Penulis: Adi Agus Santoso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWSCOM, TUBAN-Suara gemericik air Sungai Silowo di Desa Mandirejo, Jawa Timur, berpadu dengan warna biru kehijauan yang eksotis. Barisan pohon sagu yang menjulang di tepi sungai menambah keteduhan, sementara ikan-ikan berlarian di dalam air, menciptakan harmoni alam yang menenangkan.
Kini, panorama itu bukan sekadar pemandangan biasa. Silowo telah menjelma menjadi destinasi ekowisata yang ramai dikunjungi. Wisatawan bisa bersantai di gazebo, berenang, atau menyusuri aliran sungai dengan kano. Rute kano sepanjang 500 meter menjadi wahana favorit, lengkap dengan aturan keselamatan berupa pelampung wajib.
“Konsepnya menghadirkan pesona Sungai Amazon versi mini yang unik dan memikat hati wisatawan,” ujar Maliki, ketua Pokdarwis Silowo. Tak hanya wisatawan lokal, Silowo juga menyambut turis asing dari Malaysia, Australia, hingga Kanada.
Perjalanan Silowo menuju popularitas tidaklah mudah. Dibuka pada 2019, destinasi ini sempat mati suri akibat pandemi. Bahkan ketika tiket masuk digratiskan, pengunjung tetap enggan datang. Harapan baru muncul pada 2022 lewat program desa berdaya. Awal 2023, sebuah video perjalanan wisata di Silowo viral di media sosial. Sejak itu, pengunjung mulai berdatangan.
Kini, jumlah wisatawan mencapai 10–15 ribu orang per bulan. Profit yang diperoleh digunakan untuk menambah fasilitas, terutama kano yang kini berjumlah 27 unit. Lebih dari sekadar tempat healing, Silowo juga menjadi sumber penghidupan bagi 35 karyawan dan 38 pemilik lahan yang disewa untuk pengelolaan.
Silowo adalah bukti nyata bagaimana masyarakat mampu menyulap sungai yang dulu terbengkalai menjadi destinasi ekowisata berkelanjutan. Dari mati suri, kini ia bangkit sebagai magnet wisata yang memikat hati siapa pun yang datang.****











