Penulis: Adi Wardono | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, PATI-Warga Dukuh Lembah, Desa Mojo, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, digegerkan teror pocong jadi-jadian saat acara hajatan, Minggu malam (9/11/2025). Video penangkapan pocong itu viral di media sosial dan disangkutpautkan dengan pesugihan.
Dalam video yang beredar tampak warga memegangi mukena berwarna putih yang diduga digunakan pocong jadi-jadian. Saat ditangkap sosok dalam mukena itu kabur. Warga pun ramai-ramai berteriak untuk membakar mukena itu, karena pelakunya tak tertangkap.
Saat dikonfirmasi, Kepala Unit (Kanit) Provos Kepolisian Sektor (Polsek) Cluwak, Aiptu Bambang Asmoro, menjelaskan teror pocong itu terjadi saat pertunjukan orkes dangdut di rumah Muallim saat acara khitanan.
Kemunculan pocong itu pertama kali diketahui oleh ibu-ibu yang sedang memasak di belakang rumah.
“Itu, kan ada ibu-ibu masak di belakang rumah. Yang satu masak, yang satu mungkin cuci piring. Dari belakang muncul diduga teror pocong. Akan tetapi, entah maksud dan tujuannya apa, belum tahu, intinya menakut-nakuti, karena pelakunya nggak sempat ketangkap,” bebernya saat dihubungi lewat telepon oleh awak media, Rabu (12/11/2025).
Sontak saja, para ibu-ibu itu berteriak ketakutan, dan warga yang di depan kemudian berlari menghampiri dan mengejar sosok diduga pocong itu. Sayangnya, yang ditangkap hanyalah kain atasan mukena. Mukena pun kemudian hendak dibakar oleh warga yang menangkap.
“Pada saat ibu-ibu teriak, dari dalam rumah keluar orang bermaksud menangkap, tetapi pas ditangkap hanya rukuh (mukena), pelaku dlosor (tersungkur) lalu lari. Itu hanya rukuh, rukuh aja itu bagian atas, nggak komplet,” terangnya.
Kepala Desa Mojo, Wiwit Edy Wuryanto, menduga motif pelaku melancarkan aksi tersebut sebagai bagian dari pesugihan. Mengingat, tidak hanya sekali ini warga melihat pocong tersebut.
”Motifnya, ya mencari uang, pesugihan mungkin. Kalau kemunculan ada beberapa kali yang lihat. Tapi penangkapan baru sekali ini,” tutur Wiwit.
Selain itu, warga Desa Mojo juga sering kehilangan uang. Mulai dari pecahan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Hal ini memperkuat dugaan motif pocong jadi-jadian tersebut yakni pesugihan.
”Munculnya tidak setiap hari. Tapi kemarin ndilalah muncul saat hajatan. Wilayah di sini dari informasi ibu-ibu itu sering kehilangan uang. Dari Rp 50 ribu sampai 100 ribu itu sering. Seperti uang gendelan Rp 1 juta itu hilang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,” ujar Wiwit.
Namun, saat hajatan di rumah Muallim tersebut, Kades Wiwit tak mengetahui ada atau tidaknya uang yang hilang. Makanya, ia pun meminta masyarakat untuk waspada.
”Kalau hajatan kemarin belum tahu ada uang yang hilang. Yang punya hajat Muallim,” ucapnya.***









