Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWSW.COM, SIDOARJO- Sampai saat berita ini turunkan, Senin sore, 30 September 2025, dilaporkan masih ada tujuh santri yang terjebak dalam reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Tim SAR gabungan terus melakukan upaya evakuasi korban yang masih hidup di bawah reruntuhan bangunan tersebut.
Total korban yang sudah berhasil dievakuasi sebanyak 102 orang, namun masih ada sekitar 7 hingga 38 orang yang diduga masih terjebak, menurut beberapa laporan, dan pencarian masih berlangsung intensif.
Tujuh santri itu diinformasikan masih masih hidup dan dapat berkomunikasi dengan tim evakuasi. Mereka tersebar di tiga titik reruntuhan yang berbeda: satu di belakang, satu di tengah, dan lima di sisi kanan reruntuhan. Evakuasi dilakukan secara hati-hati tanpa alat berat untuk menghindari keruntuhan susulan.
Sementara itu, terdapat daftar nama sejumlah santri yang sudah dievakuasi dan dirawat di rumah sakit, tapi nama spesifik tujuh santri yang terjebak ini belum dipublikasikan secara resmi oleh pihak berwenang hingga saat ini.
Nanang Sigit, Kepala Kantor SAR Surabaya, menjelaskan bahwa hanya satu korban yang bisa diajak komunikasi secara verbal, sedangkan sisanya hanya menunjukkan gerak-gerik, saat memberikan keterangan di lokasi, Senin 30 September.
Sedangkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan target utama hari ini adalah menyelamatkan tujuh santri tersebut yang masih bisa berkomunikasi dan diberikan oksigen.
Korban jiwa ada 3 orang:
* Maulana Alfan Ibrahim (15 tahun) dari Surabaya yang ditemukan pada Senin, 29 September 2025.
* Selasa, 30 September 2025, dua korban tambahan meninggal dunia, yaitu Mochammad Mashudulhaq (14) dari Surabaya dan Muhammad Soleh (22) dari Bangka Belitung.
Total ada 98 santri yang menjadi korban luka-luka dalam peristiwa ini, dan mereka dirawat di beberapa rumah sakit seperti RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya. Salah satu korban mengalami amputasi karena luka parah akibat reruntuhan bangunan.
Polisi juga melibatkan satu pleton Sabhara, satu pleton Brigade Mobil (Brimob), serta didukung tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) Polresta Sidoarjo untuk pengamanan lokasi.
Kepolisian bahkan merencanakan koordinasi dengan ahli konstruksi dari ITS untuk membantu evakuasi korban yang masih terjebak dan jika diperlukan akan menggunakan alat berat seperti crane untuk mengangkat reruntuhan secara aman.
Kabid Humas juga menyampaikan kondisi cuaca saat ini menjadi pertimbangan dalam kelanjutan evakuasi, mengingat hujan deras bisa menimbulkan risiko bahaya tambahan. Polisi memastikan seluruh personel dari Polresta Sidoarjo, Polda Jatim, dan tim gabungan masih siaga di lokasi evakuasi. **