Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Cerita Hari Ini: Penguasa Madura Jokotole Patahkan Serbuan Dempo Awang Melalui Perang Udara

badge-check


					Saudagar Tiongkok Dampo Awang/Dempu Awang Perbesar

Saudagar Tiongkok Dampo Awang/Dempu Awang

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-Dalam babad kuna, Dempo Awang dikisahkan sebagai tokoh dari negeri Tiongkok. Ia disebut sebagai anak raja atau pangeran juga saudagar. Namun, sang pangeran memiliki sifat buruk. Dengan kesaktiannya ia disebut membuat onar di beberapa negeri hingga ke tanah Sumenep.

Di Sumenep, waktu itu diperintah oleh penguasa yang tak kalah sakti mandraguna. Jokotole alias Ario Kudapanule yang bergelar Saccadiningrat. Keratonnya di Lapa, Dungkek. Ujung timur Sumenep sekaligus pulau Garam. Seperti kata pepatah, di atas langit masih ada langit.

Kesaktiaan Dempo Awang yang sepanjang perjalananya tak menemukan lawan seimbang, justru harus bertekuk lutut di kaki Jokotole. Perahu Terbang pangeran China itu hancur lebur dibabat cemeti Jokotole dengan Kuda Terbangnya. Tiang-tiangnya berhamburan menancap di beberapa lokasi, yang salah satunya di perempatan Desa Pandian Sumenep (tepatnya di kampung Pelar atau tiang dalam bahasa Indonesianya).

Begini ceritanya, dalam pemerintahan Adi Poday di Sapudi dan Joko Tole di Sumenep, konon pertanian pun menjadi maju . Sumenep yang kekuasaannya meliputi Sapudi ikut memperlancar hubungan yang proaktif kedua wilayah dalam mentransfer berbagai pengetahuan di segala bidang. Tidak sebatas bidang ekonomi, pengalaman Saccadiningrat Il yang sempat dibesarkan dalam keluarga pandai besi, ikut memperkuat bidang pertahanan Kerajaan Sumenep.

Banyak sekali versi yang berusaha menerangkan tentang siapa sebenarnya Dampo Awang tersebut. Ada yang mengaitkannya dengan ‘Sam Po Tualang’, bahkan menyamakannya sebagai “Laksamana Cheng Ho”. Berbeda dari itu ada pula versi lain yang menyatakan bahwa Dampo Awang adalah anak seorang raja Kerajaan Keling yang bernama “Bermana” seperti yang diungkap dalam tulisan Imam Farisi (1993: 92) tentang Bab I Babad Songennep.

Kisah rakyat yang ikut menceritakan seorang bernama Dampo Awang yang bercerita tentang seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya setelah pergi merantau dan dikutuk menjadi batu.

Tidak hanya itu, di kalangan orang-orang Madura ada pula yang meyakini bahwa Dampo Awang adalah seorang raja Bali. Terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, nama Dampo Awang cenderung menunjukkan sosok yang antagonis, demikian itu adalah hal pertama secara umum dalam gambaran tokoh ini. Dampo Awang juga dikenal dengan invasi militernya. Dalam legenda dikisahkan Joko Tole mengalahkan “armada China” yang dipimpin oleh Dampo Awang (Madura: Dhampo Abang) yang sempat menjarah Jawa.

Dalam perjuangan Joko Tole menahan invasi Dampo Awang tersebut ia menggunakan “Kuda Terbang” sehingga ia mampu memusnahkan kapal Dampo Awang . Tidak kalah dengan kesaktian Joko Tole, kapal milik Dampo Awang dipercaya mampu terbang. Belum diketahui pasti maksud dari gambaran kesaktian kedua belah pihak. Tampaknya hal itu untuk menggambarkan betapa besarnya kapal yang dipunyai oleh Dampo Awang. Kemenangan Joko Tole atas Dampo Awang dalam pertempuran laut itu dapat diartikan bahwa Sumenep mempunyai kemampuan militer maritim yang kuat.

Dalam peperangan itu Jokotole mengendari kuda terbang atas petunjuk pamannya yang bernama Adirasa. Di atas kudanya, Jokotole menahan kekang kudanya sehingga menoleh ke belakang, kemudian ia mencambukkan cumetinya hingga perahu Dampu Awang hancur. Dari kejadian inilah kuda Megaremmeng itu dijadikan lambang kerajaan Sumenep.

