
Kapel Sistine, yang sudah dipersiapkan untuk Konklaf 2025.
KREDONEWS.COM, SURABAYA – Para cardinal Katolik yang bertemu pada 28 April 2025 lalu telah menetapkan Rabu, 7 Mei 2025 sebagai tanggal dimulainya konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus.
Prosesi ini akan dilaksanakan secara rahasia dan tertutup di Kapel Sistina. Konklaf akan diikuti sekitar 133 kardinal dari seluruh penjuru dunia.

Proses konklaf yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu, dilaksanakan untuk menentukan pemimpin Gereja Katolik yang akan menggantikan Paus Fransiskus. Paus Fransiskus sendiri wafat pada Senin, (21/4/2025) lalu. Mendiang Paus Fransiskus dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) di Gereja Santa Maria Maggiore, Roma.
Tahapan-tahapan konklaf akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025. Berikut adalah jadwal pelaksanaan konklaf hari ini:
- Misa Kudus untuk Pemilihan Paus
Rangkaian dibuka pukul 10.00 waktu setempat, atau 15.00 WIB dengan Misa Kudus Pro Eligendo Romano Pontifice, yang artinya “untuk memilih Uskup Roma.”
- Prosesi Sakral menuju Konklaf
Pada pukul 16.30 waktu setempat, atau 21.30 WIB, dimulailah konklaf secara resmi. Para Kardinal Elektor yang berjumlah 133 orang dan memenuhi syarat usia di bawah 80 tahun, akan berjalan bersama-sama dari Pauline Chapel menuju Kapel Sistina dalam prosesi penuh doa, sambil melantunkan nyanyian Latin kuno “Veni Creator Spiritus”, sebuah permohonan akan kehadiran Roh Kudus.
Setelah sampai di Kapel Sistina, masing-masing kardinal akan meletakkan tangan di atas Kitab Suci dan mengucapkan sumpah kerahasiaan, menandakan komitmen penuh untuk menjaga integritas proses pemilihan.
Setelah seluruh kardinal memasuki ruangan, Master of Papal Liturgical Ceremonies akan mengucapkan kalimat tradisional yang berarti, “semua selain yang berwenang dipersilakan keluar”—”Extra omnes!” Pintu Kapel Sistina pun dikunci, menandai awal dari pemilihan tertutup yang disebut konklaf.
Prosesi Selanjutnya
- Pemungutan Suara
Berdasarkan diskresi para kardinal, pemungutan suara pertama dapat dilakukan pada malam yang sama. Seorang kandidat harus memperoleh mayoritas dua pertiga suara untuk dapat terpilih sebagai Paus.
Jika belum ada hasil maka asap hitam akan keluar dari cerobong Kapel Sistina, menandakan tidak ada Paus yang terpilih. Prosesi pemilihan pun akan berlanjut dalam beberapa hari berikutnya, dengan dua pemungutan suara setiap pagi dan sore hari.
Jika setelah beberapa putaran tetap belum tercapai kesepakatan, para kardinal diberikan kesempatan untuk berdoa dan berdiskusi informal, sebelum melanjutkan kembali proses pemungutan suara.
- Ketika Paus Baru Terpilih
Setelah seorang kandidat memperoleh suara yang cukup, asap putih akan mengepul dari Kapel Sistina, mengabarkan kabar gembira kepada dunia: Paus baru telah terpilih.
Paus terpilih kemudian akan ditanya apakah ia menerima hasil pemilihan dan nama yang ingin digunakan. Setelah itu, ia akan mengenakan jubah putih khas Paus dan tampil untuk pertama kalinya dari balkon Basilika Santo Petrus.
Di sana, Kardinal Proto-Diakon akan mengumumkan kabar bersejarah itu kepada umat dengan kalimat: “Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam!” (“Aku mengumumkan kepadamu kabar sukacita besar; kita memiliki Paus!”)
Paus yang baru akan kemudian memberikan berkat apostolik Urbi et Orbi, berkat resmi untuk Kota Roma dan seluruh dunia, dalam momen yang akan dikenang umat Katolik di seluruh dunia.