Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM-LONDON: Seorang ahli urologi senior menyarankan agar pria sebaiknya buang air kecil.(BAK) dengan posisi duduk, bukan berdiri. Di Jerman, kebiasaan ini sudah lebih umum dilakukan.

Meski terdengar tidak biasa bagi sebagian orang, menurut ahli urologi asal Inggris, cara terbaik untuk buang air kecil adalah dengan duduk di toilet, bukan berdiri. Pernyataan ini disampaikan oleh ahli bedah urologi Gerald Collins dari Alexandra Hospital, Cheshire, Inggris, dalam wawancara dengan The Telegraph.
Jawaban ini tidak diduga sebelumnya, sebab merupakan jawaban komentar merujuk pada hasil survei YouGov yang meneliti kebiasaan buang air kecil pria, pada tahun 2023.
Survei tersebut melibatkan lebih dari 7.000 pria dari 13 negara. Sebagian besar responden mengaku lebih memilih berdiri saat buang air kecil.
Jangan Lewatkan
Baca juga: Tanpa Ban Cadangan, Mobil Listrik Ketar-ketir, Ini Alasan dan Solusi
Baca juga: Niatnya Diet, Namun Pemanis Sukralosa Malah Tingkatkan Rasa Lapar
Baca juga: Update Kasus Lisa dan Ridwan Kamil: Kedua Pihak Siap Tempuh Jalur Hukum
Namun budaya orang Jerman berbeda, sebanyak 40% pria di Jerman mengatakan bahwa mereka selalu buang air kecil dalam posisi duduk. Berbeda di Amerika Serikat hanya 10% yang melakukan BAK sambil duduk.
Menurut Collins, posisi duduk lebih efektif karena memungkinkan otot panggul dan tulang belakang lebih rileks. Hal ini membuat aliran urin lebih lancar dan membantu pengosongan kandung kemih secara maksimal.
Pengosongkan kandung kemih secara tuntas saat buang air kecil penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, terutama pada saluran kemih dan organ terkait. Berikut alasannya:
1. Mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Sisa urin di kandung kemih bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri, meningkatkan risiko infeksi.
2. Mengurangi Risiko Batu Kandung Kemih
Urin yang tertinggal bisa membentuk kristal yang berkembang menjadi batu kandung kemih, menyebabkan nyeri dan kesulitan buang air kecil.
3. Mencegah Retensi Urin
Jika kandung kemih tidak dikosongkan sepenuhnya, bisa terjadi retensi urin yang menyebabkan nyeri dan kesulitan buang air kecil di kemudian hari.
4. Mengurangi Tekanan pada Ginjal
Kandung kemih yang tidak kosong sempurna dapat meningkatkan tekanan balik ke ginjal, berisiko menyebabkan kerusakan ginjal dalam jangka panjang.
5. Menghindari Rasa Tidak Nyaman
Sisa urin bisa menyebabkan perasaan ingin buang air kecil terus-menerus dan membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Dengan duduk saat buang air kecil dapat membantu pengosongan kandung kemih lebih baik karena posisi ini membuat otot panggul lebih rileks.
Manfaat ini semakin penting bagi pria lanjut usia, terutama karena masalah prostat yang semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia.
Pembesaran prostat dapat menghambat saluran kemih dan umum terjadi pada 40% pria berusia 50-an, 70% pria berusia 60-an, serta 80% pria di atas 80 tahun.
Meskipun ada manfaat kesehatan, survei YouGov menunjukkan bahwa pria yang lebih tua cenderung enggan duduk saat buang air kecil. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa duduk saat buang air kecil dianggap kurang “maskulin.” (mirip wanita,)
35% pria Amerika yang berusia di atas 55 tahun mengaku tidak pernah duduk saat buang air kecil, sementara pada kelompok usia 18-24 tahun, hanya 21% yang memiliki kebiasaan serupa.
Di Jerman, pandangan serupa juga masih ada. Bahkan, terdapat istilah “Sitzpinkler” yang digunakan secara merendahkan bagi pria yang buang air kecil sambil duduk.
Namun, budaya mulai berubah. Beberapa toilet umum di Jerman kini memiliki peringatan yang meminta pria untuk tidak buang air kecil dalam posisi berdiri.
The Telegraph melaporkan bahwa di beberapa toilet umum, terdapat rekaman suara mantan Kanselir Jerman Angela Merkel yang menegur pengguna jika mereka mengangkat dudukan toilet.
Salah satu alasan utama KEBIJAKAN ini adalah untuk mengurangi percikan urin yang bisa mengotori lantai. Sebuah penelitian menemukan bahwa — cipratan urin — dapat terpental dari toilet dan menyebar hingga tiga meter. Hal ini terjadi karena saat berdiri, aliran urin keluar dengan tekanan lebih tinggi.
Selain itu, penelitian dari Universitas Colorado Boulder mengungkap bahwa menyiram toilet tanpa menutup tutupnya dapat menyebabkan penyebaran kuman ke udara.***