Pertempuran Pangeran Saccadiningrat II melawan Dampo Awang yang dalam konteks Madura merupakan seseorang yang antagonis memberi pengaruh bagi Sumenep. Mitos Kuda Terbang telah menjadi simbol rakyat turun-temurun. Oleh karena itu, Kuda Terbang (bersayap) ini telah dijadikan lambang Kabupaten Sumenep.

Lambang tersebut dianggap suatu simbol kepahlawanan, kejantanan, kekuatan, serta ketaatan tradisi. Simbolisasi kepahlawanan itu termasuk penjagaan atas harga diri Madura secara umum dan bagi Sumenep secara khusus. Dalam cerita itu, jika Joko Tole berhasil dikalahkan oleh Dampo Awang maka gadis-gadis Madura akan direnggut keperawanannya.

Akhir hayat Joko Tole/Raden Arya Kuda Panoleh, penguasa Sumenep yang bergelar Pangeran Saccadiningrat II ditakdirkan untuk gugur di medan laga. Suatu saat datang utusan raja dari Bali yang membawa surat rontal. Rombongan Bali menaiki kapal yang juga berisi seorang putra mahkota bersama pengawalnya. Entah karena apa penyebabnya, putra mahkota tersebut serta orang Bali yang menyertainya tiba-tiba mengamuk sehingga banyak orang yang terluka.

Pertempuran tidak dapat dielakkan lagi, Joko Tole yang telah lanjut usia dan dikenal telah memimpin rakyatnya dengan baik, terluka oleh tombak musuh. Para prajurit membawanya keluar dari peperangan yang berkecamuk. Ia dilarikan ke Desa Lapataman menuju Banasare. Akhirnya ia meninggal dunia pada 1460. Seluruh rakyatnya berkabung.

Jenazah Joko Tole/Raden Arya Kuda Panoleh/Pangeran Saccadiningrat II dimakamkan di Desa Lanjhuk. Tempat meninggalnya Joko Tole berada di antara/perbatasan Lanjhuk dan Sa-Assa yang kemudian disebut Desa Batang-Batang.

Perang yang menewaskan Joko Tole dipercaya akibat dendam keturunan raja dari Blambangan yang dibunuh oleh Joko Tole. Keturunan Menak Jayengpati banyak mengungsikan diri ke Bali. Di Bali mereka mendapat kedudukan yang baik dan dapat menguasai Bali. Untuk masa selanjutnya penyerangan Bali atas Sumenep masih terjadi. Alasannya ialah karena meskipun Joko Tole telah tewas akibat serangan ini, Sumenep tidak berhasil dikuasai oleh pasukan Bali.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerita Hari Ini: Menakjinggo Pria Sakti yang Dikibuli Ratu Majapahit

8 September 2025 - 13:00 WIB

Blood Moon Akan Terlihat di Seluruh Indonesia, Malam Ini

7 September 2025 - 18:44 WIB

Hantu Indonesia dengan Hantu Jepang Serupa Tapi Tak Sama

7 September 2025 - 15:55 WIB

Teknologi Phone Farm Untuk Pengaruhi Opini dan Perangkat Minimal yang Dibutuhkan

6 September 2025 - 19:56 WIB

Kita Tidak Pernah Bisa Menghitung Luas Lingkaran dengan Tepat

6 September 2025 - 07:49 WIB

Cerita Hari Ini: Di Indonesia, Aksi Protes Sudah Ada Sejak Era Majapahit

1 September 2025 - 15:28 WIB

Cerita Hari Ini: Kisah Raden Panji Dikelabui Kuntilanak Ganas Kalakunti di Hutan Keramat

26 Agustus 2025 - 11:37 WIB

Cerita Hari Ini: Sunan Bungkul, Petinggi Majapahit Penyebar Agama Islam Berumur 300 Tahun

25 Agustus 2025 - 11:43 WIB

Cerita Hari Ini: Kisah Sawunggaling Pukul Mundur 5.000 Pasukan Kompeni dan Tiga Kapal Perang

22 Agustus 2025 - 13:53 WIB

Trending di Uncategorized