Menu

Mode Gelap

Headline

Sudah Berisi 19 Patung, FH UGM Inisiasi Museum Patung Koruptor Indonesia

badge-check


					FH UGM mulai membukan museum Koruptor Indonesia, berdiri sejak 19 Juni 2025, telah berisi 19 patung koruptor kelas kakap Indonesia. Foto: tagar.co Perbesar

FH UGM mulai membukan museum Koruptor Indonesia, berdiri sejak 19 Juni 2025, telah berisi 19 patung koruptor kelas kakap Indonesia. Foto: tagar.co

Penulis: Adi Wardhono   |    Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, JOGYAKARTA– Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, meresmikan Museum Koruptor Indonesia pertama di Indonesia yang menampilkan potret wajah para koruptor kelas kakap di Indonesia lengkap dengan rompi merah muda yang biasa dipakai saat sidang di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Museum Koruptor FH UGM muncul dalam acara seminar dan talkshow yang digelar bersamaan dengan peresmian museum, menghadirkan: pembicara Suroto, S.H. M.H., Kepala Kejaksaan Negeri Yogyakarta; Dr. Agustinus Herimulyanto, S.H., M.H.Li., Kasubdit TPP & TPPU Direktorat UHLBEE Jampidsus; Sri Wiyanti Eddyono, S.H., LL.M. (HR), Ph.D., dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM

Acara ini juga dipandu oleh Nathan Sidabutar, mahasiswa FH UGM, dan Reza Ahmad, Chief Editor Jaksapedia. Mereka membahas berbagai isu terkait korupsi dan keadilan restoratif dalam konteks peluncuran Museum Koruptor Indonesia di UGM.

Talkshow terkait Museum Koruptor FH UGM digelar pada Kamis, 19 Juni 2025, pukul 15.00 hingga 20.00 WIB, bertepatan dengan acara “Sound of Justice 2025 Goes to Campus” yang diselenggarakan di Fakultas Hukum UGM.

Museum Koruptor UGM itu sudah berisi Museum Koruptor Indonesia di Fakultas Hukum UGM memamerkan 19 patung wajah para koruptor kelas kakap di Indonesia, bukan hanya sekadar pameran, melainkan ruang edukasi dan kritik sosial yang menyuguhkan galeri visual dan data kronologis berbagai kasus korupsi besar di Indonesia, termasuk nama pelaku, modus kejahatan, dan nilai kerugian negara yang ditimbulkan. Tokoh-tokoh yang dipajang antara lain mantan Menkominfo Johny G. Plate, Harvey Moeis, dan Zarof Ricar.

Museum ini bertujuan menyuntikkan rasa malu sosial terhadap korupsi dan meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat agar tidak permisif terhadap praktik korupsi yang merusak negara. UGM mengambil peran edukasi moral yang kuat melalui visualisasi kasus nyata korupsi, yang selama ini kurang diangkat oleh pemerintah.

Seniman yang membuat patung di Museum Koruptor Indonesia di UGM adalah Dwi Taufan Hidayat. Museum ini merupakan karya seni politik yang menampilkan wajah-wajah nyata para pelaku korupsi beserta data kronologis kasus besar di Indonesia, dan Dwi Taufan Hidayat disebut sebagai seniman yang terlibat dalam pembuatan karya seni tersebut.

Dwi Taufan Hidayat adalah Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bergas, Kabupaten Semarang, yang dikenal sebagai pembuat Museum Koruptor Indonesia yang menampilkan artefak orang-orang korup. Museum ini dibuat sebagai bentuk kritik dan edukasi terhadap praktik korupsi di Indonesia.

Museum Koruptor Indonesia yang diresmikan oleh Fakultas Hukum UGM berisi galeri visual yang menampilkan wajah-wajah nyata para pelaku korupsi di Indonesia beserta data kronologis berbagai kasus korupsi besar yang merugikan negara.

Informasi yang disajikan mencakup nama-nama pelaku, metode kejahatan yang digunakan, serta besaran kerugian negara akibat korupsi tersebut. Beberapa tokoh yang dipamerkan antara lain Meninfo John G., yang terkait kasus proyek BTS, Moeis dalam skandal korupsi nikel, dan Zarof Ricar yang dikenal sebagai “mafia peradilan”.

Isi utama dari galeri visual dan data kronologis di Museum Koruptor Indonesia di UGM adalah penyajian wajah-wajah nyata para pelaku korupsi beserta profil dan kronologi lengkap berbagai kasus korupsi besar yang terjadi di Indonesia.

Galeri ini menampilkan informasi detail tentang nama-nama koruptor, modus operandi, serta dampak kerugian negara yang ditimbulkan oleh tindak korupsi tersebut. Pendekatan ini berbeda dari museum konvensional karena menggabungkan elemen visual interaktif dengan data kronologis untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang praktik korupsi dan sejarah kasus-kasus besar korupsi di Indonesia

Museum ini dirancang untuk membangun kesadaran hukum terutama di kalangan mahasiswa melalui pendekatan yang interaktif dan menggugah emosi, serta berfungsi sebagai cermin untuk menyoroti praktik korupsi yang telah merusak negara.

Museum Korupsi Indonesia di Universitas Gadjah Mada (UGM) diresmikan pada tanggal 19 Juni 2025 dalam acara “Sound of Justice” yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Kejaksaan RI. Namun, dari hasil pencarian tidak ditemukan informasi spesifik mengenai siapa yang secara resmi meresmikan museum tersebut. **

 

 

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

MA Kabulkan Gugatan Muhammad Taufik: Melarang Seluruh Ekspor Pasir Laut, karena Merusak Ekosistem

27 Juni 2025 - 11:01 WIB

Peringatan Tahun Baru 1447 Hijriyah, Salmanudin Berpesan Jadilan Pribadi Amanah dan Peduli Sesama

27 Juni 2025 - 09:21 WIB

Job Fair 2025, Wabup Salmanudin: Jombang Ingin Ciptakan Ekosistem Kerja Inklusif Berkalanjutan

27 Juni 2025 - 08:48 WIB

Hadi Atmadji Pimpin Rapat Paripurna RPJM 2025-2029, Jawaban Bupati Jombang Warsubi

27 Juni 2025 - 08:12 WIB

Tukang Cat Ini Cantiknya Kebangetan, Netizen Terpesona

26 Juni 2025 - 21:50 WIB

Oktober 2025, Windows 10 Akan Tamat

26 Juni 2025 - 21:08 WIB

MK Putuskan Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah Mulai 2029

26 Juni 2025 - 19:53 WIB

Istri Siri Meramu Potasium dengan Racun Tikus Bunuh Suaminya, Fauziah: Puncak Tekanan KDRT Sejak 2019

26 Juni 2025 - 19:10 WIB

Pasar Murah di Desa Jipurapa Plandaan Jombang: Beras Medium Rp 62.500/5 Kg

26 Juni 2025 - 18:04 WIB

Trending di News