Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Saat Chen Yu Fei mengangkat tangannya untuk merayakan di Stadion Indoor Singapura, yang ia rasakan bukan sekadar lega – melainkan sangat lega.
Kemenangannya di perempat final atas An Se Young dengan skor 21-13 21-16 di KFF Singapore Open 2025 lebih dari sekadar kemenangan taktis. Itu adalah momen penebusan.
“Sejak Olimpiade, orang-orang terus bertanya kapan pemain Tiongkok akan mengalahkan An lagi,” kata Chen, yang telah kalah dua kali dari bintang Korea tahun ini. “Ada banyak keraguan dari luar, tetapi sekarang setelah saya pulih, saya merasa saya bisa bersaing dengannya.”
Kemenangan ini mengakhiri rekor tak terkalahkan An pada tahun 2025 dan menandai kemenangan pertama Chen atas dirinya sejak Indonesia Open bulan Juni lalu. Sementara Chen berbicara tentang “pemulihan, penyesuaian, dan perubahan mentalitas”, An berterus terang tentang perjuangannya sendiri.
“Saya tidak bisa memainkan permainan saya atau meningkatkan kecepatan saya,” kata An, yang kembali beraksi di HSBC BWF World Tour setelah istirahat dua bulan menyusul kemenangannya di All England. “Pergeseran ini memengaruhi semua orang, ini hanya masalah siapa yang memiliki kendali dan fokus yang lebih baik pada hari itu.
“Ya, saya kalah dalam satu pertandingan, tetapi ini bukan akhir musim. Saya perlu meningkatkan kemampuan dan terus bekerja keras untuk turnamen mendatang,” tambah pemain peringkat 1 dunia itu, yang kekalahan terakhirnya juga dialami pemain Tiongkok – Wang Zhi Yi di semifinal HSBC BWF World Tour Finals pada bulan Desember.
Chen tetap membumi.
“Satu pertandingan tidak berarti saya kembali ke performa puncak,” katanya. “Namun hari ini, saya sudah sepenuhnya siap dan eksekusi saya lebih baik.
“An masih merupakan salah satu pemain terkuat. Setiap pertarungan dengannya adalah kesempatan untuk belajar dan menantang diri.”***
