Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JAKARTA– Said Didu mengatakan bahwa mantan rektor UGM Prof. Sofian Effendi mendapat tekanan dari kelompok pendukung Jokowi atau “Jokowi Lovers”. Pernyataan ini melalui akun pribadinya di platform X (sebelumnya Twitter) serta dalam beberapa wawancara dan unggahan video yang dirilis pada hari yang sama, Kamis 17 Juli 2025.
Sebelumnya Prof. Sofian Effendi secara resmi meminta maaf terkait pernyataannya yang meragukan keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo. Dalam surat tertulis yang ditandatangani pada 17 Juli 2025, mantan Rektor UGM itu menarik semua pernyataannya yang diunggah dalam video di kanal YouTube Langkah Update dan memohon agar video tersebut ditarik dari peredaran.
Ia menyampaikan permohonan maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang ia sebutkan dalam wawancara tersebut dan berharap agar polemik mengenai ijazah Presiden Jokowi segera dihentikan. Sofian juga menegaskan bahwa dirinya percaya pada pernyataan resmi Rektor UGM saat ini, Prof. Ova Emilia, yang menyatakan ijazah Jokowi asli dan sah sesuai bukti akademik universitas
Ia menyebut informasi ini berasal dari sumber di Yogyakarta, tempat Sofian berada, dan meminta masyarakat di Yogyakarta untuk menjaga dan mendukung Prof. Sofian Effendi agar terhindar dari tekanan tersebut
Ia mengungkapkan bahwa ada upaya pembungkaman terhadap Sofian setelah pernyataan kontroversialnya mengenai ijazah Jokowi, dan menyebut bahwa Sofian menghadapi tekanan setelah menyentuh isu ini. Said Didu juga meminta masyarakat di Yogyakarta untuk menjaga dan mendukung Sofian Effendi.
Selain itu, Sofian Effendi sendiri mengakui bahwa setelah pernyataannya viral, ia dihubungi oleh kelompok Jokowi Lovers yang menyatakan akan melaporkannya ke Bareskrim.
Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak hukum dan tekanan psikologis yang dirasakannya, terutama demi melindungi keluarganya. Namun, Sofian menegaskan tidak merasa diintimidasi secara langsung dan tidak mengetahui bahwa wawancaranya disiarkan secara live streaming.
Mantan Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi menarik pernyataannya soal ijazah Jokowi setelah mengalami tekanan psikologis yang cukup serius, khususnya dari kelompok pendukung Jokowi atau “Jokowi Lovers” yang berencana melaporkan dirinya atas dugaan fitnah.
Sofian mengaku khawatir akan dampak serius terhadap keluarganya, termasuk istri dan anak-anaknya, akibat polemik ini. Meski demikian, ia menyatakan bahwa dirinya tidak merasa diintimidasi secara langsung dan tidak dijebak dalam proses wawancara yang disiarkan secara live streaming tanpa ia ketahui sebelumnya.
Sofian berharap dengan menarik pernyataannya, hubungan antara dirinya dan pihak UGM, terutama dengan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia, bisa diperbaiki dan polemik mengenai ijazah Jokowi segera berakhir demi menjaga persatuan bangsa yang dinilainya lebih penting daripada memperpanjang konflik tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa pernyataan resmi UGM yang menyatakan ijazah Jokowi asli dan sesuai dengan bukti akademik adalah benar.
Pakar digital forensik yang hadir dalam wawancara, Rismon Hasiholan Sianipar, mengakui tekanan psikologis yang dihadapi Sofian, sehingga memaksa mantan rektor tersebut menarik pernyataannya, namun tetap mengapresiasi keberanian Sofian saat awal mengungkapkan keraguannya.
Rismon menambahkan bahwa siaran live streaming tersebut sudah mendapat persetujuan Sofian sebelumnya, meskipun Sofian tidak menyangka videonya akan tersebar luas.
Secara singkat, pencabutan pernyataan Sofian terutama dipicu oleh tekanan psikologis dari pendukung Jokowi dan kekhawatiran dampak hukum dan pribadi, terutama untuk keluarganya, serta keinginan untuk mengakhiri polemik yang merugikan UGM dan bangsa.**