Penulis: Adi Wardhono | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, SAIGON- Negeri Paman Ho, Vietnam, di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Partai Komunis To Lam, telah mengambil langkah strategi untuk mengatasi dampak dari tarif impor baru yang dikenakan oleh Amerika Serikat.

Pemerintahan Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif timbal balik sebesar 46% mulai 9 April 2025, yang dapat merugikan ekonomi Vietnam yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.
“Baru saja melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam yang memberi tahu saya bahwa Vietnam ingin memangkas tarif mereka hingga nol jika mereka mampu membuat kesepakatan dengan AS,” kata Trump dalam akun media sosial Truth-nya seperti dikutip Sabtu, 5 April 2025.
Ini adalah telepon kenegaraan pertama terkait penetapan tarif, sejak Trump tetapkan pada Rabu, 2 April 2025. Selain terkait tarif, Vietnam News Agency menyebut Trump dan Lam juga membahas upaya memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan perdagangan.
Menurut Vietnam News Agency, Lam menyebut Vietnam akan terus mengimpor lebih banyak barang yang dibutuhkan dari Amerika. Mereka juga berupaya menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan Amerika untuk memperluas investasi di negara Asia Tenggara tersebut.
Vietnam berencana untuk memangkas tarif impor pada sejumlah produk dari AS, termasuk gas alam cair (LNG) dan mobil. Tarif LNG akan dipotong dari 5% menjadi 2%, sementara tarif mobil akan turun menjadi 32% dari kisaran sebelumnya antara 45% hingga 64%.
Vietnam meminta penundaan penerapan tarif tersebut dan mengusulkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik. Menteri Perdagangan Vietnam telah menjadwalkan pembicaraan dengan perwakilan dagang AS untuk membahas isu ini.
To Lam juga mengisyaratkan pengiriman delegasi ke Washington DC untuk berunding lebih lanjut mengenai masalah ini, menunjukkan komitmen Vietnam untuk memperbaiki hubungan dagang dengan AS.
Vietnam melakukan pemangkasan tarif sebagai respons terhadap surplus perdagangan yang besar dengan AS, yang mencapai lebih dari USD 123 miliar pada tahun lalu
. Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki neraca perdagangan dan menghindari tindakan balasan dari AS yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi Vietnam, yang ditargetkan mencapai setidaknya 8% tahun ini.
Dengan situasi ini, Vietnam berusaha menjaga hubungan dagang yang baik dengan AS sambil menghadapi tantangan baru dalam kebijakan perdagangan global.**