KREDONEWS.COM, JAKARTA- Pada tahun 2023, Indonesia mengimpor sebanyak 2,8 juta ton garam dengan nilai mencapai US$135,3 juta (sekitar Rp 2,156 triliun). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2022 yang tercatat sebesar 2,75 juta ton

Zulkifli seusai Rapat Koordinasi Terbatas Tingkat Menteri Bidang Pangan 2024 di Jakarta, Kamis, 28 November 2024, mengatakan bahwa kebijkasanaan itu mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional.
“Dari Menteri Kelautan, karena tanggung jawab untuk garam itu bagian dari pangan, harus swasembada dan tahun depan kita tidak boleh impor garam untuk konsumsi lagi. Itu diatur oleh Perpres 126, nggak boleh lagi (impor),” kata Menko Pangan.
Dia mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan agar mampu memperkuat kapasitas produksi garam dalam negeri guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
- Tahun 2023: Kebutuhan garam diperkirakan mencapai 5 juta ton. Ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya, di mana kebutuhan pada tahun 2022 adalah sekitar 4,5 juta ton
- Tahun 2022: Kebutuhan garam mencapai 4,5 juta ton, dengan sebagian besar digunakan untuk keperluan industri, yang meningkat dari 83% menjadi 91% pada tahun 2023
- Kenaikan Kebutuhan: Kebutuhan garam meningkat dari 3,5 juta ton pada tahun 2016 menjadi angka yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya, menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan
Sebagian besar kebutuhan garam di Indonesia berasal dari sektor industri, seperti manufaktur dan pengolahan makanan, yang sangat bergantung pada kualitas garam yang memenuhi standar tertentu. Meskipun Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi garam sendiri, negara ini masih mengandalkan impor untuk memenuhi kekurangan tersebut, dengan total impor mencapai 2,8 juta ton pada tahun 2023. **