Menu

Mode Gelap

News

11 TSK Pemerasan Rp81 M Sertifikasi K3 dan Alasan Bukan Suap, Sejak 2019

badge-check


					11 TSK Pemerasan Rp81 M Sertifikasi K3 dan Alasan Bukan Suap, Sejak 2019 Perbesar

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, JAKARTA– KPK menetapkan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel beserta 10 orang lainnya menjadi tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar pada 21 Agustus 2025.

Noel ditangkap di Jakarta terkait dugaan pemerasan terhadap sejumlah perusahaan dalam pengurusan sertifikasi K3. Selain itu, KPK juga menyita 22 kendaraan dari operasi senyap yang dimaksud.

KPK menetapkan Noel beserta 10 orang lainnya menjadi tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar pada 20-21 Agustus 2025,

Berikut identitas lengkap para tersangka,

1. IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan) selaku Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI periode 2024–2029.

2. IBM, selaku Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personil K3 tahun 2022–2025.

3. GAH, selaku Koordinator Bidang Pengujian dan Evaluasi Kompetensi Keselamatan Kerja tahun 2022–sekarang.

4. SB, selaku Sub Koordinator Keselamatan Kerja Dit. Bina K3 tahun 2020–2025.

5. AK, selaku Sub Koordinator Kemitraan dan Personel Kesehatan Kerja tahun 2020–sekarang.

6. FRZ, selaku Dirjen Binwasnaker dan K3 pada Maret 2025–sekarang.

7. HS, selaku Direktur Bina Kelembagaan tahun 2021–Februari 2025.

8. SKP, selaku Subkoordinator.

9. SUP, selaku Koordinator.

10. TEM, selaku pihak PT Kem Indonesia.

11. MM, selaku pihak PT Kem Indonesia.

Beda Pemerasan dan Suap di Kasus OTT KPK Wamenaker Noel Terkait Sertifiikasi K3

Sementara itu, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menegaskan bahwa Immanuel Ebenezer bersama para tersangka lain dijerat dengan pasal pemerasan. Modus yang dipakai adalah memperlambat, mempersulit, hingga tidak memproses pengajuan sertifikasi K3, padahal seluruh persyaratan sudah lengkap.

“Itu sebabnya digunakan pasal pemerasan, bukan pasal suap,” jelas Asep.

Ia menerangkan, dalam praktik suap biasanya ada persyaratan yang tidak lengkap lalu pemohon menawarkan sejumlah uang agar diluluskan. Sementara dalam kasus ini, persyaratan sudah terpenuhi, namun proses sengaja dipersulit agar korban merasa tertekan dan akhirnya menyerahkan uang.

Menurut Asep, pola tersebut sangat merugikan buruh karena sertifikasi K3 yang mereka butuhkan segera justru tertahan tanpa kepastian. Kondisi itu memaksa mereka mengikuti permintaan agar pengurusan segera selesai.

Immanuel Ebenezer diduga melakukan praktik pemerasan ini bersama 10 orang lainnya. Sejak 2019, mereka disebut mengumpulkan uang ilegal dari perusahaan jasa K3 (PJK3) dengan total mencapai Rp81 miliar.****

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hilang 3 Hari, Jasad Ludia Warga Kedurus Ditemukan di Mengapung di Sungai Wonokromo Jagir

9 September 2025 - 23:18 WIB

Gresik Deklarasikan Penegakan Jam Angkutan Barang: Dilarang Melintas 05.00–08.00 dan 15.00–18.00 WIB

9 September 2025 - 22:39 WIB

Israel Operasi Militer ke Qatar: Sasaran Pimpinan Hamas dan Khalil al-Hayya

9 September 2025 - 21:47 WIB

Detik-detik Polisi Meringkus Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar

9 September 2025 - 21:38 WIB

Job-fit Pemkab Jombang, Soehartono: Jika Pak Senen Lolos dan Menjabat, Sungguh Melukai Hati Rakyat!

9 September 2025 - 20:35 WIB

Lokomotif KA Ranggajati Hantam Nissan Serena di Probolinggo, 6 Penumpang Aman

9 September 2025 - 16:37 WIB

11 Tahun Kasus Wiranto Tewas, Tersangka Malah Jadi Anggota DPRD Wakatobi

9 September 2025 - 16:10 WIB

Remaja 18 Tahun Habisi Bocah 10 Tahun, Massa Bakar Rumah Orang Tua Tersangka

9 September 2025 - 14:24 WIB

Ustad Basalamah Didampingi 5 Pengacara Datangi Kantor KPK: Kasus Kuota Haji

9 September 2025 - 12:37 WIB

Trending di Nasional