Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Wibisono
KREDONEWS.COM, JOMBANG – Tampaknya petani di Jombang boleh tersenyum pada musim panen tahun ini. Pasalnya, harga gabah di Tingkat petani masih di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kg.

Sejumlah petani mengeluh lantaran sulitnya mengakses Bulog untuk membeli gabah mereka, sehingga membuat para tengkulak berpesta-pora.
Pada musim panen tahun ini, ada sekitar 15ribu hektar lahan padi di seluruh Kabupaten Jombang dengan estimasi produksi sekitar 90ribu ton.
Pantauan di lapangan beberapa hari terakhir, para petani banyak yang tidak bisa mengakses Bulog lantaran berbagai alasan.
Padi (46 tahun), seorang petani di Peterongan mengatakan, untuk bisa dibeli Bulog, para petani harus mendaftar dan mengantre untuk bisa dibeli.
“Tapi, katanya gudang Bulog sudah penuh,” ujarnya.
Petani lain di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang juga mengeluhkan hal sama. Terbatasnya gudang Bulog dan tiadanya dryer menyebabkan tidak terjadi pembelian di tingkat petani.
“Katanya Gudang penuh, Bulog tidak ada dryer, dan antrean penuh,” keluh seorang petani.
Tersendatnya penyerapan Bulog memaksa petani melepas gabah mereka kepada para tengkulak. Sejumlah petani mengatakan, harga yang dipatok para tengkulak kisaran Rp6.100 sampai Rp6.200 per kg sehingga tidak bisa menikmati HPP yang dipatok pemerintah sebesar Rp6.500 per kg.
“Kalau gabahnya agak bagus, bisa Rp6.300 per kilogram,” kata Kusnan.
Menurutnya, para petani tidak mungkin menahan padinya di sawah karena akan semakin rusak. Belum lagi risiko diserang hama tikus atau risiko banjir.
“Ya, habis bagaimana lagi, terpaksa saya jual,” ujarnya.
Cari Mitra
H Warsubi, Bupati Jombang saat diminta komentarnya soal terhambatnya Bulog menyerap hasil panen, menyatakan bahwa gudang Bulog memang tidak mampu menampung.
“Gudang Bulog tidak mampu dan juga tidak ada dryer,” kata Abah Subi (panggilan akrab Bupati Warsubi) usai mengikuti siding paripurna DPRD Jombang, Kamis (17/05/2025).
Abah Subi mengatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyikapi perihal anjloknya harga gabah pada musim ini.
Hadi Atmaji, Ketua DPRD Jombang, menyatakan hal yang sama. Bulog memang kesulitan Gudang dan tidak memiliki dryer.
“Bulog gudangnya terbatas dan tidak ada dryer. Tapi Bulog akan cari mitra untuk menyerap hasil panen,” ujar Hadi di ruang kerjanya, Kamis (17/05/2025).
Dikatakan, untuk bisa dibeli Bulog, petani terlebih dahulu harus mendaftar dan akan dijadwal panennya.
Fernando Marcos, Wakil pimpinan Bulog Mojokerto mengatakan, Bulog terus menyerap hasil panen di wilayah Mojokerto dan Jombang.
“Setiap hari Bulog menyerap sekitar 600 sampai 700 ton gabah,” katanya.
Saat disampaikan bahwa ternyata Bulog tidak bisa menyerap hasil panen di sejumlah wilayah di Jombang, Fernando mengatakan bahwa setiap petani yang padinya hendak dibeli Bulog harus mendaftar terlebih dahulu.
“Harus mendaftar terlebih dulu, baru dijadwal panennya,” ujar Fernando, Kamis (17/05/2025) melalui sambungan selular.
Fernando tidak bisa memberi solusi perihal para petani yang terpaksa menjual padinya di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah yakni Rp6.500 per kg.