeda dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaannya terdahulu. Meski begitu, ia bertekad secara total untuk belajar dan menekuni dunia barunya.
“Namun, setelah berjalan hampir delapan tahun, ternyata enjoy juga,” tuturnya sambil tersenyum.
Apa pekerjaan barunya?
“Saya membantu pasien untuk berobat ke Malaysia, tepatnya ke KPJ Healtcare,” terangnya.
Dikatakan Khristina, KPJ (Kelompok Pengobat Johor) Healthcare memiliki sekitar 28-29 rumah sakit yang tersebar di Malaysia dan melayani pasien, termasuk pasien internasional dari Indonesia. Grup RS KPJ ini memiliki hampir 1.400 dokter spesialis dan sub-spesialis yang mencakup berbagai bidang seperti kanker, saraf, tulang, jantung, wanita & anak, mata, gigi, dan urologi.
KPJ Healthcare sangat dikenal sebagai penyedia layanan kesehatan dengan spesialisasi luas yang juga melayani banyak pasien asal Indonesia setiap tahunnya.
KPJ, tambah Khristina, salah satu rumah sakit yang banyak melayani pasien dari Indonesia adalah KPJ Kuching Hospital dengan spesialis ortopedi. Di KPJ Kuching, sudah menggunakan teknologi robotik canggih seperti ROSA Knee System dan VELYS Robotic-Assisted Solution dengan tingkat presisi tinggi, mengurangi risiko komplikasi, serta mempercepat masa pemulihan pasien dalam 3-4 hari pasien dapat berjalan tanpa tongkat.
“Kebetulan saya fokus melayani pasien yang mau berobat ke KPJ Grup,” ujar Khristin, tanpa merinci berapa banyak pasien yang dikirim setiap bulannya.
Menurutnya, melayani orang sakit memiliki pengalaman tersendiri. Dari sejumlah pekerjaan yang pernah ditekuninya, mengirim pasien ke Malaysia butuh effort yang lumayan tinggi.
“Melayani orang sakit kita harus sabar dan telaten. Beda kalau kita melayani orang traveling,” ujarnya.
Melayani orang traveling pun, katanya, butuh energi besar. Padahal, itu urusan bersenang-ria.
“Yang harus kita faham adalah, meskipun seseorang kaya-raya, kalau sakit, ia sedang menderita. Karenanya, kita harus sabar dan faham betul kondisi psikologis seseorang,” paparnya.
Khristina menjelaskan, pertama kali dia terjun di pekerjaan ini, yang pertama diniatkan adalah melayani.
“Target utama saya adalah melayani dan saya sangat bahagia ketika pasien yang saya kirim itu sembuh. Itulah kebahagiaan saya,” papar Khristina.
Pernah dikomplain pasien?
“Itu mah makanan hari-hari. Tapi kan kita harus tetap melayani dengan baik dan sabar,” kata Khristina.
Hal yang tak pernah diduganya adalah bagaimana dia harus selalu menemani dan mendengarkan setiap keluhan pasien. Awalnya memang terasa berat.
“Tapi lama-lama terbiasa juga. Kuncinya, harus ringan tangan dan ringan hati. Dan saya harus dengan senang hati melayani,” tuturnya.***









