Penulis: Sri Muryanto | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, TRENGGALEK- Viral video aksi unjuk rasa siswa SMA Negeri 1 Kampak, Trenggalek. Ratusan siswa unjuk rasa di halaman sekolah menuntut transparansi pengelolaan dana iuran siswa, termasuk dana komite sekolah yang dianggap tidak transparan.
Tuntutan mereka muncul karena ada dugaan pungutan liar (pungli) berupa berbagai macam iuran selain SPP dan seragam, seperti infak amal jariyah, tabungan akhirat untuk pembangunan masjid, dan sumbangan lainnya yang tidak jelas pengelolaannya.
Mereka juga menyoroti ada pemotongan dana bantuan pemerintah Program Indonesia Pintar (PIP) untuk keperluan amal jariyah.
Aksi ini mengundang perhatian kepala sekolah yang hadir memberikan klarifikasi, namun siswa menilai penjelasannya berbelit-belit.
Dampak dan Reaksi Demo mendapat perhatian luas dan viral di media sosial. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur juga memantau kasus ini.
Demo yang terjadi 25 Agustus 2025, juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap kondisi di mana guru dan siswa harus mengeluarkan biaya sendiri untuk kegiatan sekolah karena dana komite dianggap tidak tersedia secara transparan.
Para siswa membawa poster dengan kecaman dan tuntutan agar dana pengelolaan dikembalikan dan dikelola dengan baik serta tanpa penyalahgunaan.
Inti Tuntutan Demo
- Transparansi penggunaan dana iuran siswa dan dana komite
- Penghentian dugaan pungutan liar
- Kejelasan aliran dana infak dan sumbangan lain
- Tidak ada pemotongan dana PIP tanpa izin siswa
- Penjelasan soal kekurangan dana kegiatan sekolah yang memaksa siswa/guru keluar biaya sendiri
Respon Pihak Sekolah
Kepala sekolah memberikan klarifikasi soal tuntutan siswa. Namun siswa menilai penjelasan masih kurang memuaskan dan berbelit-belit
Mendapat perhatian terkait dugaan penyalahgunaan dana dana bantuan dan pungutan yang tidak jelas
Ini adalah ringkasan utama dari aksi demo siswa SMAK Kampak Trenggalek 2025 yang difokuskan pada tuntutan transparansi pengelolaan dana sekolah dan pemberantasan pungutan liar.
Kepala SMAN 1 Kampak, Bahtiar Kholili, terkait aksi demo siswa bahwa dana yang menjadi fokus tuntutan siswa memang dana komite sekolah atau sumbangan sukarela.
Ia menjelaskan bahwa ada dua jenis sumbangan, yaitu untuk peningkatan mutu pendidikan dan untuk amal jariyah berupa pembangunan fisik, salah satunya adalah pembangunan masjid.
Bahtiar menjelaskan sumbangan amal jariyah besarnya tidak ditentukan, namun disepakati dalam rapat komite sebesar Rp 500 ribu/ siswa, angka ini berasal dari pembagian rencana anggaran pembangunan fasilitas terhadap jumlah siswa.
Ia juga menyebutkan ada iuran lain yaitu tabungan akhirat (Tabarot) yang disetorkan setiap penerimaan raport atau satu kali selama 4 tahun.
Mengenai sumbangan ini, Bahtiar menegaskan sifatnya imbauan sukarela, bukan pungutan wajib. Namun pun demikian, para siswa menilai penjelasan kepala sekolah kurang memuaskan dan berbelit-belit sehingga memicu ketidakpuasan dan demo tersebut.
Selain itu, ada tuntutan dari siswa agar kepala sekolah mundur dari jabatannya karena tuduhan penyelewengan anggaran, yang oleh pihak sekolah direspons dengan klarifikasi dan kesediaan kepala sekolah untuk menanggapi aspirasi tersebut. **