Penulis: Mbah Muryanto | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, MINA– Carut-marut dan penuh kekacauan pelaksanaan haji yang dialami para jamaah haji Indonesia saat hendak meninggalkan Musdalifah ke Mina terjadi dengan mengenaskan. Gara-gara kesulitan bus, ribuan jamaah haji terpaksa harus jalan kaki sekitar 8 km dari Musdalifah ke Mina.

Orang-orang tua dan orang-orang yang punya penyakit khusus banyak yang bertumbangan di jalan-jalan. Mereka tidak kuat harus berdesak-desakan dengan ribuan jamaah dari berbagai negara.
Sari, seorang jamaah haji dari Kabupaten Kediri kepada Kredonews.com, Jumat, 6 Mei 2025, melaporkan bahwa banyak orang yang menangis di jalan-jalan, karena tidak kuat menghadapi situasi seperti itu.
Ia mengatakan, teman-temannya yang sudah naik bus juga sudah 7 jam berada di dalam bus, karena bus tidak dapat berjalan akibat banyak orang yang memenuhi jalan-jalan.
Kekacauan pelaksanaan haji tersebut bukan disebabkan oleh pemerintah Indonesia dan petugas haji Indonesia, tetapi akibat perubahan kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi yang tidak dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara yang mengirim jamaah haji.
Mulai tahun ini, penanganan jamaah haji di Arab Saudi tidak ditangani satu syarikah, tetapi delapan sayarikah. Mereka masing-masing menangani rombongan jamaah haji berdasarkan urutan visa, padahal rombongan jamaah haji Indonesia berangkat berdasarkan kloter yang urutan visanya tidak sama.
Akibatnya saat mereka tiba di Arab Saudi, mereka harus berpencar-pencar hotel, karena satu kloter ditangani syarikah berbeda-beda.
Repotnya ketika terjadi kekacauan jamaah haji di Musdalifah yang hendak ke Mina yang tidak mendapat bus, mereka kebingungan harus mengadu kemana. Petugas haji Indonesia yang ada juga kebingungan hendak mengadu kemana.
Petugas syarikah dari Arab Saudi juga tidak ada di tempat. Mereka yang jumlahnya ratusan ribu akhirnya mengambil keputusan sendiri-sendiri dengan berjalan kaki beramai-ramai ke Mina.
Sejumlah jamaah mengalami ketidaknyamanan serius, termasuk soal keterlambatan penempatan kamar dan kekacauan dalam penempatan maktab. sejumlah jamaah harus menunggu dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya mendapatkan kamar.
Pelaksanaan haji tahun ini benar-benar amburadul. Penempatan maktab (pemondokan) yang menyebabkan sejumlah jamaah terpisah dari keluarganya setibanya di Arab Saudi.
Setelah kejadian perjalanan dari Musdalifah ke Mina yang kacau, semoga saat pelaksanaan lempar jumroh di Mina nantinya tidak terjadi kekacauan lagi. Namun kata Sari, banyak jamaah yang khawatir nantinya akan terjadi kekacauan.
Ia berharap agar pemerintah segera turun tangan melakukan kordinasi dengan pemerintah Arab Saudi. Kuota jemaah haji Indonesia 2025 mencapai 220.000 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 203.320 merupakan haji reguler sisanya 16.680 jemaah haji khusus yang ditangani melalui travel atau biro perjalanan haji. **