Penulis: GS Purwanto | Editor: Gandung Kardiyono
KREDONEWS.COM, YOGYAKARTA – Masalah sampah di Yogyakarta masih belum selesai. Ini terlihat dari banyaknya sampah yang menumpuk lagi di tempat penyimpanan di seluruh Yogyakarta.
Seperti yang dilaporkan, kota Yogyakarta menghasilkan sekitar 250 ton sampah setiap harinya. Namun, tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan sudah tidak bisa menampung lagi. Hal ini menyebabkan sampah terjebak di tempat penyimpanan.
Walikota Yogyakarta, Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG kini mengambil langkah terakhir, yaitu mengajak banyak orang untuk membantu menangani sampah, khususnya sampah organik.
Sebagian sampah yang tidak dapat terurai sudah dikelola oleh sekitar 700 Bank Sampah di Yogyakarta.
Kang Hasto berharap masyarakat juga ikut serta dalam mengatasi masalah sampah, terutama dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Kemudian, sampah organik juga perlu dipisah menjadi sampah organik basah, seperti sayuran dan sisa makanan, serta sampah organik kering seperti daun-daun dan sisa-sisa sayur.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dra. Septi Sri Rejeki didampingi Lurah Keparakan, Yusup Ahbari, ST saat turun lapangan menemui warga kelurahan Keparakan memberi pengarahan untuk penanganan sampah.(Foto.GS Purwanto)
Cara untuk memilah sampah ini disampaikan oleh Dra. Septi Sri Rejeki, yang memimpin Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta saat bertemu dengan beberapa warga di Kelurahan Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta.
“Saya minta Ibu mulai sekarang sediakan dua tempat khusus untuk sampah organik. Satu untuk sampah organik basah, seperti sayuran dan sisa makanan. Atau lebih baik, usahakan untuk tidak membuang makanan. Satu lagi untuk menampung sampah organik kering, seperti daun-daun yang rontok atau sisa-sisa sayur. Besok saya datang lagi dan sudah terpisah, ya, Bu? ” kata Kadindukcapil kepada warga yang ia temui di kelurahan Keparakan yang jadi perhatian Dindukcapil.
Selanjutnya, sampah akan diambil oleh pengangkut menuju tempat pengumpulan yang sudah ditentukan. Sampah tersebut akan ditangani oleh “Off Taker” dan diolah menjadi pakan hewan dan pupuk.**