Penulis: Yami Wahyono | Editor: Gandung Kardiyono
KREDONEWS.COM, BANYUWANGI – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berikhtiar untuk melahirkan masyarakat yang cerdas bermedsos di era globalisasi.
Dalam sosialisasi secara daring, Sabtu (30/08/2025), Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, S. Si, M. IP mengatakan, informasi publik maupun saluran hiburan antara lain disebar melalui media sosial.
Agar masyarakat memperoleh manfaat dari informasi melalui medsos, maka upaya membekali masyarakat dengan literasi atau pengetahuan yang cukup dalam bermedsos harus terus dilakukan.
Karena media sosial ini menembus semua strata sosial ekonomi masyarakat, maka santri Pondok Pesantren Darunnajah, Kelurahan Tukangkayu, Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu kelompok masyarakat yang perlu dibekali dengan literasi digital.
Acara ini terselenggara atas kerja sama DPRD dan Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Sementara itu anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKB Dra. Hj. Ma’mullah Harun, M. Pdi mengutip pesan Menko yang Ketua Umum PKB H. Muhaimin Iskandar ahwasa guru madrasah dan santri ponpes harus melek informasi digital untuk menghindarkan masyarakat dari mudharat (sisi negatif) medsos.
Itu sebabnya putri KH Harun itu minta santri Ponpes Darunnajah perlu dibekali pengetahuan kecakapan digital untuk pendidikan, karakter akhlaqul karimah hingga untuk kepentingan berkehidupan berbangsa dan bernegara.
“Tujuannya agar santri tidak menjadi bagian golongan penyebar fitnah melalui medsos.
Juga menyadari bahaya judi online yang bertentangan dengan ajaran agama dan tidak sampai jadi pelaku fitnah lewat penyebaran hoaks seperti berita sesat, pornografi.
Kalau bisa sedapat mungkin santri ya mengurangi atau membatai penggunaan handphone di rumah,” tuturnya.
Juga tampil narasumber, Sekretaris Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Banyuwangi Rahmawati Setyoardini, S. IP, M, IP dan Miskawi, M. Pd, Ketua Prodi Sejarah Uniba.
Dini yang sejak 2004 pernah bekerja di bagian Humas Pemkab Banyuwangi mengungkapkan, Tik Tok menempati paling banyak pengguna dan rata-rata orang pegang HP 3 jam sehari.
“Akses informasi menjadi efektif dan mendorong partisipasi publik. Juga bisa untuk promosi dan branding sebagaimana video maupun vlog yang menggaet influencer yang terbukti mampu membuat orang paham Banyuwangi dan pariwisata jadi maju.”
Tetapi Dini juga mengingatkan bahwa di sisi lain medsos bisa jadi sarana untuk menyebar kebencian, pergaulan tanpa etika, cybercrime dan dampak negatif lainnya.
“Maka anak saya sekolah di pondok untuk memutus mata rantai keburukan bermedsos yang kurang bijak atau belum waktunya karena masih anak remaja! “
Sedang Miskawi yang juga Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Banyuwangi mengingatkan santri juga bijak menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Acara pembekalan literasi digital secara daring ini dipandu M. Bahas Qossam Syahzindah, S. Pd. **