Penulis: Adi Wardhono | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, YOGYAKARTA- Aksi demo ibu-ibu di Yogyakarta menuntut penghentian program Makan Bergizi Gratis (MBG) , Jumat, 26 September 2025, sekitar pukul 16.00 WIB di sisi timur bundaran UGM, Sleman.
Wakil Kepala PGN, Nanik S. Deyang sudah menyatakan permohonan maaf atas kasus kercunan itu. Sambil berurai air mata, perempuan itu mengatakan sangat merasakan betapa sedih dan dan khawatir atas kejadian itu.
“Saya sebagai ibu merasakan anak saya panas saja sudah kebingunan. Apalagi anak-anak ini mengaami kercunan. Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami berjanji untuk memperbaiki seluruh kinerja BGN, minta kerja dan seluruh proses penyediaan MBG ini,” kata nanik.
Ratusan perempuan emak-emak terutama yang memimi anak sekolah mempunya kekhawatiran yang sama, soal pelayanan dan sajain makan dapur mitta yang belu mampu menjamin keamanan menu yang disajikan untuk anak-anak sekolah, penerima BMG.
Mereka membawa alat masak seperti panci yang dipukul bersama sebagai bentuk protes dan membawa poster-poster kritikan terhadap program MBG yang dinilai menyebabkan keracunan massal.
Sejumlah ibu-ibu di Yogyakarta yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia, dipimpin kooordiantor lapanga, Wangiastu Zakiyah itu turun ke jalan melakukan aksi demo di sisi timur Bundaran UGM, Sleman, menuntut agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan.
Aksi ini merupakan respons terhadap kasus keracunan massal yang terkait MBG yang telah menjangkiti ribuan anak sejak awal tahun 2025.
Para ibu memukul panci sebagai simbol protes dan membawa poster yang menyerukan penghentian program tersebut, dengan dasar bahwa MBG dianggap seperti percobaan yang merugikan anak-anak dan bahkan guru yang menjadi korban keracunan.
Mereka menuntut evaluasi total dan penghentian program MBG serta pertanggungjawaban pihak terkait, termasuk Presiden dan penyelenggara program MBG.
Tuntutan lain termasuk pengusutan kasus keracunan, transparansi, dan pemberantasan praktik korupsi dalam program ini.
Sepanjang tahun 2025 hingga akhir September, terjadi ribuan kasus keracunan yang terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia. Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan per 25 September 2025 terdapat 5.914 korban keracunan MBG yang tersebar di 3 wilayah besar di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut:
-
Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 korban.
-
Wilayah II (Jawa) sebanyak 41 kasus dengan 3.610 korban.
-
Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Indonesia Timur) sebanyak 20 kasus dengan 997 korban.
Total kasus keracunan tercatat sekitar 70 kasus hingga saat itu. Data lain dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat korban keracunan mencapai 6.452 anak hingga 21 September 2025, dengan peningkatan kasus di berbagai daerah seperti Bandung Barat, Cipongkor, dan lainnya.
Kasus ini menyebabkan berbagai bentuk gejala keracunan, mulai dari mual, sesak napas, hingga kondisi yang memerlukan perawatan medis serius. Banyak pihak mendesak agar program MBG dihentikan sementara untuk evaluasi menyeluruh demi menghindari korban lebih banyak lagi. **